MEDAN, SUMUTPOS.CO – Tewasnya M Rendi (23) yang ditembak Kopda US (40) ternyata membawa duka dan kesedihan yang mendalam. Bagaimana tidak, istri korban bernama Isnawati alias Beby (22) sedang dalam kondisi hamil tua.
Beby mendapat kabar suaminya meregang nyawa diterjang timah panas, tak mampu lagi berkata-kata. Sejak Senin (21/9) pagi, istri korban terus menangis dan menanti jenazah suaminya tiba di rumah duka. Bahkan, Beby nyaris pingsan karena tak sanggup mengetahui suaminya tak bernyawa lagi.
“Kenapa ini, kok suami saya ditembak,” ucap Beby yang memegangi dan mencium wajah suaminya sesaat setelah tiba di rumahnya.
Keluarga dan kerabatnya pun berusaha menenangkan Beby hingga akhirnya bersandar ke dinding. Namun, Beby terus menangis sambil mengelus-elus perutnya yang telah hamil delapan bulan.
Sejumlah ibu rumah tangga yang sempat ditanya mengaku tak habis pikir penembakan tersebut. “Heran juga kami, kok bisalah main tembak mati aja. Apa enggak bisa diselesaikan dengan cara lain. Padahal, istrinya sedang hamil tua, kan kasian bayinya,” tutur ibu-ibu di rumah duka.
Sementara itu, ayah Rendi, M Yogi Purnomo (43) meminta kepada Pangdam I/BB untuk memberikan penindakan tegas dan pecat pelaku dari kesatuannya. “Saya minta kepada petinggi TNI agar pelaku segera ditindak tegas. Bila perlu dipecat dari satuannya,” ujar Yogi di RSU Pirngadi Medan.
Amatan Sumut Pos, Rendy disemayamkan di rumah pamannya. Hal itu terpaksa dilakukan karena jalan menuju rumah Rendy sempit, dan dipadati tetangga, kerabat dan temannya. Sekira pukul 12.30 WIB, seorang ibu kandung Rendy yanbg baru tiba dari Aceh, Farmis setibanya di rumah duka langsung pingsan.
Mendengar adanya penembakan oleh oknum PM terhadap Rendy, Anggota Komisi I DPR dari Fraksi Partai Gerindra Andika Pandu Puragabaya mengaku prihatin, dengan adanya informasi yang menyebut seorang oknum TNI dari Kesatuan 1/5 Denpom Medan, melakukan penembakan terhadap seorang warga sipil hingga tewas. Apalagi jika sampai benar penembakan setelah sebelumnya terjadi keributan antar pengunjung di KTV and Pub New Zone.
“Kami tentu sangat prihatin dengan peristiwa ini. Namun saya akan cari informasi terlebih dahulu, seperti apa peristiwa sebenarnya,” ujar Andika saat dihubungi koran ini dari Jakarta.
Andika berharap ke depannya, jajaran TNI dapat lebih profesional dalam menjalankan tugas mengamankan negara. Jangan sampai terlibat dalam kegiatan-kegiatan di luar kewenangan yang diberikan oleh negara.
“Saran saya, tentunya harus dilakukan pengawasan lebih baik, dengan supremasi hukum lebih jelas. Supaya tidak terjadi hal-hal seperti itu,” ujarnya. (ris/ain/gir/ril)