MEDAN, SUMUTPOS.CO – Gerhana Matahari Total yang akan terjadi besok, Rabu (7/3) menjadi momen yang sulit dilewatkan masyarakat Indonesia. Pasalnya ada beberapa unsur GMT tahun ini yang begitu menarik, di antaranya lintasan GMT melalui 12 provinsi di Indonesia. Faktanya, sangat jarang GMT melalui daratan yang begitu luas. Bahkan, ada kalanya GMT hanya terjadi di lautan.
Karena itu, agar fenomena alam tersebut dapat disaksikan masyarakat Medan sekitarnya, Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) mengadakan pengamatan dan sekaligus salat gerhana matahari berjamaah.
Pengamatan dan salat berjamaah tersebut digelar di Lantai 7 Kampus Pascasarjana UMSU, Jalan Denai No. 217 Medan, mulai pukul 06.30 WIB hingga 08.30 WIB.
Humas UMSU, Ribut Priadi mengatakan, kegiatan tersebut dibuka untuk umum dan gratis. Masyarakat bisa menyaksikan fenomena langka tersebut di wilayah Indonesia barat dapat dilihat pada pukul 07.30 WIB, Indonesia tengah pada 08.35 WITA, dan Indonesia timur pada pukul 09.50 WIT.
“Pengamatan tersebut menggunakan fasilitas OIF (Observatorium Ilmu Falak). Disiapkan 500 kacamata gerhana bagi pengunjung tercepat untuk melihat proses alam tersebut,” ujarnya kepada Sumut Pos, Senin (7/3).
Disebutkannya, untuk pelaksanaaan salat gerhana dilaksanakan pukul 07.45 WIB. Sebagai Imam, Ustad Junaidi MSi dan Khatib Ustad Dalail Ahmad MA.
Astronom UMSU Dr Arwin Juli Rakhmadi Butar-butar mengatakan, Kota Medan akan dilintasi gerhana matahari sebagian dengan persentase kegelapan 77 persen. Gerhana dimulai 06.27 WIB dan berakhir 08.27 WIB. Puncaknya terjadi pada pukul 07.22 WIB dan berlangsung sekitar 2-3 menit.
Dia menuturkan, seperti dijelaskan para ilmuan yang menggeluti persoalan gerhana matahari bahwa pengamatan secara langsung dibilang berbahaya. Maka dari itu, dalam momen langka tersebut dianjurkan memakai filter matahari atau kacamata matahari. Semua itu karena besarnya radiasi matahari yang akan diterima kalau tidak menggunakan kacamata bisa menyebabkan kerusakan sampai kebutaan.
Dia menambahkan, gerhana matahari secara utuh terjadi pada 11 titik yaitu di Palembang, Bangka Belitung, Palangkaraya, Balikpapan, Sampit, Luwuk, Ternate, Tidore, Palu, Poso, dan Halmamera. (ris/bal)