26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Terkejut… Kok Ada Calhaj Titipan Pejabat

Tim Komisi IX Komisi DPR RI, berkunjung Kantor Wilayah Kementerian Agama Sumatera Utara, Jumat (26/8). Mereka menyoroti soal adanya calon haji sisipan yang dititipkan pejabat di Embarkasi Medan.
Tim Komisi IX Komisi DPR RI, berkunjung Kantor Wilayah Kementerian Agama Sumatera Utara, Jumat (26/8). Mereka menyoroti soal adanya calon haji sisipan yang dititipkan pejabat di Embarkasi Medan.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Karut-marut penyelenggaraan haji kembali terungkap. Selain banyaknya visa jamaah calon haji yang belum selesai, ada pula calon haji titipan pejabat yang mengorbankan kuota milik calon haji lainnya.

Tim Komisi IX Komisi DPR RI, menerima laporan adanya calon haji sisipan yang dititipkan pejabat di Embarkasi Medan, Jumat (26/8) siang. Ketua Tim Komisi IX DPR RI, Hj Ermalena mengaku terkejut mendengar laporan yang disampaikan Perwakilan Dinas Kesehatan Kota Medan, Dyan Nugraheny itu. Dikatakan Ermalena, jika informasi yang disampaikan itu benar, maka ini jelas melanggar ketentuan yang ada.

“Kalau begini, saya akan lapor Menteri Agama ini. Salah satu indikator Surya Darma Ali masuk penjara, ya begitu. Saya waktu itu menjadi salah satu saksi yang diperiksa Tipikor,” ujar Ermalena.

Karenanya, untuk mengusut persoalan ini, Ermalena meminta agar Dyan menyerahkan data calon haji yang disisipkan itu. Menurut politisi PPP ini, dirinya akan melakukan investigasi soal Calhaj sisipan tersebut. Jika informasi tersebut terbukti, dia akan meminta Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Sumatera Utara diproses.

“Orang sudah mengantre lama, namun haknya diambil. Tidak boleh dibiarkan itu,” kata Ermalena.

Melihat reaksi Ermalena yang begitu bersemangat, membuat Dyan Nugraheny gugup. Seketika, Dyan mengaku kalau apa yang disampaikannya itu merupakan peristiwa yang terjadi pada tahun 2015 lalu. Dia mengaku mengetahui ada 16 orang yang disisip, menggantikan calon haji yang batal berangkat dan mendampingi calon haji yang sakit. Disebutkannya, hal itu diketahuinya terjadi di Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH).

Sementara Kakanwil Kemenag Sumut, Tohar Bayoangin mengaku sepakat untuk dilakukan investigasi atas laporan itu. Dikatakan Tohar, dirinya akan bertindak tegas terhadap pelaku, khususnya jika ada keterlibatan orang di Kanwil Kemenag Sumut dan jajarannya. Ditegaskan Tohar, jika hal tersebut tidak diungkap, akan menjadi masalah besar.

“Ini jadi pertaruhan bagi saya. Harus diungkap itu. Walaupun tahun lalu, mana datanya biar diungkap,” tegas Tohar.

Selain itu, dalam kunjungan kerja Tim Komisi IX DPR RI ke Asrama Haji Medan, mereka menemukan empat masalah. Hj Ermalena menyoal jarak tempat pelayanan penerimaan ke tempat pelayanan kesehatan dan ke tempat pemondokan. Menurut Ermalena, jarak tersebut menyebabkan daya tahan tubuh Calhaj semakin menurun, walau sedikit. Terlebih, Calhaj Embarkasi Medan didominasi usia lanjut.

“Selain itu, secara geografis, dari desa mereka ke kabupaten lalu ke embarkasi, sudah cukup melelahkan,” ujar Ermalena saat berdialog di Gedung Raudah Asrama Haji Medan.

Kemudian, disebut Ermalena, pihaknya menemukan keterlambatan obat. Dikatakan Ermalena, keterlambatan obat itu merupakan hal yang sangat vital. Terlebih, kalau obat tidak sampai kepada Calhaj yang berusia lanjut dan memiliki penyakit bawaan.

“Bayangkan, 9 jam penerbangan, ditambah menunggu di bandara dan ditambah perjalanan menuju pemondokan. Bagaimana kalau tidak ada obat yang dibawa Calhaj. Setidaknya, penyakit diderita oleh Calhaj semakin parah, “ ujar Ermalena.

Anggota Komisi IX DRPR RI lainnya, Ali Mahir mengaku menemukan Calhaj yang gagal berangkat karena dimensia. Dikatakan Mahir, hal tersebut sangat disayangkan, karena Calhaj tersebut sebelumnya sudah melakukan berbagai persiapan. Seharusnya ketidaklayakan untuk berangkat itu sudah disampaikan di daerah Calhaj itu berasal.

“Terlebih hal ituseharusnya semakin mudah dianstisipasi dengan adanya buku kesehatan Haji yang diberi pada setiap calhaj,” ujar Mahir singkat.

Lebih lanjut, gilirian Elva Hartati yang menyampaikan temuan yang sama, yaitu adanya Calhaj yang menederita kanker paru. Dikatakan Elva, seharusnya hal itu sangat mudah dikenali karena berdasar hasil rongen, terlihat jelas paru Calhaj tersebut tinggal setengah. Akibatnya, disebut Elva jika istri dari Calhaj tersebut juga akhirnya tidak mau berangkat karena suaminya dinyatakan tidak dapat berangkat. Dengan begitu, disebut Elva jika seat menjadi kosong.

“Seharusnya pemeriksaan di Puskesmas harus tepat. Kalau memang sakit, tidak usah diberangkatkan,” ujar Elva singkat.

Tim Komisi IX Komisi DPR RI, berkunjung Kantor Wilayah Kementerian Agama Sumatera Utara, Jumat (26/8). Mereka menyoroti soal adanya calon haji sisipan yang dititipkan pejabat di Embarkasi Medan.
Tim Komisi IX Komisi DPR RI, berkunjung Kantor Wilayah Kementerian Agama Sumatera Utara, Jumat (26/8). Mereka menyoroti soal adanya calon haji sisipan yang dititipkan pejabat di Embarkasi Medan.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Karut-marut penyelenggaraan haji kembali terungkap. Selain banyaknya visa jamaah calon haji yang belum selesai, ada pula calon haji titipan pejabat yang mengorbankan kuota milik calon haji lainnya.

Tim Komisi IX Komisi DPR RI, menerima laporan adanya calon haji sisipan yang dititipkan pejabat di Embarkasi Medan, Jumat (26/8) siang. Ketua Tim Komisi IX DPR RI, Hj Ermalena mengaku terkejut mendengar laporan yang disampaikan Perwakilan Dinas Kesehatan Kota Medan, Dyan Nugraheny itu. Dikatakan Ermalena, jika informasi yang disampaikan itu benar, maka ini jelas melanggar ketentuan yang ada.

“Kalau begini, saya akan lapor Menteri Agama ini. Salah satu indikator Surya Darma Ali masuk penjara, ya begitu. Saya waktu itu menjadi salah satu saksi yang diperiksa Tipikor,” ujar Ermalena.

Karenanya, untuk mengusut persoalan ini, Ermalena meminta agar Dyan menyerahkan data calon haji yang disisipkan itu. Menurut politisi PPP ini, dirinya akan melakukan investigasi soal Calhaj sisipan tersebut. Jika informasi tersebut terbukti, dia akan meminta Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Sumatera Utara diproses.

“Orang sudah mengantre lama, namun haknya diambil. Tidak boleh dibiarkan itu,” kata Ermalena.

Melihat reaksi Ermalena yang begitu bersemangat, membuat Dyan Nugraheny gugup. Seketika, Dyan mengaku kalau apa yang disampaikannya itu merupakan peristiwa yang terjadi pada tahun 2015 lalu. Dia mengaku mengetahui ada 16 orang yang disisip, menggantikan calon haji yang batal berangkat dan mendampingi calon haji yang sakit. Disebutkannya, hal itu diketahuinya terjadi di Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH).

Sementara Kakanwil Kemenag Sumut, Tohar Bayoangin mengaku sepakat untuk dilakukan investigasi atas laporan itu. Dikatakan Tohar, dirinya akan bertindak tegas terhadap pelaku, khususnya jika ada keterlibatan orang di Kanwil Kemenag Sumut dan jajarannya. Ditegaskan Tohar, jika hal tersebut tidak diungkap, akan menjadi masalah besar.

“Ini jadi pertaruhan bagi saya. Harus diungkap itu. Walaupun tahun lalu, mana datanya biar diungkap,” tegas Tohar.

Selain itu, dalam kunjungan kerja Tim Komisi IX DPR RI ke Asrama Haji Medan, mereka menemukan empat masalah. Hj Ermalena menyoal jarak tempat pelayanan penerimaan ke tempat pelayanan kesehatan dan ke tempat pemondokan. Menurut Ermalena, jarak tersebut menyebabkan daya tahan tubuh Calhaj semakin menurun, walau sedikit. Terlebih, Calhaj Embarkasi Medan didominasi usia lanjut.

“Selain itu, secara geografis, dari desa mereka ke kabupaten lalu ke embarkasi, sudah cukup melelahkan,” ujar Ermalena saat berdialog di Gedung Raudah Asrama Haji Medan.

Kemudian, disebut Ermalena, pihaknya menemukan keterlambatan obat. Dikatakan Ermalena, keterlambatan obat itu merupakan hal yang sangat vital. Terlebih, kalau obat tidak sampai kepada Calhaj yang berusia lanjut dan memiliki penyakit bawaan.

“Bayangkan, 9 jam penerbangan, ditambah menunggu di bandara dan ditambah perjalanan menuju pemondokan. Bagaimana kalau tidak ada obat yang dibawa Calhaj. Setidaknya, penyakit diderita oleh Calhaj semakin parah, “ ujar Ermalena.

Anggota Komisi IX DRPR RI lainnya, Ali Mahir mengaku menemukan Calhaj yang gagal berangkat karena dimensia. Dikatakan Mahir, hal tersebut sangat disayangkan, karena Calhaj tersebut sebelumnya sudah melakukan berbagai persiapan. Seharusnya ketidaklayakan untuk berangkat itu sudah disampaikan di daerah Calhaj itu berasal.

“Terlebih hal ituseharusnya semakin mudah dianstisipasi dengan adanya buku kesehatan Haji yang diberi pada setiap calhaj,” ujar Mahir singkat.

Lebih lanjut, gilirian Elva Hartati yang menyampaikan temuan yang sama, yaitu adanya Calhaj yang menederita kanker paru. Dikatakan Elva, seharusnya hal itu sangat mudah dikenali karena berdasar hasil rongen, terlihat jelas paru Calhaj tersebut tinggal setengah. Akibatnya, disebut Elva jika istri dari Calhaj tersebut juga akhirnya tidak mau berangkat karena suaminya dinyatakan tidak dapat berangkat. Dengan begitu, disebut Elva jika seat menjadi kosong.

“Seharusnya pemeriksaan di Puskesmas harus tepat. Kalau memang sakit, tidak usah diberangkatkan,” ujar Elva singkat.

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/