29 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Yuk, Hunting Festival Ikan Nusantara dan Lomba Masak Ikan Nasional

Festival Ikan Nusantara dan dan lomba masak ikan nasional, akan digelar pada 1-17 Agustus 2017 di dua crossborder area di Pontianak dan Batam.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Anda hobi makan ikan? Gemar hunting kuliner ikan Indonesia yang lezat-lezat? Kalau ya, silakan langkahkan kaki ke Festival Ikan Nusantara (FIN) dan lomba masak ikan nasional, 1-17 Agustus 2017.  Ada banyak varian ikan lezat yang bisa dinikmati di dua crossborder area di Pontianak dan Batam.

“Ini sekaligus mempopulerkan wisata kuliner di Batam dan Pontianak,” kata Menpar Arief Yahya, Selasa (4/7).

Semua persiapan telah disusun dengan matang. Rapat koordinasi antarkementerian/le mbaga bahkan sudah dilakukan bersama antara Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki, Menkes Nila Muluk, Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan Nilanto Perbowo, Deputi Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Kemenpar Esthy Reko Astuti dan Presdir Femina Group Svida Alisyahbana.

Goalnya ada dua. Yang pertama, semua sepakat mematangkan persiapannya festival yang tujuan akhirnya mengajak masyarakat gemar makan ikan. Satunya lagi menjaring wisman sebanyak-banyaknya dari negeri tetangga.

Karena untuk membidik wisman atau wisatawan nusantara, lokasi yang dipilih ada di border area. Satunya Batam di Kepri dan Pontianak di Kalimantan Barat.  Keduanya sangat matching bila dikaitkan dengan crossborder tourism yang kerap dikibarkan Menpar Arierf Yahya melalui Festival Wonderful Indonesia di daerah perbatasan.

Selain itu, destinasi wisata kuliner di Batam dan Pontianak sudah tidak asing di lidah pemburu kuliner asal Malaysia dan Singapura. “Batam dan Pontianak karena keduanya ada di border area. Kedua kota itu sangat potensial mendatangkan wisman, terlebih kuliner olahan dua kota itu sudah tidak asing dengan negara tetangga,” ujar Deputi Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Esthy Reko Astuti di Jakarta, Selasa (4/6).

Selain dua kota tersebut kemenpar juga akan melakukan audisi di 9 kota lainnya. Audisi akan digelar di 11 kota, Biak Papua (11 Juli), Batam (16 Juli) dan Gorontalo (18 juli) serta delapan daerah lain nya seperti sumbar, kalbar, jawa barat  yogya, solo, NTB, NTT dan Sulawesi Selatan.

Hastag #PesonaMakanIkan, sejak menjelang makan siang, Selasa 4 Juli 2017 juga sudah ramai memperbincangkan soal kampanye makan ikan itu di media sosial.

Di tempat terpisah, Ketua Tim Percepatan Pengembangan Pariwisata Kuliner dan Belanja Kemenpar Vita Datau Messakh mengatakan, perairan di laut dan darat Indonesia menyimpan 2.500 jenis ikan laut dan 2.184 jenis ikan air tawar menjadikan warga di Indonesia dapat berkreasi menciptakan makanan tradisionalnya. Inilah kontributor utama terhadap kekayaan dan keanekaragaman gastronomi Indonesia.

“Lomba masak Ikan Nusantara ini sangat tepat karena Indonesia negara bahari. Selain alamnya yang indah, budayanya yang bagus, kulinernnya juga sangat enak. Terlebih hidangan kuliner berbahan ikan yang fresh dari tempatnya,” ujar Vita Datau.

Pindang Patin Palembang.

Lebih lanjut Vita menjelaskan ada dua cara untuk mengangkat kuliner-kuliner warisan Indonesia berbahan dasar ikan agar lebih dikenal dan mendunia. Pertama, ikan khas wilayahnya masing-masing diolah dengan cita rasa otentik daerah.

“Misalnya Pindang Patin Palembang  atau Gule kepala Kakap Medan atau Padang. Yang kedua, penyajiannya harus instagramable, agar bisa terlihat eye cacthing di sosmed. Sehingga sekalian bisa promosi ke seluruh dunia,” ucapnya.

Lebih lanjut Vita berharap, lomba masak Ikan Nusantara ini memunculkan menu-menu terbaik di Indonesia, sehingga bisa menjadi hidangan ikan yang bisa disajikan ke tamu negara yang datang ke Indonesia.

“Nantinya akan ada kreasi baru yang disukai anak-anak sebagai penerus bangsa. Sehingga menu ikan dapat di gemari semua kalangan. Syaratnya rasanya harus enak, bentuknya menarik, mudah menyiapakan dan mengolahnya agar ibu-ibu dirumah bisa mencoba memasak untuk anaknya. Makan ikan itu sehat dan bergizi, sehingga menjadikan anak-anak Indonesia pintar,” pungkas Vita.

Soal kuliner, pemerintah tidak ingin main-main menggarapnya. Potensinya sangat besar. Variannya masuk ke dalam tiga subsektor dalam industri kreatif yang memberikan sumbangan terbesar terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia.

Kuliner ada di posisi nomor satu dengan sumbangan sebesar Rp 209 triliun atau 32,5%. Setelah itu fashion sebesar Rp 182 triliun atau 28,3%, dan kerajinan sebesar Rp 93 triliun atau 14,4%. Menpar Arief

Yahya pun makin bersemangat. Mulai dari rancangan festival, strategi pemasaran, dan publikasi, semuanya dipersiapkan dengan matang.

“Festival Ikan Nusantara mendukung pengembangan Wisata Kuliner Indonesia. Hal yang tinggal dipikirkan adalah bagaimana mengemasnya menjadi kekuatan yang memiliki commercial value, bukan hanya cultural value. Dorong Batam dan Pontianak jadi destinasi wisata kuliner,” tutur Menpar Arief Yahya, yang asli Banyuwangi itu. (rel)

Festival Ikan Nusantara dan dan lomba masak ikan nasional, akan digelar pada 1-17 Agustus 2017 di dua crossborder area di Pontianak dan Batam.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Anda hobi makan ikan? Gemar hunting kuliner ikan Indonesia yang lezat-lezat? Kalau ya, silakan langkahkan kaki ke Festival Ikan Nusantara (FIN) dan lomba masak ikan nasional, 1-17 Agustus 2017.  Ada banyak varian ikan lezat yang bisa dinikmati di dua crossborder area di Pontianak dan Batam.

“Ini sekaligus mempopulerkan wisata kuliner di Batam dan Pontianak,” kata Menpar Arief Yahya, Selasa (4/7).

Semua persiapan telah disusun dengan matang. Rapat koordinasi antarkementerian/le mbaga bahkan sudah dilakukan bersama antara Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki, Menkes Nila Muluk, Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan Nilanto Perbowo, Deputi Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Kemenpar Esthy Reko Astuti dan Presdir Femina Group Svida Alisyahbana.

Goalnya ada dua. Yang pertama, semua sepakat mematangkan persiapannya festival yang tujuan akhirnya mengajak masyarakat gemar makan ikan. Satunya lagi menjaring wisman sebanyak-banyaknya dari negeri tetangga.

Karena untuk membidik wisman atau wisatawan nusantara, lokasi yang dipilih ada di border area. Satunya Batam di Kepri dan Pontianak di Kalimantan Barat.  Keduanya sangat matching bila dikaitkan dengan crossborder tourism yang kerap dikibarkan Menpar Arierf Yahya melalui Festival Wonderful Indonesia di daerah perbatasan.

Selain itu, destinasi wisata kuliner di Batam dan Pontianak sudah tidak asing di lidah pemburu kuliner asal Malaysia dan Singapura. “Batam dan Pontianak karena keduanya ada di border area. Kedua kota itu sangat potensial mendatangkan wisman, terlebih kuliner olahan dua kota itu sudah tidak asing dengan negara tetangga,” ujar Deputi Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Esthy Reko Astuti di Jakarta, Selasa (4/6).

Selain dua kota tersebut kemenpar juga akan melakukan audisi di 9 kota lainnya. Audisi akan digelar di 11 kota, Biak Papua (11 Juli), Batam (16 Juli) dan Gorontalo (18 juli) serta delapan daerah lain nya seperti sumbar, kalbar, jawa barat  yogya, solo, NTB, NTT dan Sulawesi Selatan.

Hastag #PesonaMakanIkan, sejak menjelang makan siang, Selasa 4 Juli 2017 juga sudah ramai memperbincangkan soal kampanye makan ikan itu di media sosial.

Di tempat terpisah, Ketua Tim Percepatan Pengembangan Pariwisata Kuliner dan Belanja Kemenpar Vita Datau Messakh mengatakan, perairan di laut dan darat Indonesia menyimpan 2.500 jenis ikan laut dan 2.184 jenis ikan air tawar menjadikan warga di Indonesia dapat berkreasi menciptakan makanan tradisionalnya. Inilah kontributor utama terhadap kekayaan dan keanekaragaman gastronomi Indonesia.

“Lomba masak Ikan Nusantara ini sangat tepat karena Indonesia negara bahari. Selain alamnya yang indah, budayanya yang bagus, kulinernnya juga sangat enak. Terlebih hidangan kuliner berbahan ikan yang fresh dari tempatnya,” ujar Vita Datau.

Pindang Patin Palembang.

Lebih lanjut Vita menjelaskan ada dua cara untuk mengangkat kuliner-kuliner warisan Indonesia berbahan dasar ikan agar lebih dikenal dan mendunia. Pertama, ikan khas wilayahnya masing-masing diolah dengan cita rasa otentik daerah.

“Misalnya Pindang Patin Palembang  atau Gule kepala Kakap Medan atau Padang. Yang kedua, penyajiannya harus instagramable, agar bisa terlihat eye cacthing di sosmed. Sehingga sekalian bisa promosi ke seluruh dunia,” ucapnya.

Lebih lanjut Vita berharap, lomba masak Ikan Nusantara ini memunculkan menu-menu terbaik di Indonesia, sehingga bisa menjadi hidangan ikan yang bisa disajikan ke tamu negara yang datang ke Indonesia.

“Nantinya akan ada kreasi baru yang disukai anak-anak sebagai penerus bangsa. Sehingga menu ikan dapat di gemari semua kalangan. Syaratnya rasanya harus enak, bentuknya menarik, mudah menyiapakan dan mengolahnya agar ibu-ibu dirumah bisa mencoba memasak untuk anaknya. Makan ikan itu sehat dan bergizi, sehingga menjadikan anak-anak Indonesia pintar,” pungkas Vita.

Soal kuliner, pemerintah tidak ingin main-main menggarapnya. Potensinya sangat besar. Variannya masuk ke dalam tiga subsektor dalam industri kreatif yang memberikan sumbangan terbesar terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia.

Kuliner ada di posisi nomor satu dengan sumbangan sebesar Rp 209 triliun atau 32,5%. Setelah itu fashion sebesar Rp 182 triliun atau 28,3%, dan kerajinan sebesar Rp 93 triliun atau 14,4%. Menpar Arief

Yahya pun makin bersemangat. Mulai dari rancangan festival, strategi pemasaran, dan publikasi, semuanya dipersiapkan dengan matang.

“Festival Ikan Nusantara mendukung pengembangan Wisata Kuliner Indonesia. Hal yang tinggal dipikirkan adalah bagaimana mengemasnya menjadi kekuatan yang memiliki commercial value, bukan hanya cultural value. Dorong Batam dan Pontianak jadi destinasi wisata kuliner,” tutur Menpar Arief Yahya, yang asli Banyuwangi itu. (rel)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/