29 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Wanita Mongol Itu Kembali Nongol

Dahlan Iskan

Najib Razak sudah tidak berkuasa lagi. Tapi Amina tetap tidak bisa pulang. Sudah mati di jurang. Bala juga tidak bisa pulang. Keburu meninggal karena serangan jantung.

Raja Petra mungkin bisa pulang. Dari persembunyiaannya di Manchester, Inggris. Kopral Polisi Sirul Azhar mungkin ingin pulang. Dari pelariannya di Australia.

Abdul Razak mungkin ingin pergi. Begitu juga Kol Pol Buyong. Dan istrinya, Letkol Pol Norhayati Hassan.

Tinggal tidak tahu entah apa yang diinginkan Najib Razak dan isterinya, Rosmah Mansor.

Itulah nama-nama yang terkait dengan matinya wanita muda asal Mongolia. Di hutan. Di jurang. Dekat dam. Di bukit dekat Syah Alam, Malaysia.

Pembunuhan ini sebenarnya sempurna. Wanita itu ditembak dua kali. Lalu dibawa dengan mobil ke gunung. Dilempar ke jurang. Diledakkan dengan bom C-4. Tidak ada yang menemukan. Tidak ada yang mengenali.

Kenalkan: wanita itu bernama sulit dieja dengan lidah Indonesia. Shaariibuugiin Attantuyaa. Tapi ada jalan keluar. Punya nama panggilan Amina.

Saat terbunuh umurnya 30 tahun. Cantik, tinggi, grapyak, mudah bergaul, berkulit bersih, modis, cerdas dan bisa lima bahasa: Monggolia, Russia, Mandarin, Inggris dan Prancis.

Pekerjaannya tidak jelas. Tapi orang Malaysia mengenalnya sebagai penerjemah.

Pergaulannya luas. Berkelana ke banyak negara. Menyertai tokoh-tokoh terkemuka.

Amina sebenarnya sudah punya anak dua. Ditinggal di orang tuanya. Waktu kecil Amina tinggal di Russia. Sekolah di sana. Umur 12 tahun pulang ke Mongolia.

Shaariibuugiin Attantuyaa dan Najib Razak.

Enam tahun kemudian kawin dengan pemain musik. Umur 18 tahun punya anak. Lalu cerai. Amina lantas ke Prancis. Sekolah mode. Dan kawin lagi. Punya anak lagi. Cerai lagi.

Tahun 2005 saat Malaysia mau membeli tiga kapal selam dari Prancis ada Amina. Yang ditugaskan untuk negosiasi waktu itu: Abdul Razak. Ketua lembaga kajian kementerian pertahanan.

Di Hongkonglah Abdul Razak bertemu Amina. Yang memperkenalkannya bukan sembarang orang: Najib Razak. Bosnya sendiri. Saat itu Najib menjabat menteri pertahanan. Amina dibawa ke Prancis. Abdul Razak kecantol. Atau mencantolkan diri.

Dahlan Iskan

Najib Razak sudah tidak berkuasa lagi. Tapi Amina tetap tidak bisa pulang. Sudah mati di jurang. Bala juga tidak bisa pulang. Keburu meninggal karena serangan jantung.

Raja Petra mungkin bisa pulang. Dari persembunyiaannya di Manchester, Inggris. Kopral Polisi Sirul Azhar mungkin ingin pulang. Dari pelariannya di Australia.

Abdul Razak mungkin ingin pergi. Begitu juga Kol Pol Buyong. Dan istrinya, Letkol Pol Norhayati Hassan.

Tinggal tidak tahu entah apa yang diinginkan Najib Razak dan isterinya, Rosmah Mansor.

Itulah nama-nama yang terkait dengan matinya wanita muda asal Mongolia. Di hutan. Di jurang. Dekat dam. Di bukit dekat Syah Alam, Malaysia.

Pembunuhan ini sebenarnya sempurna. Wanita itu ditembak dua kali. Lalu dibawa dengan mobil ke gunung. Dilempar ke jurang. Diledakkan dengan bom C-4. Tidak ada yang menemukan. Tidak ada yang mengenali.

Kenalkan: wanita itu bernama sulit dieja dengan lidah Indonesia. Shaariibuugiin Attantuyaa. Tapi ada jalan keluar. Punya nama panggilan Amina.

Saat terbunuh umurnya 30 tahun. Cantik, tinggi, grapyak, mudah bergaul, berkulit bersih, modis, cerdas dan bisa lima bahasa: Monggolia, Russia, Mandarin, Inggris dan Prancis.

Pekerjaannya tidak jelas. Tapi orang Malaysia mengenalnya sebagai penerjemah.

Pergaulannya luas. Berkelana ke banyak negara. Menyertai tokoh-tokoh terkemuka.

Amina sebenarnya sudah punya anak dua. Ditinggal di orang tuanya. Waktu kecil Amina tinggal di Russia. Sekolah di sana. Umur 12 tahun pulang ke Mongolia.

Shaariibuugiin Attantuyaa dan Najib Razak.

Enam tahun kemudian kawin dengan pemain musik. Umur 18 tahun punya anak. Lalu cerai. Amina lantas ke Prancis. Sekolah mode. Dan kawin lagi. Punya anak lagi. Cerai lagi.

Tahun 2005 saat Malaysia mau membeli tiga kapal selam dari Prancis ada Amina. Yang ditugaskan untuk negosiasi waktu itu: Abdul Razak. Ketua lembaga kajian kementerian pertahanan.

Di Hongkonglah Abdul Razak bertemu Amina. Yang memperkenalkannya bukan sembarang orang: Najib Razak. Bosnya sendiri. Saat itu Najib menjabat menteri pertahanan. Amina dibawa ke Prancis. Abdul Razak kecantol. Atau mencantolkan diri.

Artikel Terkait

Debat

Kisah Ikan Eka

Guo Nian

Sarah’s Bag Itu

Freeport

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/