32 C
Medan
Sunday, October 20, 2024
spot_img

Utamakan Kepentingan Anak dan Keluarga

Wanita di Balik Sukses Dua Politisi Lintas Generasi

Siapa yang tidak kenal anggota DPR RI Maruarar Sirait, apalagi sang ayah Sabam Sirait. Siapakah sosok wanita yang  paling berjasa dibalik kesuksesan keduanya meniti karir di panggung perpolitikan tanah air?

Yup, tidak lain berkat dukungan  penuh dari dr.Sondang Sidabutar,MM. Istri tercinta Sabam yang sekaligus ibunda dari tokoh muda Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang paling berpengaruh saat ini, Maruarar Sirait.

“Kebanyakan perempuan itu perasaan lebih dominan daripada objektifitas. Tapi mama, dia lebih dominan rasionalitas-objektifitas daripada perasaan,’’ujar Marurar Sirait.  Dikatakannya, mamanya juga betul-betul mengutamakan kepentingan anak dan keluarga daripada kepentingan sendiri. Terutama menyangkut pendidikan dan kesehatan.’’ Ini yang utama bagi dia, dibanding kepentingannya sebagai wanita dan istri dalam hal penampilan. Ini benar-benar kami rasakan di tengah kesederhanaan dari dahulu sampai sekarang,’’ujar  Maruarar.

Ungkapan Maruarar tentunya tidak berlebihan. Terbukti, ia tidak hanya sukses menghantarkan sang suami dan keempat buah hati menuju jenjang kesuksesan. Namun juga mampu menyelaraskannya dengan tetap aktif di dunia pekerjaan maupun organisasi. Buah nyata, salah satunya mantan dokter di Rumah Sakit Cikini, Jakarta ini juga mampu mendirikan Ikatan Demokrasi Wanita Indonesia (Ika Dewi). Lewat organisasi ini pula, beberapa kali Ia menyelenggarakan seminar berskala nasional. “Jadi sejak muda sampai tua, selalu aktif. Hingga setiap waktu yang kita lewati tidak terasa. Tahu-tahu sekarang sudah tua,”ungkap dokter lulusan Universitas Sumatera Utara (USU) tahun 1970 lalu ini.

Rahasia kesuksesan Sondang sebagai istri maupun ibu, ternyata sangat sederhana. Terhadap suami, ia mendukung penuh apapun yang dilakukan. Karena ia tahu, sejak masa muda Sabam telah mengabdikan diri memperjuangkan tegaknya demokrasi di Indonesia. Bahkan meski untuk itu, kerap urusan rumah tangga ia yang menghandle. Semisal inisiatif membangun kediaman yang mereka tempati saat ini.

Praktis mulai tahap perencanaan hingga selesai, rumah yang terletak di Bintaro, Jakarta Selatan saat ini, semuanya ia lakukan seorang diri. Sebelumnya Sabam mengaku ia sempat berpikir bahwa kalau berbuat baik dan mengabdi pada bangsa, maka otomatis rumah pun disediakan oleh negara. Namun ternyata hal tersebut tidak pernah kesampaian.

Bahkan menjelang Pemilu 1977, mereka justru digusur dari rumah dinas yang sebelumnya dipinjamkan. “Jadi istri yang duluan merasa bahwa itu nggak benar, makanya mengambil keputusan,”ujarnya. Diceritakannya, Sondang mengatakan, laki-laki itu harus punya rumah sebelum usia 40. Terhadap anak, Boru ni Raja yang berasal dari Tomok ini membiasakan sejak kecil untuk bebas mengutarakan pendapat. Cuma ada batasnya.  Dan itu tentunya juga dibarengi dengan mendekatkan sang buah hati pada ajaran kerohanian. “Biasanya setiap pagi kami  menyetel lagu-lagu gereja. Jadi anak nggak perlu dibangunkan, begitu mendengar lagu mereka langsung terbangun,’’ sebut  Sabam. Istrinya, Sondang biasanya terlebih dahulu mengantar anak-anak satu persatu ke sekolah. Baru kemudian ia berangkat bekerja ke RS.Cikini. “Nah dalam perjalanan ini, kita baca Renungan Harian. Di rumah juga dari kecil anak- anak  kita didik rajin ke gereja,’’sebutnya. (gir)

Wanita di Balik Sukses Dua Politisi Lintas Generasi

Siapa yang tidak kenal anggota DPR RI Maruarar Sirait, apalagi sang ayah Sabam Sirait. Siapakah sosok wanita yang  paling berjasa dibalik kesuksesan keduanya meniti karir di panggung perpolitikan tanah air?

Yup, tidak lain berkat dukungan  penuh dari dr.Sondang Sidabutar,MM. Istri tercinta Sabam yang sekaligus ibunda dari tokoh muda Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang paling berpengaruh saat ini, Maruarar Sirait.

“Kebanyakan perempuan itu perasaan lebih dominan daripada objektifitas. Tapi mama, dia lebih dominan rasionalitas-objektifitas daripada perasaan,’’ujar Marurar Sirait.  Dikatakannya, mamanya juga betul-betul mengutamakan kepentingan anak dan keluarga daripada kepentingan sendiri. Terutama menyangkut pendidikan dan kesehatan.’’ Ini yang utama bagi dia, dibanding kepentingannya sebagai wanita dan istri dalam hal penampilan. Ini benar-benar kami rasakan di tengah kesederhanaan dari dahulu sampai sekarang,’’ujar  Maruarar.

Ungkapan Maruarar tentunya tidak berlebihan. Terbukti, ia tidak hanya sukses menghantarkan sang suami dan keempat buah hati menuju jenjang kesuksesan. Namun juga mampu menyelaraskannya dengan tetap aktif di dunia pekerjaan maupun organisasi. Buah nyata, salah satunya mantan dokter di Rumah Sakit Cikini, Jakarta ini juga mampu mendirikan Ikatan Demokrasi Wanita Indonesia (Ika Dewi). Lewat organisasi ini pula, beberapa kali Ia menyelenggarakan seminar berskala nasional. “Jadi sejak muda sampai tua, selalu aktif. Hingga setiap waktu yang kita lewati tidak terasa. Tahu-tahu sekarang sudah tua,”ungkap dokter lulusan Universitas Sumatera Utara (USU) tahun 1970 lalu ini.

Rahasia kesuksesan Sondang sebagai istri maupun ibu, ternyata sangat sederhana. Terhadap suami, ia mendukung penuh apapun yang dilakukan. Karena ia tahu, sejak masa muda Sabam telah mengabdikan diri memperjuangkan tegaknya demokrasi di Indonesia. Bahkan meski untuk itu, kerap urusan rumah tangga ia yang menghandle. Semisal inisiatif membangun kediaman yang mereka tempati saat ini.

Praktis mulai tahap perencanaan hingga selesai, rumah yang terletak di Bintaro, Jakarta Selatan saat ini, semuanya ia lakukan seorang diri. Sebelumnya Sabam mengaku ia sempat berpikir bahwa kalau berbuat baik dan mengabdi pada bangsa, maka otomatis rumah pun disediakan oleh negara. Namun ternyata hal tersebut tidak pernah kesampaian.

Bahkan menjelang Pemilu 1977, mereka justru digusur dari rumah dinas yang sebelumnya dipinjamkan. “Jadi istri yang duluan merasa bahwa itu nggak benar, makanya mengambil keputusan,”ujarnya. Diceritakannya, Sondang mengatakan, laki-laki itu harus punya rumah sebelum usia 40. Terhadap anak, Boru ni Raja yang berasal dari Tomok ini membiasakan sejak kecil untuk bebas mengutarakan pendapat. Cuma ada batasnya.  Dan itu tentunya juga dibarengi dengan mendekatkan sang buah hati pada ajaran kerohanian. “Biasanya setiap pagi kami  menyetel lagu-lagu gereja. Jadi anak nggak perlu dibangunkan, begitu mendengar lagu mereka langsung terbangun,’’ sebut  Sabam. Istrinya, Sondang biasanya terlebih dahulu mengantar anak-anak satu persatu ke sekolah. Baru kemudian ia berangkat bekerja ke RS.Cikini. “Nah dalam perjalanan ini, kita baca Renungan Harian. Di rumah juga dari kecil anak- anak  kita didik rajin ke gereja,’’sebutnya. (gir)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/