SUMUTPOS.CO – CALON presiden (capres) Ganjar Pranowo bersilaturahmi ke kediaman Syech Sayyid Abdul Rahim Assegaf atau dikenal sebagai Habib Puang Makka di Jalan Baji Bicara, Mamajang, Makassar, pada Sabtu (18/11). Kedatangan Ganjar disambut peluk hangat dari ulama kharismatik itu.
Setelah itu keduanya melakukan pertemuan empat mata di salah satu ruangan kediaman Puang Makka. Sekitar 30 menit bersama, Ganjar dan Habib Puang Makka kemudian keluar ruangan untuk makan siang bersama. Selanjutnya, Ganjar menemui masyarakat setempat untuk berdialog.
Habib Puang Makka membuka dialog dengan sambutan selamat datang kepada mantan Gubernur Jawa Tengah dua periode itu. Rasa senang dan bangga diutarakan, karena baginya Ganjar adalah sahabat dekat. Karena itu, pertemuan tampak begitu akrab.
“Saya dengan Pak Ganjar di atas dari sekedar soal presiden karena sama-sama menimba ilmu di Jogjakarta, jadi saya tahu siapa beliau. Belum lagi kakeknya istri beliau itu sahabatnya Puang (ayah) di sini. Mereka sering ketemu di Pesantren Krapyak Jogjakarta. Kakek istri beliau adalah Kiai Hisyam Kalijaran Purbalingga,” ujar Puang Makka.
Mursyid thoriqoh itu memambahkan bahwa dirinya satu visi-misi dengan Ganjar sebagai capres Indonesia. ”Satu visi dengan saya sejak dulu. Saya sudah kenal betul dengan Ganjar, tanpa urusan kepresidenan,” tuturnya.
Dia berharap, politikus berambut putih itu bisa membawa nasib bangsa ini ke depan jauh lebih baik jika terpilih menjadi presiden nanti. ”Semoga suasana kedepan lebih baik. Mengubah tentang tatanan demokrasi, tatanan tentang hak-hak asasi yang lebih baik. Kita tunjukkan kepada bangsa lain bahwa bangsa kita bukan lagi yang dulu,” harapnya.
Sementara itu, Ganjar Pranowo mengatakan bahwa dirinya sering bersilaturahmi ke kediaman Habib Puang Makka saat ada agenda ke Makassar. Setiap bertemu Ganjar mengaku selalu mendapat oleh-oleh wejangan atau nasihat.”Selalu ada harapan-harapan, motivasi dan selalu mengingatkan, saya senang sekali,” tuturnya.
Ganjar menambahkan, nasehat yang diberikan oleh Habib Puang Makka selalu diingat dan dilakukannya, terutama yang menyangkut tentang hubungan antarmanusia dan kepemimpinan.
“Beliau selalu mengingatkan dalam setiap kepemimpinan jangan pernah lupa pada siapa yang pernah menolongmu, dan itu artinya saya terjemahkan sebagai rakyat. Termasuk saya terjemahkan juga sebagai tokoh-tokoh yang pernah membantu,” ungkapnya.
Selain itu, Ganjar mendapat banyak masukan dari beberapa tokoh masyarakat di Makassar terutama tentang kesejahteraan guru, dan kemudahan akses pendidikan.”Menurut saya itu menjadi bagian yang menjadi harapan masyarakat. Dan kami yang akan memformulasikan itu, sehingga apa yang menjadi keresahan di masyarakat bisa kita selesaikan,” tandasnya.
Kedekatan Ganjar dengan para ulama, turut ditanggapi Kyai Bawaluddin. Menurut pengasuh pondok pesantren (ponpes) di Sumatera Utara ini, ulama merupakan tempat pas untuk meminta masukan dan nasehat. “Harusnya memang demikian, selama diminta untuk memberikan nasehat pasti akan diberikan selama itu sifatnya positif,” katanya.
Kedekatan ini, menurutnya, harus terus dijaga. (wir/man)