25 C
Medan
Sunday, September 29, 2024

Prioritaskan Putra Daerah

TAHUN ini PSMS memerioritaskan putra daerah untuk mengisi skuad yang dipersiapkan menghadapi Divisi Utama 2012/2013. Hal ini sejalan dengan misi Suimin Diharja, arsitek anyar PSMS yang lebih senang memberi kesempatan bagi anak Medan menjadi bagian dari skuad PSMS.

Suimin yang baru ditunjuk menangani PSMS membuka kesempatan sebesar-besarnya untuk para pemain Medan. “Abang pribadi menginginkan PSMS tahun ini punya anak Medan. Jadi yang merasa punya tanggung jawab moral ayok datang bergabung,” kata Suimin saat berbincang kemarin di Gedung Mantan PSMS.

Suimin ingin membangkitkan lagi karakter Medan yang dikenal keras dengan gaya main rap-rapnya. Karena itu tentunya harus didukung dengan materi pemain Medan yang mewarisi karakter itu dalam dirinya.

“Hanya sedikit tim-tim di Indonesia ini yang punya karakter bermain yang khas. Medan, Surabaya, Makassar punya karakter. Bandung punya style. Jadi kalau sudah paham kultur budaya dari daerah itu sendiri maka kita akan lebih mudah membangun karakternya,” kata pelatih yang akrab disapa Pelatih kampung ini.

Menurut Suimin yang sebelumnya sempat dua kali memegang PSMS, karakter Medan selalu mendapat tempat tersendiri untuk diingat. Karakternya keras tapi sportif. Karakter ini akan membentuk satu kepribadian yang kuat. itu yang akan kita bangun,” lanjutnya.
Jika karakter itu hilang, Suimin meyakini PSMS tak lagi punya style sendiri dalam bermain.

“Medan terkenal dengan ciri khas. Kalau ciri khas kita buang maka medan gak punya apa-apa lagi. kita akan bangkitkan lagi,” katanya.

Menyebut putra daerah, skuad PON Sumut yang sukses menjejakkan kakinya di final pasca 23 tahun terakhir layak mendapat perhatian. Suimin pun memahfumi itu. Pelatih yang akrab dengan topi pet itu mengakui kemampuan teknis. Namun dengan usia yang belia dan pengalaman bertanding yang minim, segi mental harus dibenahi. “PON Sumut, mereka bagus. tapi sepak bola bukan hanya sisi teknis. Ada mental bertanding dan mental untuk  melawan diri sendiri. Pemain muda memang harus bisa kita berikan tempat tapi masih banyak kekurangan yang harus diisi,” jelasnya.

“PON menganut sistem kompetisi home turnamen. Sementara Divisi Utama kan kompetisi penuh,” . Tentu ini menganggu secara psikologis tapi itu yang harus kita bangun,” terangnya. (don)

TAHUN ini PSMS memerioritaskan putra daerah untuk mengisi skuad yang dipersiapkan menghadapi Divisi Utama 2012/2013. Hal ini sejalan dengan misi Suimin Diharja, arsitek anyar PSMS yang lebih senang memberi kesempatan bagi anak Medan menjadi bagian dari skuad PSMS.

Suimin yang baru ditunjuk menangani PSMS membuka kesempatan sebesar-besarnya untuk para pemain Medan. “Abang pribadi menginginkan PSMS tahun ini punya anak Medan. Jadi yang merasa punya tanggung jawab moral ayok datang bergabung,” kata Suimin saat berbincang kemarin di Gedung Mantan PSMS.

Suimin ingin membangkitkan lagi karakter Medan yang dikenal keras dengan gaya main rap-rapnya. Karena itu tentunya harus didukung dengan materi pemain Medan yang mewarisi karakter itu dalam dirinya.

“Hanya sedikit tim-tim di Indonesia ini yang punya karakter bermain yang khas. Medan, Surabaya, Makassar punya karakter. Bandung punya style. Jadi kalau sudah paham kultur budaya dari daerah itu sendiri maka kita akan lebih mudah membangun karakternya,” kata pelatih yang akrab disapa Pelatih kampung ini.

Menurut Suimin yang sebelumnya sempat dua kali memegang PSMS, karakter Medan selalu mendapat tempat tersendiri untuk diingat. Karakternya keras tapi sportif. Karakter ini akan membentuk satu kepribadian yang kuat. itu yang akan kita bangun,” lanjutnya.
Jika karakter itu hilang, Suimin meyakini PSMS tak lagi punya style sendiri dalam bermain.

“Medan terkenal dengan ciri khas. Kalau ciri khas kita buang maka medan gak punya apa-apa lagi. kita akan bangkitkan lagi,” katanya.

Menyebut putra daerah, skuad PON Sumut yang sukses menjejakkan kakinya di final pasca 23 tahun terakhir layak mendapat perhatian. Suimin pun memahfumi itu. Pelatih yang akrab dengan topi pet itu mengakui kemampuan teknis. Namun dengan usia yang belia dan pengalaman bertanding yang minim, segi mental harus dibenahi. “PON Sumut, mereka bagus. tapi sepak bola bukan hanya sisi teknis. Ada mental bertanding dan mental untuk  melawan diri sendiri. Pemain muda memang harus bisa kita berikan tempat tapi masih banyak kekurangan yang harus diisi,” jelasnya.

“PON menganut sistem kompetisi home turnamen. Sementara Divisi Utama kan kompetisi penuh,” . Tentu ini menganggu secara psikologis tapi itu yang harus kita bangun,” terangnya. (don)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/