26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Gelar Pernikahan Dini karena Takut Segera Mati

Iona Lindley dan Laurie Kesteven
Iona Lindley dan Laurie Kesteven

SUMUTPOS.CO – Sepasang kekasih yang masih umur belasan tahun di Inggris, Iona Lindley dan Laurie Kesteven nekad menikah. Meski sempat ada keberatan dari pihak orang tua, pasangankekasih itu tetap berikrar demi ‘pernikahan dini’.

IONA dan Kesteven sebenarnya menikah pada 17 Mei tahun lalu di Leeds, Inggris. Saat menikah, Iona yang kala itu masih berusia 16 tahun didiagnosis menderita cystic fibrosis, yakni penyakit akibat kelainan genetik yang sering membuat  penderitanya kesulitan bernapas. Umur penderita cystic fibrosis biasanya tak mencapai 30. Sedangkan Kesteven saat menikahi Iona masih berumur 18 tahun.

“Kami saling mencintai. Saya tak tahu berapa lama lagi saya bisa hidup. Saya tak pernah berpikir punya kesempatan menikah,” tutur Iona.

Kini keduanya membuka kisah pernikahan itu ke publik demi menggugah kepedulian terhadap cystic fibrosis. Iona masih duduk di bangku sekolah, sedangkan Kesteven yang kini berusia 19 tahun hendak menapaki bangku kuliah.

Keduanya bekenalan melalui layanan BlackBerry Mesenger pada Maret 2012. Selanjutnya, mereka janjian bertemu di restoran cepat saji. Iona awalnya gugup untuk menceritakan kondisi kesehatannya ke Kesteven. Namun setelah tiga pekan, muncul keberanian untuk menceritakannya.

Cinta Iona tak bertepuk sebelah tangan. Kesteven menerima kondisi Iona hingga keduanya terus bertemu di sebuah taman dekat rumah mereka di Leeds. Iona juga bercerita ke Kesteven betapa ia ingin merasakan pernikahan di sisa hidupnya. Ternyata Kesteven memahaminya. Hanya sembilan bulan setelah berkenalan, Kesteven langsung melamar Iona yang langsung menerima lamaran itu.

Hanya saja, awalnya Iona sempat tak punya keberanian bercerita soal Kesteven yang akan menjadi pendamping hidup itu ke ibunya, Julie Iwanicki (47) yang menyandang status janda. Namun tekad untuk menikmati sisa hidup membuatnya berani jujur tentang keinginannya.

“Saya tahu saya jatuh cinta. Saya merasa nyaman dengan Laurie (Kesteven, red),” katanya. “Sungguh penting bagiku untuk menikah karena saya tak tahu berapa lama sisa hidup saya. Pikiranku berhenti berpikir tentang masa depan, tetapi aku mencoba untuk tidak mencemaskannya.  Saya hanya tak akan menikmati hidup saya,” ucapnya.

Sedangkan Kesteven yang kini berusia 19 tahun dan menyandang gelar di bidang pendidikan jasmani dan pengembangan olahraga dari Universitas Trinitas di Leeds, tengah menimbang karier sebagai paramedis.  “Tidak ada gunanya kecewa, anda cukup harus menikmati hidup seperti itu,” katanya. “Setiap orang terhenyak saat kami ingin menikah, tapi sekarang mereka mendukung,” ucapnya.

Kesteven awalnya juga berupaya meyakinkan keluarganya bahwa mereka tidak terlalu muda untuk menikah. Kesteven membujuk keluarganya bahwa bengan bantuan ibunda Iona,  ia bisa merawat pasangan hidupnya itu sembari menyelesaikan pendidikannya.

Kerabat kedua belah pihak pun bergegas menyiapkan pernikahan. Akhirnya, Iona dan Kesteven mengucap sumpah di Gereja Baptis South Parade, Headingley di Leeds, Inggris pada 17 Mei 2013. Bergaun putih, Iona menggunakan buket untuk menutupi kegugupannya sekaligus menyembunyikan penderitaanya dari 125 tamu undangan.

Saat resepsi, keduanya berdansa dengan iringan lagi Fix You dari Coldplay yang dilantunkan oleh seorang reman mereka. Selanjutnya, mereka berbulan madu selama seminggu di Pulau Rhodes, Yunani.

Bulan madu itu pun menjadi perjalanan pertama ke luar negeri bagi Iona tanpa didampingi orang tua. Tentu saja perjalanan madu itu harus dibarengi persiapan matang, termasuk untuk memastikan ketersediaan oksigen selama penerbangan andai saja Iona tiba-tiba kesulitan bernafas.

Ibunda Iona, Julie Iwanicki mengatakan bahwa putrinya memang punya kehidupan yang mengkhawatirkan karena cystic fibrosis. “Dia sangat menderita, kehilangan sebagian besar kesenangan, kebebasan dan spontanitas yang dipunyai anak-anak,” tuturnya.

Karenanya Julie tak keberatan saat putrinya menikah dengan Kesteven tahun lalu. “Mereka ingin menghabiskan hidup bersama selama mungkin. Saya pikir ini indah, terutama saat anda melihat perilaku banyak remaja saat ini. Saya hanya ingin mereka bahagia sebisanya,” tuturnya.

Hingga saat ini, Iona yang masih membutuhkan oksigen, serangkaian pengobatan dan kunjungan rutin ke rumah sakit, terus menikmati kehidupannya di rumah keluarganya, di mana sang ibu bisa memenuhi kebutuhannya. Sedangkan Kesteven masih punya kamar di rumah ibunya meski sering tinggal di rumah Iona.

Iona  yang kini menekuni seni dan fotograsi juga ikut kelas menari. “Saya seperti normal saat menari,” katanya. (dailymail/ara/jpnn)

Iona Lindley dan Laurie Kesteven
Iona Lindley dan Laurie Kesteven

SUMUTPOS.CO – Sepasang kekasih yang masih umur belasan tahun di Inggris, Iona Lindley dan Laurie Kesteven nekad menikah. Meski sempat ada keberatan dari pihak orang tua, pasangankekasih itu tetap berikrar demi ‘pernikahan dini’.

IONA dan Kesteven sebenarnya menikah pada 17 Mei tahun lalu di Leeds, Inggris. Saat menikah, Iona yang kala itu masih berusia 16 tahun didiagnosis menderita cystic fibrosis, yakni penyakit akibat kelainan genetik yang sering membuat  penderitanya kesulitan bernapas. Umur penderita cystic fibrosis biasanya tak mencapai 30. Sedangkan Kesteven saat menikahi Iona masih berumur 18 tahun.

“Kami saling mencintai. Saya tak tahu berapa lama lagi saya bisa hidup. Saya tak pernah berpikir punya kesempatan menikah,” tutur Iona.

Kini keduanya membuka kisah pernikahan itu ke publik demi menggugah kepedulian terhadap cystic fibrosis. Iona masih duduk di bangku sekolah, sedangkan Kesteven yang kini berusia 19 tahun hendak menapaki bangku kuliah.

Keduanya bekenalan melalui layanan BlackBerry Mesenger pada Maret 2012. Selanjutnya, mereka janjian bertemu di restoran cepat saji. Iona awalnya gugup untuk menceritakan kondisi kesehatannya ke Kesteven. Namun setelah tiga pekan, muncul keberanian untuk menceritakannya.

Cinta Iona tak bertepuk sebelah tangan. Kesteven menerima kondisi Iona hingga keduanya terus bertemu di sebuah taman dekat rumah mereka di Leeds. Iona juga bercerita ke Kesteven betapa ia ingin merasakan pernikahan di sisa hidupnya. Ternyata Kesteven memahaminya. Hanya sembilan bulan setelah berkenalan, Kesteven langsung melamar Iona yang langsung menerima lamaran itu.

Hanya saja, awalnya Iona sempat tak punya keberanian bercerita soal Kesteven yang akan menjadi pendamping hidup itu ke ibunya, Julie Iwanicki (47) yang menyandang status janda. Namun tekad untuk menikmati sisa hidup membuatnya berani jujur tentang keinginannya.

“Saya tahu saya jatuh cinta. Saya merasa nyaman dengan Laurie (Kesteven, red),” katanya. “Sungguh penting bagiku untuk menikah karena saya tak tahu berapa lama sisa hidup saya. Pikiranku berhenti berpikir tentang masa depan, tetapi aku mencoba untuk tidak mencemaskannya.  Saya hanya tak akan menikmati hidup saya,” ucapnya.

Sedangkan Kesteven yang kini berusia 19 tahun dan menyandang gelar di bidang pendidikan jasmani dan pengembangan olahraga dari Universitas Trinitas di Leeds, tengah menimbang karier sebagai paramedis.  “Tidak ada gunanya kecewa, anda cukup harus menikmati hidup seperti itu,” katanya. “Setiap orang terhenyak saat kami ingin menikah, tapi sekarang mereka mendukung,” ucapnya.

Kesteven awalnya juga berupaya meyakinkan keluarganya bahwa mereka tidak terlalu muda untuk menikah. Kesteven membujuk keluarganya bahwa bengan bantuan ibunda Iona,  ia bisa merawat pasangan hidupnya itu sembari menyelesaikan pendidikannya.

Kerabat kedua belah pihak pun bergegas menyiapkan pernikahan. Akhirnya, Iona dan Kesteven mengucap sumpah di Gereja Baptis South Parade, Headingley di Leeds, Inggris pada 17 Mei 2013. Bergaun putih, Iona menggunakan buket untuk menutupi kegugupannya sekaligus menyembunyikan penderitaanya dari 125 tamu undangan.

Saat resepsi, keduanya berdansa dengan iringan lagi Fix You dari Coldplay yang dilantunkan oleh seorang reman mereka. Selanjutnya, mereka berbulan madu selama seminggu di Pulau Rhodes, Yunani.

Bulan madu itu pun menjadi perjalanan pertama ke luar negeri bagi Iona tanpa didampingi orang tua. Tentu saja perjalanan madu itu harus dibarengi persiapan matang, termasuk untuk memastikan ketersediaan oksigen selama penerbangan andai saja Iona tiba-tiba kesulitan bernafas.

Ibunda Iona, Julie Iwanicki mengatakan bahwa putrinya memang punya kehidupan yang mengkhawatirkan karena cystic fibrosis. “Dia sangat menderita, kehilangan sebagian besar kesenangan, kebebasan dan spontanitas yang dipunyai anak-anak,” tuturnya.

Karenanya Julie tak keberatan saat putrinya menikah dengan Kesteven tahun lalu. “Mereka ingin menghabiskan hidup bersama selama mungkin. Saya pikir ini indah, terutama saat anda melihat perilaku banyak remaja saat ini. Saya hanya ingin mereka bahagia sebisanya,” tuturnya.

Hingga saat ini, Iona yang masih membutuhkan oksigen, serangkaian pengobatan dan kunjungan rutin ke rumah sakit, terus menikmati kehidupannya di rumah keluarganya, di mana sang ibu bisa memenuhi kebutuhannya. Sedangkan Kesteven masih punya kamar di rumah ibunya meski sering tinggal di rumah Iona.

Iona  yang kini menekuni seni dan fotograsi juga ikut kelas menari. “Saya seperti normal saat menari,” katanya. (dailymail/ara/jpnn)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/