29 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Dipecat Karena Curi Besi, Penjaga Malam Bacok Boru Sinurat

Foto: Manahan/PM Rudi Simbolon ikut dibacok Dion Sembiring, karena melerai dirinya saat membacok Boru Sinurat.
Foto: Manahan/PM
Rudi Simbolon ikut dibacok Dion Sembiring, karena melerai dirinya saat membacok Boru Sinurat.

TANJUNGMORAWA, SUMUTPOS.CO – Dipecat karena mencuri di tempat kerja membuat Dion Sembiring (33) gelap mata. Ia membacok Rasmi boru Sinurat (52) dan Rudi Simbolon (28), keduanya warga Dusun IX Desa Ujung Serdang, Kec. Tanjung Morawa, Minggu (28/9) sekira pukul 09.30 WIB.

Pagi itu, Dion yang tinggal di Desa Paya Bado Batu 11, Kec. Timbang Deli Medan Amplas mendatangi Rasmi di rumahnya dan menuduh Rasmi telah mengadukannya sebagai pencuri besi untuk proyek renovasi jembatan. Dion emosi, karena kasus itu berbuntut pemecatan dirinya sebagai petugas jaga malam proyek.

Saat keduanya perang mulut, Rudi Simbolon yang menumpang tinggal di rumah Rasmi, mendengar keributan itu. Penasaran, lajang anak kedua dari empat bersaudara yang bekerja sebagai sopir angkutan itu pun bergegas mencari tahu. Saat itu Rasmi dan Dion perang mulut, dengan pisau terselip di pinggang Dion.

Kekesalan Dion makin memuncak karena Rasmi terkesan menantangnya dengan berucap: ‘bacoklah kalau kau berani’. Dion naik darah dan langsung menghunus pisaunya. Tanpa basa-basi, Dion membacok kepala dan menikam dada serta perut Rasmi.

Melihat itu, Rudi sempat datang untuk melerai. Tapi bak orang ‘kesetanan’, Dion malah menebas Rudi, hingga leher sebelah kiri dan tangan kanannya mengalami luka.

“Padahal aku datang mau melerai karena kulihat Rasmi bersimbah darah. Tapi malah aku yang ikut kena bacok juga. Pertamanya sudah kuingatkannya Boru Sinurat itu kalau si Dion bawa pisau di pinggangnya. Mungkin dia sepele. Kabarnya si Dion itu dipecat bosnya karena ambil besi. Bos dia itu orang Tionghoa datang melihat banyak besi di belakang rumah Rasmi. Itulah awal permasalahan yang aku tahu,” ucap Rudi di Polsek Tanjung Morawa.

Usai melampiaskan kekesalannya, Dion langsung melarikan diri menuju arah Jl. Medan-Tanjung Morawa KM 11,5 Desa Ujung Serdang, Kec. Tanjung Morawa persis di belakang pabrik ban.

Rudi sempat berusaha mengejar. Tapi tak berhasil menangkap karena pelaku keburu menjauh. Karena itulah, Rudi memilih balik ke lokasi kejadian untuk menolong dan membawa Rasmi ke rumah sakit dibantu warga sekitar. “Aku jatuh jadi tak dapat, dia langsung lari ke arah pabrik ban itu sambil membawa pisaunya. Aku tak terima dibuatnya seperti ini makanya kulapor dia ke polisi,” ujar Rudi.

Kapolsek Tanjung Morawa AKP Eddy Safari mengakui korban sudah membuat laporan dan sedang diperiksa oleh pihaknya. “Pelaku sedang kita buru,” tegas Eddy.

 

Korban dan Pelaku Teman Dekat

Akibat mengalami luka bacokan pada kepala, dada, dan di atas pinggang yang cukup parah, Rasmi akhirnya dirujuk ke ruang operasi RSUD dr Pirngadi Medan, Minggu (28/9) malam. Sebelum dibawa ke ruang operasi, korban sempat dirawat selama 9 jam di ruang IGD.

Namun, lantaran kondisinya makin parah, korban akhirnya dilarikan ke ruang operasi. Bahkan, akibat luka yang dialaminya tersebut keluarga sudah membeli 3 kantung darah untuk korban. “3 kantung darah yang sudah diberikan. Ini pun dia masih mengalami kekurangan darah,” ucap Casni boru Tambunan, kerabat dekat korban.

Lebih lanjut Casni mengatakan, hingga saat ini operasi masih sedang berlangsung. “Masih berjalan bang,” ucapnya. Saat disinggung mengenai kedekatan antara korban dengan Dion, dirinya mengaku pelaku dan korban sudah dekat cukup lama. “Sudah hampir 20 tahun lebih,” ungkapnya.

Diterangkannya, kedekatan antara pelaku dan korban disebabkan pelaku merupakan temannya yang cukup lama. Bahkan, ketika pelaku mempunyai becak motor, pelaku yang kerap mengantar jemput korban. “Kakak (korban) kan kerjanya di koperasi. Dan dia sering antar jemput kakak,” ucapnya.

Lebih lanjut, perempuan yang tengah mengandung tersebut mengatakan, keributan antara korban dan pelaku terjadi sekira 2 bulan belakangan ini. Pasalnya, kelakuan pelaku yang panjang tangan kerap ditegur korban lantaran korban kerap melihat aksi pelaku.

“Dia (pelaku) suka panjang tangan. Dan korban sering melihat pelaku mencuri besi dari perumahan yang sedang dibangun di sebelah rumah dan diletak di belakang rumah korban. Dan itupun sering dilihat korban. Makanya korban memarahinya. Mungkin itu yang buat pelaku sakit hati,” ucapnya sembari menyebutkan pelaku bekerja sebagai jaga malam di Perumahan Riveira yang berada di sebelah kediaman korban.

Bukan itu saja, tambahnya, kedatangan pemilik perumahan ke rumah korban akibat melihat barang curian tersebut membuat pelaku menduga korban yang memberitahukan itu. “Padahal kita tidak tahu siapa yang memberitahukannya. Mungkin dia sakit hati aja lantaran sering dimarahi korban. Mungkin pun ini dia sudah pergi. Di samping itu, pelaku kerja jaga malam di situ makanya kakak suka marah sama dia,” pungkasnya. (ind/cr-1/deo)

Foto: Manahan/PM Rudi Simbolon ikut dibacok Dion Sembiring, karena melerai dirinya saat membacok Boru Sinurat.
Foto: Manahan/PM
Rudi Simbolon ikut dibacok Dion Sembiring, karena melerai dirinya saat membacok Boru Sinurat.

TANJUNGMORAWA, SUMUTPOS.CO – Dipecat karena mencuri di tempat kerja membuat Dion Sembiring (33) gelap mata. Ia membacok Rasmi boru Sinurat (52) dan Rudi Simbolon (28), keduanya warga Dusun IX Desa Ujung Serdang, Kec. Tanjung Morawa, Minggu (28/9) sekira pukul 09.30 WIB.

Pagi itu, Dion yang tinggal di Desa Paya Bado Batu 11, Kec. Timbang Deli Medan Amplas mendatangi Rasmi di rumahnya dan menuduh Rasmi telah mengadukannya sebagai pencuri besi untuk proyek renovasi jembatan. Dion emosi, karena kasus itu berbuntut pemecatan dirinya sebagai petugas jaga malam proyek.

Saat keduanya perang mulut, Rudi Simbolon yang menumpang tinggal di rumah Rasmi, mendengar keributan itu. Penasaran, lajang anak kedua dari empat bersaudara yang bekerja sebagai sopir angkutan itu pun bergegas mencari tahu. Saat itu Rasmi dan Dion perang mulut, dengan pisau terselip di pinggang Dion.

Kekesalan Dion makin memuncak karena Rasmi terkesan menantangnya dengan berucap: ‘bacoklah kalau kau berani’. Dion naik darah dan langsung menghunus pisaunya. Tanpa basa-basi, Dion membacok kepala dan menikam dada serta perut Rasmi.

Melihat itu, Rudi sempat datang untuk melerai. Tapi bak orang ‘kesetanan’, Dion malah menebas Rudi, hingga leher sebelah kiri dan tangan kanannya mengalami luka.

“Padahal aku datang mau melerai karena kulihat Rasmi bersimbah darah. Tapi malah aku yang ikut kena bacok juga. Pertamanya sudah kuingatkannya Boru Sinurat itu kalau si Dion bawa pisau di pinggangnya. Mungkin dia sepele. Kabarnya si Dion itu dipecat bosnya karena ambil besi. Bos dia itu orang Tionghoa datang melihat banyak besi di belakang rumah Rasmi. Itulah awal permasalahan yang aku tahu,” ucap Rudi di Polsek Tanjung Morawa.

Usai melampiaskan kekesalannya, Dion langsung melarikan diri menuju arah Jl. Medan-Tanjung Morawa KM 11,5 Desa Ujung Serdang, Kec. Tanjung Morawa persis di belakang pabrik ban.

Rudi sempat berusaha mengejar. Tapi tak berhasil menangkap karena pelaku keburu menjauh. Karena itulah, Rudi memilih balik ke lokasi kejadian untuk menolong dan membawa Rasmi ke rumah sakit dibantu warga sekitar. “Aku jatuh jadi tak dapat, dia langsung lari ke arah pabrik ban itu sambil membawa pisaunya. Aku tak terima dibuatnya seperti ini makanya kulapor dia ke polisi,” ujar Rudi.

Kapolsek Tanjung Morawa AKP Eddy Safari mengakui korban sudah membuat laporan dan sedang diperiksa oleh pihaknya. “Pelaku sedang kita buru,” tegas Eddy.

 

Korban dan Pelaku Teman Dekat

Akibat mengalami luka bacokan pada kepala, dada, dan di atas pinggang yang cukup parah, Rasmi akhirnya dirujuk ke ruang operasi RSUD dr Pirngadi Medan, Minggu (28/9) malam. Sebelum dibawa ke ruang operasi, korban sempat dirawat selama 9 jam di ruang IGD.

Namun, lantaran kondisinya makin parah, korban akhirnya dilarikan ke ruang operasi. Bahkan, akibat luka yang dialaminya tersebut keluarga sudah membeli 3 kantung darah untuk korban. “3 kantung darah yang sudah diberikan. Ini pun dia masih mengalami kekurangan darah,” ucap Casni boru Tambunan, kerabat dekat korban.

Lebih lanjut Casni mengatakan, hingga saat ini operasi masih sedang berlangsung. “Masih berjalan bang,” ucapnya. Saat disinggung mengenai kedekatan antara korban dengan Dion, dirinya mengaku pelaku dan korban sudah dekat cukup lama. “Sudah hampir 20 tahun lebih,” ungkapnya.

Diterangkannya, kedekatan antara pelaku dan korban disebabkan pelaku merupakan temannya yang cukup lama. Bahkan, ketika pelaku mempunyai becak motor, pelaku yang kerap mengantar jemput korban. “Kakak (korban) kan kerjanya di koperasi. Dan dia sering antar jemput kakak,” ucapnya.

Lebih lanjut, perempuan yang tengah mengandung tersebut mengatakan, keributan antara korban dan pelaku terjadi sekira 2 bulan belakangan ini. Pasalnya, kelakuan pelaku yang panjang tangan kerap ditegur korban lantaran korban kerap melihat aksi pelaku.

“Dia (pelaku) suka panjang tangan. Dan korban sering melihat pelaku mencuri besi dari perumahan yang sedang dibangun di sebelah rumah dan diletak di belakang rumah korban. Dan itupun sering dilihat korban. Makanya korban memarahinya. Mungkin itu yang buat pelaku sakit hati,” ucapnya sembari menyebutkan pelaku bekerja sebagai jaga malam di Perumahan Riveira yang berada di sebelah kediaman korban.

Bukan itu saja, tambahnya, kedatangan pemilik perumahan ke rumah korban akibat melihat barang curian tersebut membuat pelaku menduga korban yang memberitahukan itu. “Padahal kita tidak tahu siapa yang memberitahukannya. Mungkin dia sakit hati aja lantaran sering dimarahi korban. Mungkin pun ini dia sudah pergi. Di samping itu, pelaku kerja jaga malam di situ makanya kakak suka marah sama dia,” pungkasnya. (ind/cr-1/deo)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/