29 C
Medan
Sunday, November 24, 2024
spot_img

Resolusi Bersyukur Tidak Bisa Menang

Berdoa? Yes! Namun, jangan lupa berbuat dan berusaha!
Kemudian, ada resolusi yang mungkin konkret dan spesifik, tapi rasanya penerapannya tidak bisa meluas. Mungkin karena yang membuat berpikirnya kurang luas.

Yaitu, resolusi untuk ’’menabung 20 persen dari penghasilan’’. Apakah ini usulan baik? Yes! Lalu, apa kelemahannya? Usulan ini baik ketika penghasilan mencapai angka tertentu. Lha kalau gajinya di atas Rp 200 juta, lalu yang ditabung hanya Rp 40 juta? Ya boros dong!
Oh ya, masih ada juga yang mengirimkan resolusi yang rasanya tidak simple. Yang kejauhan di langit ketujuh. Plus tidak konkret dan tidak spesifik. Misalnya: Resolusi 2016 adalah bebas dari korupsi…
Lalu, resolusi apa yang menang?
Anda bisa membaca 20 resolusi pilihan saya di bagian lain harian ini. Pengirimnya dari berbagai kalangan, dari berbagai usia, dan dari berbagai wilayah di Indonesia (karena kolom ini juga dimuat di koran-koran lain di Jawa Pos Group).

Dari 20 itu, ada yang bisa langsung kita terapkan. Ada juga yang diterapkannya dengan modifikasian, disesuaikan dengan lingkungan tempat kita berada, yang mungkin berbeda dengan lingkungan penulisnya.

Dan setelah membaca, Anda mungkin merasakan apa yang saya rasakan: Ternyata harapan-harapan kita untuk hidup lebih baik sangatlah sederhana.

Kita tidak butuh jalanan yang supermulus, hanya butuh perilaku di jalan yang lebih baik.

Kita tidak butuh solusi yang spektakuler, hanya butuh perbuatan yang sangat elementer.

Sedih juga, karena pada abad sekarang ini, perilaku yang dituliskan harus diubah masih seperti menggambarkan perilaku di abad sebelum ’’peradaban’’.

Jangan membuang sampah sembarangan.

Jangan menerobos lampu merah.

Jangan parkir melebihi garis.

Jangan lupa mematikan lampu apabila tidak digunakan.

Jangan lupa mematikan keran air apabila sudah selesai menggunakan.

Jangan lupa menyiram ’’hasil sumbangan’’ di toilet!
Jangan meludah di sembarang tempat.

Jangan menyerobot antrean.

Jangan lupa tersenyum, meminta maaf, dan berterima kasih.

Jangan terlambat!
Pemakaian gadget yang mengganggu interaksi dengan sesama juga menjadi sorotan banyak pengirim.

Plus lain sebagainya.

Baca saja 20 resolusi pilihan saya. Tema-temanya tidak jauh dari itu, walau ada beberapa yang lebih menggelitik dan spesifik serta agak berbeda.

Kalau sudah begitu, jangan-jangan kita tidak butuh revolusi mental. Karena itu terlalu jauh di awan. Yang kita butuhkan adalah pelajaran back to basic… (*)

Berdoa? Yes! Namun, jangan lupa berbuat dan berusaha!
Kemudian, ada resolusi yang mungkin konkret dan spesifik, tapi rasanya penerapannya tidak bisa meluas. Mungkin karena yang membuat berpikirnya kurang luas.

Yaitu, resolusi untuk ’’menabung 20 persen dari penghasilan’’. Apakah ini usulan baik? Yes! Lalu, apa kelemahannya? Usulan ini baik ketika penghasilan mencapai angka tertentu. Lha kalau gajinya di atas Rp 200 juta, lalu yang ditabung hanya Rp 40 juta? Ya boros dong!
Oh ya, masih ada juga yang mengirimkan resolusi yang rasanya tidak simple. Yang kejauhan di langit ketujuh. Plus tidak konkret dan tidak spesifik. Misalnya: Resolusi 2016 adalah bebas dari korupsi…
Lalu, resolusi apa yang menang?
Anda bisa membaca 20 resolusi pilihan saya di bagian lain harian ini. Pengirimnya dari berbagai kalangan, dari berbagai usia, dan dari berbagai wilayah di Indonesia (karena kolom ini juga dimuat di koran-koran lain di Jawa Pos Group).

Dari 20 itu, ada yang bisa langsung kita terapkan. Ada juga yang diterapkannya dengan modifikasian, disesuaikan dengan lingkungan tempat kita berada, yang mungkin berbeda dengan lingkungan penulisnya.

Dan setelah membaca, Anda mungkin merasakan apa yang saya rasakan: Ternyata harapan-harapan kita untuk hidup lebih baik sangatlah sederhana.

Kita tidak butuh jalanan yang supermulus, hanya butuh perilaku di jalan yang lebih baik.

Kita tidak butuh solusi yang spektakuler, hanya butuh perbuatan yang sangat elementer.

Sedih juga, karena pada abad sekarang ini, perilaku yang dituliskan harus diubah masih seperti menggambarkan perilaku di abad sebelum ’’peradaban’’.

Jangan membuang sampah sembarangan.

Jangan menerobos lampu merah.

Jangan parkir melebihi garis.

Jangan lupa mematikan lampu apabila tidak digunakan.

Jangan lupa mematikan keran air apabila sudah selesai menggunakan.

Jangan lupa menyiram ’’hasil sumbangan’’ di toilet!
Jangan meludah di sembarang tempat.

Jangan menyerobot antrean.

Jangan lupa tersenyum, meminta maaf, dan berterima kasih.

Jangan terlambat!
Pemakaian gadget yang mengganggu interaksi dengan sesama juga menjadi sorotan banyak pengirim.

Plus lain sebagainya.

Baca saja 20 resolusi pilihan saya. Tema-temanya tidak jauh dari itu, walau ada beberapa yang lebih menggelitik dan spesifik serta agak berbeda.

Kalau sudah begitu, jangan-jangan kita tidak butuh revolusi mental. Karena itu terlalu jauh di awan. Yang kita butuhkan adalah pelajaran back to basic… (*)

Artikel Terkait

Wayan di New York

Trump Kecele Lagi

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/