30 C
Medan
Monday, June 3, 2024

Diancam Komplotan Begal, Pria Ini Melawan, Hasilnya…

KAWASAN BEGAL
Lokasi dimana Bayu menjadi korban begal, ternyata kerap terjadi perampokan dengan kekerasan. Pasalnya, kawasan tersebut jauh dari keramaian dan memiliki jalan alternatif untuk lari.

Adifian (45) warga sekitar Jalan Taruna Lingkungan Terminal menyebutkan, mangsa para begal biasanya para pengunjung yang merupakan pemuda-pemudi. “Sudah sering di situ perampokan, bukan kali ini saja,” akunya.

Menurutnya, hampir setiap petang muda-mudi mengunjungi perbuktitan itu untuk dapat melihat kota Rantauprapat dari ketinggian. Pemandangan itu biasanya dijadikan objek foto kalangan remaja.

Bukit itu dikelilingi perkebunan kelapa sawit dan rambung yang berjarak sekitar 200 meter dari permukiman dibatasi semak belukar, juga sering dijadikan lokasi memadu kasih.

Tidak jarang kesunyian lokasi dijadikan pelaku begal untuk beraksi. Apalagi lokasi itu memiliki jalan alternatif dari tengah perkebunan, diantaranya dapat menembus perkampungan Pasuruan Kampung Sawah, Kelurahan Sirandorung Kecamatan Rantau Utara atau Kampung Tualang Kecamatan Rantau Selatan.

“Kami sering mendapat laporan dari korban perampokan, tapi setelah kami kejar, pelaku tidak ada lagi, apalagi mereka tidak melintas dari jalan Taruna disini. Kalau dihitung-hitung, sebelas kali sudah ada peristiwanya,” ujarnya.

Warga bukan tidak peduli dengan aksi kriminal itu. Namun ada kejenuhan karena pernah dibohongi beberapa kali. “Pernah ada dua kali suara minta tolong dari atas, tapi setelah didatangi, kami lihat mereka malah tertawa-tawa. Jadinya serba salah juga,” sebut Adifian.

Bahkan, tambah Adifian, pernah warga berupaya menjebak pelaku, tetapi tidak pernah muncul. “Kalau kami lihat anak-anak kesana, kami bilangi juga awas perampokan, tetapi tidak dihiraukan. Apalagi mereka rata-rata pasangan muda-mudi,” tutupnya bernada kesal. (cr-1/yaa)

KAWASAN BEGAL
Lokasi dimana Bayu menjadi korban begal, ternyata kerap terjadi perampokan dengan kekerasan. Pasalnya, kawasan tersebut jauh dari keramaian dan memiliki jalan alternatif untuk lari.

Adifian (45) warga sekitar Jalan Taruna Lingkungan Terminal menyebutkan, mangsa para begal biasanya para pengunjung yang merupakan pemuda-pemudi. “Sudah sering di situ perampokan, bukan kali ini saja,” akunya.

Menurutnya, hampir setiap petang muda-mudi mengunjungi perbuktitan itu untuk dapat melihat kota Rantauprapat dari ketinggian. Pemandangan itu biasanya dijadikan objek foto kalangan remaja.

Bukit itu dikelilingi perkebunan kelapa sawit dan rambung yang berjarak sekitar 200 meter dari permukiman dibatasi semak belukar, juga sering dijadikan lokasi memadu kasih.

Tidak jarang kesunyian lokasi dijadikan pelaku begal untuk beraksi. Apalagi lokasi itu memiliki jalan alternatif dari tengah perkebunan, diantaranya dapat menembus perkampungan Pasuruan Kampung Sawah, Kelurahan Sirandorung Kecamatan Rantau Utara atau Kampung Tualang Kecamatan Rantau Selatan.

“Kami sering mendapat laporan dari korban perampokan, tapi setelah kami kejar, pelaku tidak ada lagi, apalagi mereka tidak melintas dari jalan Taruna disini. Kalau dihitung-hitung, sebelas kali sudah ada peristiwanya,” ujarnya.

Warga bukan tidak peduli dengan aksi kriminal itu. Namun ada kejenuhan karena pernah dibohongi beberapa kali. “Pernah ada dua kali suara minta tolong dari atas, tapi setelah didatangi, kami lihat mereka malah tertawa-tawa. Jadinya serba salah juga,” sebut Adifian.

Bahkan, tambah Adifian, pernah warga berupaya menjebak pelaku, tetapi tidak pernah muncul. “Kalau kami lihat anak-anak kesana, kami bilangi juga awas perampokan, tetapi tidak dihiraukan. Apalagi mereka rata-rata pasangan muda-mudi,” tutupnya bernada kesal. (cr-1/yaa)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/