26.7 C
Medan
Sunday, May 19, 2024

Awalnya Nakut-nakuti Sipil, Lama-lama Merampok

Bripka Ali
Bripka Ali Husni

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Mendekam di balik jeruji besi ternyata merupakan hal yang sangat memalukan bagi Bripka Ali Husni Nasution. Personel yang diamankan atas laporan beberapa korban perampokan itu mengaku sangat malu. Terlebih ketika menyadari dirinya adalah seorang aparat kepolisian.

“Aih, malu kali aku ah di sini. Aku ’kan polisi, malulah aku,” ucap Ali Husni saat disambangi wartawan di depan sel Polsek Percut Seituan, Senin (7/7) siang.

Di dalam sel tampang Bripka Ali Husni mulai tampak acak-acakan. Kepada awak koran ini Bripka Ali Husni bercerita, awal kali dirinya melakukan tindak kejahatan terjadi secara kebetulan. Saat itu, pertengahan Januari 2013 dirinya bertemu dengan Misman yang tak lain adalah seorang wartawan mingguan di Medan. Misman meminta pertolongan padanya untuk menakut-nakuti warga sipil yang terlibat utang-piutang.

Bermaksud membantu tetangganya di Jalan Brigjen Katamso, Bripka Ali Husni pun mendatangi pria yang memiliki utang pada Misman. Personel polisi di Poldasu ini pun mengancam sasaran mereka agar cepat membayar utangnya sebesar Rp 5 juta kepada Misman.

Di bawah todongan pistol, korban pun tak berdaya dan memberikan uang Rp 5 juta dan Rp 500 ribu untuk Ali Husni sebagai uang jaminan. Setelah melakukan hal tersebut Bripka Ali Husni pun menjadi ketagihan.

“Aku jadi ketagihan karena aku pas itu diajarin sama si Misman itu. Awalnya cuma nakutin orang biar cepat bayar utang, lama-lama jadi merampok,” ungkap Bripka Ali Husni.

Tindakan kejahatan yang dilakoni Bripka Ali Husni antara lain melakukan perampokan sepeda motor di wilayah Kota Medan. Diterangkan polisi yang tercatat sudah 7 kali dilaporkan melakukan perampokan dengan bersenjata pistol

Setiap kali berhasil, barang rampokan, baik berupa sepeda motor dan mobil mereka jual kepada Iwan, kenalannya yang merupakan warga Aceh. Cukup tinggal angkat telepon Iwan akan menjemput barang hasil kejahatan Bripka Ali Husni.

“Kalau buang barang-barang hasil jarahan kami buang ke Aceh, mereka kami telepon datang, itu makanya enak berbisnis sama mereka, si Iwan namanya,” terang Bripka Ali Husni.

Namun saat ditanya sudah berapa kali melancarkan aksinya, Bripka Ali Husni enggan menjelaskan. Hanya saja dirinya mengaku pasrah jika harus mendapat sanksi pecat. Kedepannya, Ali Husni sudah merencanakan untuk menjadi body guard atau pengawal.

“Aku nggak papa kalau dipecat. Pasrah saja, namanya kita prajurit siap terima perintah saja. Kalau dipecat aku masih bisa kerja jadi bodyguard kok, pengawal pribadi, masih banyak yang minat,” rencana Bripka Ali Husni.

Di sela wawancara, tampak seorang wanita berkulit putih yang diketahui istri Bripka Ali Husni. Wanita yang sejak awal selalu setia mengunjungi personel SPKT Poldasu itu.

“Kasian aku liat dia. Aku masih sayang dan aku yakin dia pasti nanti berubah. Dia bilang ampun dan tobat kok sama aku dan keluarga. Biarlah ini menjadi hukuman buat dia,” tutur wanita yang mengaku Boru Panjaitan itu.

 

JADI KEPALA KAMAR

Di antara tahanan yang mendekam di sel Polsek Percut Seituan, sosok Bripka Ali Husni tampak ditakuti penghuni lainnya. Bahkan pantauan dari CCTV di ruang SPKT Polsek, tampak beberapa tahanan memijat kaki dan tangan polisi bertubuh gempal itu.

Bripka Ali Husni disebut-sebut sebagai kepala kamar di ruangan tahanan. Sel-nya tampak berbeda dengan tahanan lainnya. Kepala kamar sebelumnya, berinisial AB yang terlibat kasus pembunuhan pun mengaku takut dengan Bripka Ali Husni.

“Kejam bapak itu, mukanya aja serem, makanya dia selo aja,” ucap AB.

Hanya saja di dalam sel, Bripka Ali Husni dikenal cukup baik dan kerap memberikan jajanan kepada tahanan lainnya.

 

DICURIGAI BERAKSI DI SERGAI

Kemarin (7/7), Bripka Ali Husni kedatangan tamu seorang Kasat Reskrim Serdang Bedagai. AKP Adi Siagian SIK bermaksud mengecek kejahatan Ali Husni, apakah terlibat beberapa kejahatan di wilayah hukumnya.

“Cuman ngecek saja, ada apa tidak keterlibatanya dengan beberapa kasus di daerah kita, nanti saya kabari,” ujar Kasat Reskrim Sergai.

Dalam kesempatan sama tampak juga Kanit Ranmor Polresta Medan, AKP Bambang Gunanti hadir di Mapolsek Percut Seituan. Hanya saja ia enggan untuk diwawancarai terkait kemunculannya itu.

Terpisah, Kabid Propam Poldasu, Kombes Makmur Ginting mengatakan akan menempuh tindakan hukum atas tindakan Bripka Ali Husni. Disebutkannya, bila pidananya terbukti berkasnya akan berjalan sendiri ke Propam. Hanya saja pihaknya belum menerima laporan dari Polsek Percut Seituan. “Belum ada kami terima dari Polsek. Dari korban lainnya juga belum ada, mungkin masih di Polsek urusannya,” tandasnya.

Terkait didapatnya senjata api dari Ali, dia mengatakan bila laporannya sudah diterima dari Polsek, maka mereka akan meneliti dari mana senpinya, dan akan menindak si pemberi izinnya.

“Kalau memang senpinya tidak izin, kita dalami siapa yang memberikannya. Untuk itu, kita perlu data dari Polsek, tapi belum ada mereka berikan. Korbannya pun belum ada melapor,” pungkas perwira tiga melati emas di pundaknya itu. (mri/gib)

Bripka Ali
Bripka Ali Husni

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Mendekam di balik jeruji besi ternyata merupakan hal yang sangat memalukan bagi Bripka Ali Husni Nasution. Personel yang diamankan atas laporan beberapa korban perampokan itu mengaku sangat malu. Terlebih ketika menyadari dirinya adalah seorang aparat kepolisian.

“Aih, malu kali aku ah di sini. Aku ’kan polisi, malulah aku,” ucap Ali Husni saat disambangi wartawan di depan sel Polsek Percut Seituan, Senin (7/7) siang.

Di dalam sel tampang Bripka Ali Husni mulai tampak acak-acakan. Kepada awak koran ini Bripka Ali Husni bercerita, awal kali dirinya melakukan tindak kejahatan terjadi secara kebetulan. Saat itu, pertengahan Januari 2013 dirinya bertemu dengan Misman yang tak lain adalah seorang wartawan mingguan di Medan. Misman meminta pertolongan padanya untuk menakut-nakuti warga sipil yang terlibat utang-piutang.

Bermaksud membantu tetangganya di Jalan Brigjen Katamso, Bripka Ali Husni pun mendatangi pria yang memiliki utang pada Misman. Personel polisi di Poldasu ini pun mengancam sasaran mereka agar cepat membayar utangnya sebesar Rp 5 juta kepada Misman.

Di bawah todongan pistol, korban pun tak berdaya dan memberikan uang Rp 5 juta dan Rp 500 ribu untuk Ali Husni sebagai uang jaminan. Setelah melakukan hal tersebut Bripka Ali Husni pun menjadi ketagihan.

“Aku jadi ketagihan karena aku pas itu diajarin sama si Misman itu. Awalnya cuma nakutin orang biar cepat bayar utang, lama-lama jadi merampok,” ungkap Bripka Ali Husni.

Tindakan kejahatan yang dilakoni Bripka Ali Husni antara lain melakukan perampokan sepeda motor di wilayah Kota Medan. Diterangkan polisi yang tercatat sudah 7 kali dilaporkan melakukan perampokan dengan bersenjata pistol

Setiap kali berhasil, barang rampokan, baik berupa sepeda motor dan mobil mereka jual kepada Iwan, kenalannya yang merupakan warga Aceh. Cukup tinggal angkat telepon Iwan akan menjemput barang hasil kejahatan Bripka Ali Husni.

“Kalau buang barang-barang hasil jarahan kami buang ke Aceh, mereka kami telepon datang, itu makanya enak berbisnis sama mereka, si Iwan namanya,” terang Bripka Ali Husni.

Namun saat ditanya sudah berapa kali melancarkan aksinya, Bripka Ali Husni enggan menjelaskan. Hanya saja dirinya mengaku pasrah jika harus mendapat sanksi pecat. Kedepannya, Ali Husni sudah merencanakan untuk menjadi body guard atau pengawal.

“Aku nggak papa kalau dipecat. Pasrah saja, namanya kita prajurit siap terima perintah saja. Kalau dipecat aku masih bisa kerja jadi bodyguard kok, pengawal pribadi, masih banyak yang minat,” rencana Bripka Ali Husni.

Di sela wawancara, tampak seorang wanita berkulit putih yang diketahui istri Bripka Ali Husni. Wanita yang sejak awal selalu setia mengunjungi personel SPKT Poldasu itu.

“Kasian aku liat dia. Aku masih sayang dan aku yakin dia pasti nanti berubah. Dia bilang ampun dan tobat kok sama aku dan keluarga. Biarlah ini menjadi hukuman buat dia,” tutur wanita yang mengaku Boru Panjaitan itu.

 

JADI KEPALA KAMAR

Di antara tahanan yang mendekam di sel Polsek Percut Seituan, sosok Bripka Ali Husni tampak ditakuti penghuni lainnya. Bahkan pantauan dari CCTV di ruang SPKT Polsek, tampak beberapa tahanan memijat kaki dan tangan polisi bertubuh gempal itu.

Bripka Ali Husni disebut-sebut sebagai kepala kamar di ruangan tahanan. Sel-nya tampak berbeda dengan tahanan lainnya. Kepala kamar sebelumnya, berinisial AB yang terlibat kasus pembunuhan pun mengaku takut dengan Bripka Ali Husni.

“Kejam bapak itu, mukanya aja serem, makanya dia selo aja,” ucap AB.

Hanya saja di dalam sel, Bripka Ali Husni dikenal cukup baik dan kerap memberikan jajanan kepada tahanan lainnya.

 

DICURIGAI BERAKSI DI SERGAI

Kemarin (7/7), Bripka Ali Husni kedatangan tamu seorang Kasat Reskrim Serdang Bedagai. AKP Adi Siagian SIK bermaksud mengecek kejahatan Ali Husni, apakah terlibat beberapa kejahatan di wilayah hukumnya.

“Cuman ngecek saja, ada apa tidak keterlibatanya dengan beberapa kasus di daerah kita, nanti saya kabari,” ujar Kasat Reskrim Sergai.

Dalam kesempatan sama tampak juga Kanit Ranmor Polresta Medan, AKP Bambang Gunanti hadir di Mapolsek Percut Seituan. Hanya saja ia enggan untuk diwawancarai terkait kemunculannya itu.

Terpisah, Kabid Propam Poldasu, Kombes Makmur Ginting mengatakan akan menempuh tindakan hukum atas tindakan Bripka Ali Husni. Disebutkannya, bila pidananya terbukti berkasnya akan berjalan sendiri ke Propam. Hanya saja pihaknya belum menerima laporan dari Polsek Percut Seituan. “Belum ada kami terima dari Polsek. Dari korban lainnya juga belum ada, mungkin masih di Polsek urusannya,” tandasnya.

Terkait didapatnya senjata api dari Ali, dia mengatakan bila laporannya sudah diterima dari Polsek, maka mereka akan meneliti dari mana senpinya, dan akan menindak si pemberi izinnya.

“Kalau memang senpinya tidak izin, kita dalami siapa yang memberikannya. Untuk itu, kita perlu data dari Polsek, tapi belum ada mereka berikan. Korbannya pun belum ada melapor,” pungkas perwira tiga melati emas di pundaknya itu. (mri/gib)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/