26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Ancam Potong Leher, Ayah Tiduri Dua Anak Gadisnya Sejak SD

DIANCAM POTONG LEHER
Selama 6 tahun, Melati dan Dahlia terpaksa melayani syahwat bejat ayah kandungnya. Sebab, apabila keduanya tidak mau melayani, MS kerap mengancam akan memotong leher keduanya.

“Dibilang Bapak kalau kami tidak mau, kami mau dibunuhnya. ‘Aku Potong Leher Kalian Nanti’,” ucap keduanya mengingat ancaman bapaknya.

Menurut keduanya, mereka sudah dijadikan budak sex sejak duduk di bangku SD. Meski tidak mampu mengingat kali pertama mereka meladeni ayahnya, namun keduanya masih mengingat jelas bagaimana pria melakukannya.

Bejatnya lagi, keduanya tak jarang diminta melayani MS bersamaan. “Di kebun dan di rumah, langsung berdua ganti-gantian. Kalau kami tidak mau kami dipukulnya,” ujar korban dengan mata berkaca-kaca.

Kenapa selama ini mendiamkan perbuatan MS? Sebab, menurut keduanya pelaku kerap mengancam. “Kalau saya terakhir, Kamis (30/7) kemarin di sebuah Balai Desa, sewaktu dijemput Ayah dari tempat kos di Sipirok dan mau dibwa pulang ke rumah,” aku Melati.

Sedangkan, Dahlia, ia mengaku terakhir kali digagahi ayahnya pada Januari lalu. Namun apa yang telah dilakukan pelaku kepada mereka masih terbayang jelas di ingatan.

Pun begitu, semangat mereka terbilang tinggi. Meski selama 6 tahun mengalami kejahatan seksual oleh Ayahnya sendiri, namun keduanya masih tetap saja melanjutkan pendidikannya.

“Kami minta Ayah kami dihukum seberat-beratnya, kasihan Mamak (Ibu,red) kami. Karena selama ini tidak mengetahuinya dan Kami pun takut menceritakannya,” tukas keduanya tegar. (yza/smg/ala)

DIANCAM POTONG LEHER
Selama 6 tahun, Melati dan Dahlia terpaksa melayani syahwat bejat ayah kandungnya. Sebab, apabila keduanya tidak mau melayani, MS kerap mengancam akan memotong leher keduanya.

“Dibilang Bapak kalau kami tidak mau, kami mau dibunuhnya. ‘Aku Potong Leher Kalian Nanti’,” ucap keduanya mengingat ancaman bapaknya.

Menurut keduanya, mereka sudah dijadikan budak sex sejak duduk di bangku SD. Meski tidak mampu mengingat kali pertama mereka meladeni ayahnya, namun keduanya masih mengingat jelas bagaimana pria melakukannya.

Bejatnya lagi, keduanya tak jarang diminta melayani MS bersamaan. “Di kebun dan di rumah, langsung berdua ganti-gantian. Kalau kami tidak mau kami dipukulnya,” ujar korban dengan mata berkaca-kaca.

Kenapa selama ini mendiamkan perbuatan MS? Sebab, menurut keduanya pelaku kerap mengancam. “Kalau saya terakhir, Kamis (30/7) kemarin di sebuah Balai Desa, sewaktu dijemput Ayah dari tempat kos di Sipirok dan mau dibwa pulang ke rumah,” aku Melati.

Sedangkan, Dahlia, ia mengaku terakhir kali digagahi ayahnya pada Januari lalu. Namun apa yang telah dilakukan pelaku kepada mereka masih terbayang jelas di ingatan.

Pun begitu, semangat mereka terbilang tinggi. Meski selama 6 tahun mengalami kejahatan seksual oleh Ayahnya sendiri, namun keduanya masih tetap saja melanjutkan pendidikannya.

“Kami minta Ayah kami dihukum seberat-beratnya, kasihan Mamak (Ibu,red) kami. Karena selama ini tidak mengetahuinya dan Kami pun takut menceritakannya,” tukas keduanya tegar. (yza/smg/ala)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/