26.7 C
Medan
Friday, May 3, 2024

Peta Persaingan Pilgubsu Makin Sengit

Pasangan balon Gubsu/Wagubsu JR Saragih-Ance Selian.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pengabulan gugatan JR-Ance oleh Bawaslu Sumut, membuat peluang pasangan ini ikut Pilgubsu 2018 makin besar. Pengamat Sosial dari FISIP USU, Agus Suryadi mengatakan, jika pasangan JR-Ance lolos sebagai salahsatu calon, peta persaingan di Pilgubsu akan semakin sengit.

“Ketiga pasangan calon, yakni Edy-Ijeck, Djarot-Sihar, dan JR-Ance, memiliki potensi di wilayah masing-masing yang sudah dipetakan. Dengan begitu, ketiga paslon memiliki peluang yang sama untuk menang. Meski demikian, kalau kita petakan secara zonasi kewilayahan, beberapa wilayah Pantai Timur kemungkinan besar dikuasai Eramas. Dan itu kantong-kantong terbesar dari DPT yang ada di sepanjang Pantai Timur. Namun tidak bisa juga kita tesiskan bahwa Eramas unggul dibanding dua pasangan lainnya, ” ujar Agus saat diwawancarai Sumut Pos, Minggu (4/3).

Agus mengatakan, dengan bakal ikutnya JR-Ance di Pilgubsu, paling tidak, masyarakat memiliki prefensi pilihan yang banyak. Masyarakat Sumut menurutnya sudah cerdas dan dapat menilai pasangan yang layak memimpin Sumut. Masyarakat Sumut tidak akan mau lagi terbuai janji-janji politik. Sehingga ketiga paslon hanya akan dapat menarik simpatik masyarakat dengan program.

“Sejak awal saya prediksi 3 pasangan ini menjadi prefensi baik. Artinya mereka orang-orang baru dalam konteks Pilgub. Mereka pilihan baru. Mereka punya peluang yang sama, walaupun masing-masing secara personal punya pengalaman di bidang masing-masing, ” sambungnya.

Disinggung soal situasi Pilgubsu, dikatakan Agus, diprediksi akan tetap kondusif. Alasannya, masyarakat di Sumatera Utara dengan tingkat pluralisme dan keberagaman, lebih dewasa menyikapi dinamika atau konflik.

“Tapi jangan konflik kecil digeneralisir menjadi kerusuhan massal, gara-gara Pilkada. Sumut jauh lebih dewasa dalam menerima pluralisme. Contohnya Djarot, kalau kemudian kita tarik dikotomisnya, bukan orang Sumut, tapi bisa diterima. Itu artinya kita menghargai pluralisme, tidak ada kemudian terkotak-kotak lagi, ” lanjutnya.

Pasangan balon Gubsu/Wagubsu JR Saragih-Ance Selian.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pengabulan gugatan JR-Ance oleh Bawaslu Sumut, membuat peluang pasangan ini ikut Pilgubsu 2018 makin besar. Pengamat Sosial dari FISIP USU, Agus Suryadi mengatakan, jika pasangan JR-Ance lolos sebagai salahsatu calon, peta persaingan di Pilgubsu akan semakin sengit.

“Ketiga pasangan calon, yakni Edy-Ijeck, Djarot-Sihar, dan JR-Ance, memiliki potensi di wilayah masing-masing yang sudah dipetakan. Dengan begitu, ketiga paslon memiliki peluang yang sama untuk menang. Meski demikian, kalau kita petakan secara zonasi kewilayahan, beberapa wilayah Pantai Timur kemungkinan besar dikuasai Eramas. Dan itu kantong-kantong terbesar dari DPT yang ada di sepanjang Pantai Timur. Namun tidak bisa juga kita tesiskan bahwa Eramas unggul dibanding dua pasangan lainnya, ” ujar Agus saat diwawancarai Sumut Pos, Minggu (4/3).

Agus mengatakan, dengan bakal ikutnya JR-Ance di Pilgubsu, paling tidak, masyarakat memiliki prefensi pilihan yang banyak. Masyarakat Sumut menurutnya sudah cerdas dan dapat menilai pasangan yang layak memimpin Sumut. Masyarakat Sumut tidak akan mau lagi terbuai janji-janji politik. Sehingga ketiga paslon hanya akan dapat menarik simpatik masyarakat dengan program.

“Sejak awal saya prediksi 3 pasangan ini menjadi prefensi baik. Artinya mereka orang-orang baru dalam konteks Pilgub. Mereka pilihan baru. Mereka punya peluang yang sama, walaupun masing-masing secara personal punya pengalaman di bidang masing-masing, ” sambungnya.

Disinggung soal situasi Pilgubsu, dikatakan Agus, diprediksi akan tetap kondusif. Alasannya, masyarakat di Sumatera Utara dengan tingkat pluralisme dan keberagaman, lebih dewasa menyikapi dinamika atau konflik.

“Tapi jangan konflik kecil digeneralisir menjadi kerusuhan massal, gara-gara Pilkada. Sumut jauh lebih dewasa dalam menerima pluralisme. Contohnya Djarot, kalau kemudian kita tarik dikotomisnya, bukan orang Sumut, tapi bisa diterima. Itu artinya kita menghargai pluralisme, tidak ada kemudian terkotak-kotak lagi, ” lanjutnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/