30 C
Medan
Thursday, May 2, 2024

Jarak Pandang di KNIA Sempat di Bawah 500 Meter

Foto: DANIL SIREGAR/SUMUT POS  Pesawat komersil landing di Kualanamu International Airport (KNIA), Deliserdang, Sumatera Utara, Rabu (2/9/2015). Dampak kabut asap, sejumlah jadwal penerbangan domestik terganggu, hingga gagal terbang guna keamanan penerbangan.
Foto: DANIL SIREGAR/SUMUT POS
Pesawat komersil landing di Kualanamu International Airport (KNIA), Deliserdang, Sumatera Utara, Rabu (2/9/2015). Dampak kabut asap, sejumlah jadwal penerbangan domestik terganggu, hingga gagal terbang guna keamanan penerbangan.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – General Manager (GM) PT AP II Cabang KNIA, Jaya Tahoma Sirait mengatakan, sekitar pukul 09.30 WIB, jarak pandang sempat di bawah 500 meter. Akibatnya, penerbangan di KNIA terganggu.

“Sampai dengan sekitar jam 9.30 WIB, beberapa penerbangan di Kualanamu terpaksa delay, tertunda keberangkatannya dan juga kedatangannya. Karena jarak pandang di bawah 500 meter tetapi secara berangsur sekitar jam 10 beberapa penerbangan sudah bisa melanjutkan penerbangannya dan sudah sebagian besar tiba di Kualanamu. Yang datang memang hampir semuanya tidak bisa semuanya disini (KNIA),” ujar mantan GM Kargo Bandara Soekarno-Hatta (Soetta) ini.

Untuk keberangkatan dari KNIA, lanjut Sirait, penerbangan tujuan Gunungsitoli, Sibolga, Padang, Palembang dan Pekanbaru masih terganggu. “Kalau yang berangkat, rute-rute ke Gunungsitoli juga Sibolga juga Pekanbaru juga di Padang, Palembang masih tertutup. Sampai saat ini sekitar jam 9, ada sekitar 7 penerbangan yang delay dari keberangkatannya,” kata GM.

Sayangnya, GM KNIA belum mendapatkan laporan dari bandara di luar negeri seperti Malaysia yang diketahui asap kiriman itu juga menyelimuti daerah di negeri jiran tersebut. Menurutnya, pihaknya tetap melakukan kordinasi dengan stakeholder terkait seperti maskapai guna mengetahui perkembangan selanjutnya.

“Kemarin ya memang begitu dari Malaysia juga dari Kuala Lumpur ada kendala. Sesuai standart kalau memang jarak pandang pilot itu tidak mencukupi standart minimal, ya melalui air navigation, petugas di tower diinformasikan ke pilot. Kami sendiri melakukan pengetatan pengawasan dan kordinasi lagi, itu saja yang kami lakukan. Sepanjang hari sepanjang saat, landasan kita memang tidak ada halangan, tidak ada kendala,” ungkapnya.

Ia berharap, hujan yang mengguyur kemarin, dapat menyapu kabut asap yang menyelimuti KNIA. “Tapi sampai jam 10 masih ada kabut namun mulai berangsur beberapa penerbangan bisa diatur keberangkatannya,” imbuh GM.

Namun hujan yang diharapkan GM KNIA dapat menyapu kabut asap kiriman itu tak berpengaruh. Petugas prakirawan (forecaster) KNIA, Darul menyatakan, hujan yang berlangsung sekitar 210 menit atau 3,5 jam dengan intensitas ringan ini tidak berdampak tersapunya kabut asap kiriman tersebut.

Bahkan, menurutnya, jarak pandang di KNIA sekitar pukul 07.30 WIB hingga 08.00 WIB itu di angka 400 meter. “Kemarin pagi, asap campur kabut karena hujan. Hujannya dari jam setengah 4 pagi sampai jam 7 pagi. Belum menyapu kabut asap itu. Ya, kabut asap ini juga terlihat menyelimuti sekitar Lubukpakam,” ungkapnya.

Dijelaskan Darul, pukul 08.30 WIB, jarak pandang berangsur membaik yakni di angka 600 hingga 900 meter. Selain itu, di pukul 10.00 WIB, 1 kilometer jarak pandang di KNIA.

Kondisi itupun terus membaik yang hingga kemarin (4/9) sore, jarak pandang 2.400 meter. Selain itu, kelembapan udara 79 persen dengan kecepatan angin 10 hingga 12 knot yang angin bergerak dari timur ke barat.

“Potensi hujan kecil,” imbuh Darul yang ditanya apakah ada potensi hujan kembali mengguyur KNIA di malam hari. (gus/prnted/ril)

Foto: DANIL SIREGAR/SUMUT POS  Pesawat komersil landing di Kualanamu International Airport (KNIA), Deliserdang, Sumatera Utara, Rabu (2/9/2015). Dampak kabut asap, sejumlah jadwal penerbangan domestik terganggu, hingga gagal terbang guna keamanan penerbangan.
Foto: DANIL SIREGAR/SUMUT POS
Pesawat komersil landing di Kualanamu International Airport (KNIA), Deliserdang, Sumatera Utara, Rabu (2/9/2015). Dampak kabut asap, sejumlah jadwal penerbangan domestik terganggu, hingga gagal terbang guna keamanan penerbangan.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – General Manager (GM) PT AP II Cabang KNIA, Jaya Tahoma Sirait mengatakan, sekitar pukul 09.30 WIB, jarak pandang sempat di bawah 500 meter. Akibatnya, penerbangan di KNIA terganggu.

“Sampai dengan sekitar jam 9.30 WIB, beberapa penerbangan di Kualanamu terpaksa delay, tertunda keberangkatannya dan juga kedatangannya. Karena jarak pandang di bawah 500 meter tetapi secara berangsur sekitar jam 10 beberapa penerbangan sudah bisa melanjutkan penerbangannya dan sudah sebagian besar tiba di Kualanamu. Yang datang memang hampir semuanya tidak bisa semuanya disini (KNIA),” ujar mantan GM Kargo Bandara Soekarno-Hatta (Soetta) ini.

Untuk keberangkatan dari KNIA, lanjut Sirait, penerbangan tujuan Gunungsitoli, Sibolga, Padang, Palembang dan Pekanbaru masih terganggu. “Kalau yang berangkat, rute-rute ke Gunungsitoli juga Sibolga juga Pekanbaru juga di Padang, Palembang masih tertutup. Sampai saat ini sekitar jam 9, ada sekitar 7 penerbangan yang delay dari keberangkatannya,” kata GM.

Sayangnya, GM KNIA belum mendapatkan laporan dari bandara di luar negeri seperti Malaysia yang diketahui asap kiriman itu juga menyelimuti daerah di negeri jiran tersebut. Menurutnya, pihaknya tetap melakukan kordinasi dengan stakeholder terkait seperti maskapai guna mengetahui perkembangan selanjutnya.

“Kemarin ya memang begitu dari Malaysia juga dari Kuala Lumpur ada kendala. Sesuai standart kalau memang jarak pandang pilot itu tidak mencukupi standart minimal, ya melalui air navigation, petugas di tower diinformasikan ke pilot. Kami sendiri melakukan pengetatan pengawasan dan kordinasi lagi, itu saja yang kami lakukan. Sepanjang hari sepanjang saat, landasan kita memang tidak ada halangan, tidak ada kendala,” ungkapnya.

Ia berharap, hujan yang mengguyur kemarin, dapat menyapu kabut asap yang menyelimuti KNIA. “Tapi sampai jam 10 masih ada kabut namun mulai berangsur beberapa penerbangan bisa diatur keberangkatannya,” imbuh GM.

Namun hujan yang diharapkan GM KNIA dapat menyapu kabut asap kiriman itu tak berpengaruh. Petugas prakirawan (forecaster) KNIA, Darul menyatakan, hujan yang berlangsung sekitar 210 menit atau 3,5 jam dengan intensitas ringan ini tidak berdampak tersapunya kabut asap kiriman tersebut.

Bahkan, menurutnya, jarak pandang di KNIA sekitar pukul 07.30 WIB hingga 08.00 WIB itu di angka 400 meter. “Kemarin pagi, asap campur kabut karena hujan. Hujannya dari jam setengah 4 pagi sampai jam 7 pagi. Belum menyapu kabut asap itu. Ya, kabut asap ini juga terlihat menyelimuti sekitar Lubukpakam,” ungkapnya.

Dijelaskan Darul, pukul 08.30 WIB, jarak pandang berangsur membaik yakni di angka 600 hingga 900 meter. Selain itu, di pukul 10.00 WIB, 1 kilometer jarak pandang di KNIA.

Kondisi itupun terus membaik yang hingga kemarin (4/9) sore, jarak pandang 2.400 meter. Selain itu, kelembapan udara 79 persen dengan kecepatan angin 10 hingga 12 knot yang angin bergerak dari timur ke barat.

“Potensi hujan kecil,” imbuh Darul yang ditanya apakah ada potensi hujan kembali mengguyur KNIA di malam hari. (gus/prnted/ril)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/