25.6 C
Medan
Saturday, May 11, 2024

Abu Sinabung Rusak Tanaman Pertanian di Karo

Foto: Dessy/Sumut Pos Gunung Sinabung di Karo, Sumut, kelihatan semakin gundul.
Foto: Dessy/Sumut Pos
Gunung Sinabung di Karo, Sumut, kelihatan semakin gundul.

KARO, SUMUTPOS.CO – Gunung Sinabung di Karo yang masih berstatus Awas (Level IV), hingga kini masih terus menyemburkan material abu vulkanik. Ketebalan abu vulkanik yang dimuntahkan sangat berdampak buruk terhadap tanaman pertanian dan kesehatan warga di sekitarnya.

Abu vulkanik mengganggu aktivitas warga, baik petani, pengguna jalan, pengguna kendaraan, anak sekolah, dan lainnya. Apalagi saat ini di Karo, jarang turun hujan, hingga abu vulkanik melayang cepat dihembus angin. Tanaman pertanian, atap seng rumah, jalan raya telah diselimuti abu vulkanik terutama di Kecamatan Tiganderket.

Ratusan hektar tanaman pertanian warga di Kecamatan Tiganderket telah rusak diselimuti abu vulkanik yang terdiri dari tanaman, kopi, kakao, salak pondoh, tomat, cabai, tembakau, kol dan lain sebagainnya. Akibatnya, para petani telah mengalami kerugian yang cukup besar karena hasil panen tanaman jauh berkurang dari hasil panen sebelumnya pengaruh abu vulkanik.

A. Singarimbun (50), warga desa Tiganderket Rabu(6/1) kepada Sumut Pos menjelaskan, belakangan ini abu vulkanik Sinabung sasarannya di sekitar Kecamatan Tiganderket. ”Tanaman pertanian kami kerap kali diselimuti abu vulkanik yang cukup tebal, membuat tanaman menjadi rusak, sehingga hasil panennya jauh berkurang. Para petani kini mengeluh dan kehabisan akal mengatasinya,” katanya.

Kerja mengatasi ketebalan vulkanik pada tanaman membuat waktu petani banyak tersita, dan biaya semakin bertambah.

Petani lainnya, M. br Ginting (48) mengatakan, saat ini tengah menanam tanaman cabai pada lahan 0,5 hektar. Usia tanamannya baru 3 bulan. Namun sekarang tanaman cabainya mengalami keriting daun dan kerdil. ”Padahal saya telah banyak mengeluarkan biaya untuk merawat, mulai dari pengolahan lahan, membeli mulsa plastik, bibit, pupuk, obat menyemprot tanaman. Diduga akibat intensitas abu vulkanik Sinabung,” ungkapnya. (dessy)

Foto: Dessy/Sumut Pos Gunung Sinabung di Karo, Sumut, kelihatan semakin gundul.
Foto: Dessy/Sumut Pos
Gunung Sinabung di Karo, Sumut, kelihatan semakin gundul.

KARO, SUMUTPOS.CO – Gunung Sinabung di Karo yang masih berstatus Awas (Level IV), hingga kini masih terus menyemburkan material abu vulkanik. Ketebalan abu vulkanik yang dimuntahkan sangat berdampak buruk terhadap tanaman pertanian dan kesehatan warga di sekitarnya.

Abu vulkanik mengganggu aktivitas warga, baik petani, pengguna jalan, pengguna kendaraan, anak sekolah, dan lainnya. Apalagi saat ini di Karo, jarang turun hujan, hingga abu vulkanik melayang cepat dihembus angin. Tanaman pertanian, atap seng rumah, jalan raya telah diselimuti abu vulkanik terutama di Kecamatan Tiganderket.

Ratusan hektar tanaman pertanian warga di Kecamatan Tiganderket telah rusak diselimuti abu vulkanik yang terdiri dari tanaman, kopi, kakao, salak pondoh, tomat, cabai, tembakau, kol dan lain sebagainnya. Akibatnya, para petani telah mengalami kerugian yang cukup besar karena hasil panen tanaman jauh berkurang dari hasil panen sebelumnya pengaruh abu vulkanik.

A. Singarimbun (50), warga desa Tiganderket Rabu(6/1) kepada Sumut Pos menjelaskan, belakangan ini abu vulkanik Sinabung sasarannya di sekitar Kecamatan Tiganderket. ”Tanaman pertanian kami kerap kali diselimuti abu vulkanik yang cukup tebal, membuat tanaman menjadi rusak, sehingga hasil panennya jauh berkurang. Para petani kini mengeluh dan kehabisan akal mengatasinya,” katanya.

Kerja mengatasi ketebalan vulkanik pada tanaman membuat waktu petani banyak tersita, dan biaya semakin bertambah.

Petani lainnya, M. br Ginting (48) mengatakan, saat ini tengah menanam tanaman cabai pada lahan 0,5 hektar. Usia tanamannya baru 3 bulan. Namun sekarang tanaman cabainya mengalami keriting daun dan kerdil. ”Padahal saya telah banyak mengeluarkan biaya untuk merawat, mulai dari pengolahan lahan, membeli mulsa plastik, bibit, pupuk, obat menyemprot tanaman. Diduga akibat intensitas abu vulkanik Sinabung,” ungkapnya. (dessy)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/