25 C
Medan
Tuesday, November 26, 2024
spot_img

Saddam Husein Tewas Dihabisi Sobat Karib

Sudah Lama Saya Dendam
Polisi langsung bergerak cepat menyisir ke titik-titik yang diduga menjadi tempat kelakuan tersangka pasca kejadian. Berselang 13 jam kemudian, Akhiruddin Hasibuan alias Ucok Monmon berhasil diringkus. Saat ditangkap, Ucok sedang berdiam diri di kediaman bibinya.

“Langsung bergerak cepat, tersangka ditemukan di rumah bibinya di Kampung Selamat Kecamatan Psp Utara,” ujar Kapolres AKBP M Helmi Lubis SIK Kasat Reskrim AKP DB Diriono Sihotang yang disampaikan KBO Reskrim Ipda H Marpaung. Di ruangan KBO ketika diwawancarai, Akhiruddin mengaku berbuat nekad karena sakit hati terhadap sikap Saddam yang selalu mencacinya.

“Sudah lama saya dendam sama dia (korban, red). Dia sering mencaci-caci saya, itu yang saya rasakan. Kejadian ini tidak saya rencanakan, datang di situ saja,” katanya.

Terkait kronologis perkelahian yang berujung kematian rekannya, menurut Akhiruddin, peristiwa berawal pada Selasa (5/5) sekira pukul 01.00 WIB, ia sedang sarapan lontong di salah satu kedai yang berada di daerah Pasar Ucok Kodok.

Selesai sarapan lontong, ia beranjak ke lokasi parkir di depan Pasar Loak, untuk berjaga. “Di situ Saddam sudah ada di parkiran,” terangnya.

Sesampainya di sana, menurut pengakuannya, Saddam terus mengganggu dan mendatanginya dengan gaya seolah-olah mengajak berantam. “Di parkir itu, saya terus diganggunya. Lagian kan dia bukan orang situ. Dia itu tinggal di Losung Batu. Saat itu juga dia terus mendatangi saya. Sudah lama dia mengajak saya berantam, tapi saya tidak pernah meresponnya,” katanya.

Kemudian ia menjelaskan, di parkiran itu sempat terjadi cekok dan korban memukulnya.

“Pas cekcok dipukulnya saya. Makanya saya langsung lari ke arah Masjid Raya. Tapi dia (korban, red) terus mengejar, dan akhirnya terjatuh. Saat dia terjatuh itulah, saya melihat pisau itu jatuh dari tangannya. Makanya saya ambil pisaunya,” katanya.

Dikatakannya lagi, dengan kondisi terjatuh, korban masih ingin melakukan perlawanan kepadanya. Dan terjadilah perkelahian keduanya.

“Kemudian saya berkelahi dengannya dan kena dia sekali (kena tusuk pisau). Tapi dia masih mencoba bangkit untuk melawan. Saya tidak tau lagi berapa kali itu terjadi penikamannya, karena saat itu datang setannya bang,” katanya.

Dengan kondisi itu, ia meninggalkan korban terbaring dan pergi ke rumahnya.

“Saya lari ke rumah. Sampai di rumah saya masih kepikiran sama dia, bagaimana kondisinya,” tuturnya. Kemudian, Akhiruddin juga mengakui bahwa antara ia dan korban adalah teman akrab sejak kecil. Namun disayangkannya, akhir-akhir ini korban memang sering mencacinya.

“Iya bang, kami memang akrab sekali. Sejak SD kami sudah berkawan,” tuturnya sedikit tertunduk seolah mengenang rekannya itu, sesaat sebelum diperiksa polisi. (bsl/mag-1/smg/deo)

Sudah Lama Saya Dendam
Polisi langsung bergerak cepat menyisir ke titik-titik yang diduga menjadi tempat kelakuan tersangka pasca kejadian. Berselang 13 jam kemudian, Akhiruddin Hasibuan alias Ucok Monmon berhasil diringkus. Saat ditangkap, Ucok sedang berdiam diri di kediaman bibinya.

“Langsung bergerak cepat, tersangka ditemukan di rumah bibinya di Kampung Selamat Kecamatan Psp Utara,” ujar Kapolres AKBP M Helmi Lubis SIK Kasat Reskrim AKP DB Diriono Sihotang yang disampaikan KBO Reskrim Ipda H Marpaung. Di ruangan KBO ketika diwawancarai, Akhiruddin mengaku berbuat nekad karena sakit hati terhadap sikap Saddam yang selalu mencacinya.

“Sudah lama saya dendam sama dia (korban, red). Dia sering mencaci-caci saya, itu yang saya rasakan. Kejadian ini tidak saya rencanakan, datang di situ saja,” katanya.

Terkait kronologis perkelahian yang berujung kematian rekannya, menurut Akhiruddin, peristiwa berawal pada Selasa (5/5) sekira pukul 01.00 WIB, ia sedang sarapan lontong di salah satu kedai yang berada di daerah Pasar Ucok Kodok.

Selesai sarapan lontong, ia beranjak ke lokasi parkir di depan Pasar Loak, untuk berjaga. “Di situ Saddam sudah ada di parkiran,” terangnya.

Sesampainya di sana, menurut pengakuannya, Saddam terus mengganggu dan mendatanginya dengan gaya seolah-olah mengajak berantam. “Di parkir itu, saya terus diganggunya. Lagian kan dia bukan orang situ. Dia itu tinggal di Losung Batu. Saat itu juga dia terus mendatangi saya. Sudah lama dia mengajak saya berantam, tapi saya tidak pernah meresponnya,” katanya.

Kemudian ia menjelaskan, di parkiran itu sempat terjadi cekok dan korban memukulnya.

“Pas cekcok dipukulnya saya. Makanya saya langsung lari ke arah Masjid Raya. Tapi dia (korban, red) terus mengejar, dan akhirnya terjatuh. Saat dia terjatuh itulah, saya melihat pisau itu jatuh dari tangannya. Makanya saya ambil pisaunya,” katanya.

Dikatakannya lagi, dengan kondisi terjatuh, korban masih ingin melakukan perlawanan kepadanya. Dan terjadilah perkelahian keduanya.

“Kemudian saya berkelahi dengannya dan kena dia sekali (kena tusuk pisau). Tapi dia masih mencoba bangkit untuk melawan. Saya tidak tau lagi berapa kali itu terjadi penikamannya, karena saat itu datang setannya bang,” katanya.

Dengan kondisi itu, ia meninggalkan korban terbaring dan pergi ke rumahnya.

“Saya lari ke rumah. Sampai di rumah saya masih kepikiran sama dia, bagaimana kondisinya,” tuturnya. Kemudian, Akhiruddin juga mengakui bahwa antara ia dan korban adalah teman akrab sejak kecil. Namun disayangkannya, akhir-akhir ini korban memang sering mencacinya.

“Iya bang, kami memang akrab sekali. Sejak SD kami sudah berkawan,” tuturnya sedikit tertunduk seolah mengenang rekannya itu, sesaat sebelum diperiksa polisi. (bsl/mag-1/smg/deo)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/