25.6 C
Medan
Thursday, May 16, 2024

Pengusaha Pupuk Dirampok & Dihabisi di Depan Istri

Foto: Metro Tabagsel/JPNN Jenazah Armansyah Harahap, pengusaha pupuk yang dirampok dan dibunuh di depan istrinya di Padangsidimpuan, Sabtu (5/9) malam.
Foto: Metro Tabagsel/JPNN
Jenazah Armansyah Harahap, pengusaha pupuk yang dirampok dan dibunuh di depan istrinya di Padangsidimpuan, Sabtu (5/9) malam.

SIDIMPUAN, SUMUTPOS.CO – Armansyah Harahap (39) tewas mengenaskan. Pengusaha pupuk ini dihabisi 2 pria tak dikenal di depan istrinya, Nurhayani Siregar (35). Pembunuhan sadis bermotif perampokan ini terjadi saat korban melintas mengendarai sepeda motor di kawasan Semirik, Padangsidimpuan Batunadua, Sumut, Sabtu (5/9) pukul 20.00 WIB. Usai membunuh, pelaku membawa kabur uang Rp25 juta milik korban.

Info dihimpun, malam itu Armansyah dan istrinya baru pulang dari rumah kerabat mereka. Namun naas, saat melintas di lokasi tanpa lampu penerangan, dua pria tak dikenal tiba-tiba menghadang laju sepeda motor Honda Revo BB 2687 HL yang dikendarai Armansyah. Saat itulah, warga Paran Julu, Pargarutan Julu, Angkola Timur ini dihabisi kedua pelaku.

Meski sempat melakukan perlawanan, korban tetap kalah dari keroyokan dua perampok. Sementara Nurhayani hanya bisa memelas, agar kedua perampok berhenti menganiaya suaminya. Sebagai imbalan, Nurhayani menyerahkan uang Rp 25 juta yang dibawanya pada pelaku.“Ini uangnya, jangan kalian bunuh suamiku,” pinta Nurhayani memelas, tapi pelaku terus menghajar suaminya.

Karena tak bisa berbuat banyak. Nurhayani pun memilih lari minta pertolongan ke pemukiman warga. Di lokasi perkebunan itu, Nurhati bertemu dengan Taon Siregar. Bersama warga lain, Nurhayani pun kembali ke lokasi. Di sana, mereka menemukan Armansyah sudah terkapar bersimbah darah. Sementara kedua pelaku sudah melarikan diri.

Tak lama kemudian, puluhan petugas Reskrim Polres Psp turun ke lokasi guna melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). “Aku tidak tahu entah dibawa uang atau tidak, cuma katanya sudah diserahkan Rp 25 juta,”ujar Taon, warga sekitar saat diperiksa sebagai saksi. Dari kamar jenazah RSUD Kota Psp, tampak kening korban pecah. Selain itu terdapat juga luka sayat sepanjang 5×1 sentimeter di bagian paha kiri.

Nurhayani yang ditemui METRO TABAGSEL (grup SUMUTPOS.CO) mengaku ia dan suaminya sengaja membawa uang itu karena takut hilang jika ditinggal di rumah. “Uang itu modal beli pupuk, kalau di rumah takut ada yang mengambilnya. Soalnya banyak orang di situ,”katanya. Nurhayani juga menolak jenazah suaminya diotopsi untuk kepentingan penyelidikan. “Oih tidak usah itu pak, pembunuhnya saja bawa kemari, jangan dibelah lagi tubuh suamiku,” lirih Nurhayani yang sempat jatuh pingsan.

Kematian Armansyah masih jadi tanda tanya bagi warga. Soalnya barang berharga korban yang lain seperti uang di dompet dan sepeda motor korban tak dibawa kabur sama pelaku. Apalagi sebelum kejadian, korban dengan istrinya sempat cekcok. Karena itulah, usai pemakaman, Minggu (6/9) siang, petugas Reskrim Polres Psp yang menaruh curiga pun memanggil Nurhayani untuk diperiksa. Hingga minggu malam, istri korban masih menjalani pemeriksaan.

Saat diperiksa Nurhayani yang mengenakan jilbab merah itu terlihat tidak menunjukkan ekspresi seperti orang yang sedang berduka. Bahkan, saat petugas membawanya turun dari mobil, Nurhayani masih sempat melempar senyum.

Foto: Metro Tabagsel/JPNN Jenazah Armansyah Harahap, pengusaha pupuk yang dirampok dan dibunuh di depan istrinya di Padangsidimpuan, Sabtu (5/9) malam.
Foto: Metro Tabagsel/JPNN
Jenazah Armansyah Harahap, pengusaha pupuk yang dirampok dan dibunuh di depan istrinya di Padangsidimpuan, Sabtu (5/9) malam.

SIDIMPUAN, SUMUTPOS.CO – Armansyah Harahap (39) tewas mengenaskan. Pengusaha pupuk ini dihabisi 2 pria tak dikenal di depan istrinya, Nurhayani Siregar (35). Pembunuhan sadis bermotif perampokan ini terjadi saat korban melintas mengendarai sepeda motor di kawasan Semirik, Padangsidimpuan Batunadua, Sumut, Sabtu (5/9) pukul 20.00 WIB. Usai membunuh, pelaku membawa kabur uang Rp25 juta milik korban.

Info dihimpun, malam itu Armansyah dan istrinya baru pulang dari rumah kerabat mereka. Namun naas, saat melintas di lokasi tanpa lampu penerangan, dua pria tak dikenal tiba-tiba menghadang laju sepeda motor Honda Revo BB 2687 HL yang dikendarai Armansyah. Saat itulah, warga Paran Julu, Pargarutan Julu, Angkola Timur ini dihabisi kedua pelaku.

Meski sempat melakukan perlawanan, korban tetap kalah dari keroyokan dua perampok. Sementara Nurhayani hanya bisa memelas, agar kedua perampok berhenti menganiaya suaminya. Sebagai imbalan, Nurhayani menyerahkan uang Rp 25 juta yang dibawanya pada pelaku.“Ini uangnya, jangan kalian bunuh suamiku,” pinta Nurhayani memelas, tapi pelaku terus menghajar suaminya.

Karena tak bisa berbuat banyak. Nurhayani pun memilih lari minta pertolongan ke pemukiman warga. Di lokasi perkebunan itu, Nurhati bertemu dengan Taon Siregar. Bersama warga lain, Nurhayani pun kembali ke lokasi. Di sana, mereka menemukan Armansyah sudah terkapar bersimbah darah. Sementara kedua pelaku sudah melarikan diri.

Tak lama kemudian, puluhan petugas Reskrim Polres Psp turun ke lokasi guna melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). “Aku tidak tahu entah dibawa uang atau tidak, cuma katanya sudah diserahkan Rp 25 juta,”ujar Taon, warga sekitar saat diperiksa sebagai saksi. Dari kamar jenazah RSUD Kota Psp, tampak kening korban pecah. Selain itu terdapat juga luka sayat sepanjang 5×1 sentimeter di bagian paha kiri.

Nurhayani yang ditemui METRO TABAGSEL (grup SUMUTPOS.CO) mengaku ia dan suaminya sengaja membawa uang itu karena takut hilang jika ditinggal di rumah. “Uang itu modal beli pupuk, kalau di rumah takut ada yang mengambilnya. Soalnya banyak orang di situ,”katanya. Nurhayani juga menolak jenazah suaminya diotopsi untuk kepentingan penyelidikan. “Oih tidak usah itu pak, pembunuhnya saja bawa kemari, jangan dibelah lagi tubuh suamiku,” lirih Nurhayani yang sempat jatuh pingsan.

Kematian Armansyah masih jadi tanda tanya bagi warga. Soalnya barang berharga korban yang lain seperti uang di dompet dan sepeda motor korban tak dibawa kabur sama pelaku. Apalagi sebelum kejadian, korban dengan istrinya sempat cekcok. Karena itulah, usai pemakaman, Minggu (6/9) siang, petugas Reskrim Polres Psp yang menaruh curiga pun memanggil Nurhayani untuk diperiksa. Hingga minggu malam, istri korban masih menjalani pemeriksaan.

Saat diperiksa Nurhayani yang mengenakan jilbab merah itu terlihat tidak menunjukkan ekspresi seperti orang yang sedang berduka. Bahkan, saat petugas membawanya turun dari mobil, Nurhayani masih sempat melempar senyum.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/