25.6 C
Medan
Friday, May 3, 2024

Perawat Tidur, Astaga… Pasien Melahirkan Sendiri

Foto: Metro Asahan/JPNN Janah, seorang ibu pasien BPJS, melahirkan sendiri tanpa bantuan petugas medis, Minggu (6/12) dini hari di ruang rawat inap kelas III RSUD Rantauprapat, Sumut.
Foto: Metro Asahan/JPNN
Janah, seorang ibu pasien BPJS, melahirkan sendiri tanpa bantuan petugas medis, Minggu (6/12) dini hari di ruang rawat inap kelas III RSUD Rantauprapat, Sumut.

RANTAU, SUMUTPOS.CO – Seorang pasien BPJS terpaksa melahirkan sendiri tanpa bantuan petugas medis, Minggu (6/12) sekitar pukul 03.00 WIB dini hari. Ironisnya, peristiwa ini terjadi di ruang rawat inap kelas III RSUD Rantauprapat saat perawat tidur.

Bayi malang anak pasangan Jannah (22) dan Iwan (27), warga Jalan Pekan lama Rantauprapat itu sempat terjatuh dari atas tempat tidur dan nyaris tewas. Kepada wartawan Iwan menceritakan kisah istrinya yang mempertaruhkan nyawa saat melahirkan buah hati mereka. Menurutnya, dini hari itu istrinya yang tengah mengandung anak ketiga mulai mengerang kesakitan.

“Dan persis sekitar pukul 02.00 WIB, saya melihat ketuban istri saya itu sudah pecah,” ujarnya. Dengan rasa panik, Iwan pun langsung berlari memanggil petugas medis di rumah sakit itu. “Rupanya dokter dan perawatnya lagi tidur. Kemudian saya bangunin dan saya katakan kalau air ketuban istri saya itu sudah pecah,” jelasnya.

Ketika itu, lanjut Iwan, seorang perawat wanita pun datang melihat kondisi istrinya. “Tapi anehnya, perawat yang datang hanya bilang kepada istri saya supaya tidur dengan posisi miring. Katanya supaya bayinya cepat keluar. Setelah itu, dia pun pergi kembali tidur ke ruangannya,” terangnya.

Selepas kepergian perawat wanita itu, istrinya pun terus mengerang kesakitan. Bahkan berteriak akibat sakit yang tak tertahankan.

“Dan hampir satu jam istri saya seperti itu,” ucapnya. Karena melihat kondisi istrinya yang semakin parah, tepatnya sekitar pukul 03.00 WIB, Iwan pun memutuskan meninggalkan istrinya untuk kembali memanggil para petugas medis yang sedang tertidur. “Dan ternyata, setelah saya kembali ke ruang rawat, rupanya istriku sudah melahirkan sendiri. Sedihnya, bayiku yang lahir rupaya terjatuh dari tempat tidur. Untungnya ada tali pusat yang masih melilit, jadi bayiku tergantung-gantung tidak terbentur ke lantai yang hanya berjarak satu jengkal lagi. Kalau tidak ada tali pusat itu, mungkin bayiku sudah meninggal,” ujar Iwan dengan menitikkan air mata.

Menyaksikan kejadian itu, Iwan pun langsung menyelamatkan bayi laki-laki yang baru saja dilahirkan istrinya itu. “Setelah kuselamatkan, barulah para petugas medis itu berdatangan dan membawa bayi saya ke ruang inkubator. Dan alhamdulillah, istri saya juga baik-baik saja. Tapi sampai saat ini, saya masih berdoa agar tidak terjadi apa-apa terhadap bayi saya, meskipun pihak rumah sakit mengatakan anak saya itu sehat-sehat saja,” harapnya.

Foto: Metro Asahan/JPNN Janah, seorang ibu pasien BPJS, melahirkan sendiri tanpa bantuan petugas medis, Minggu (6/12) dini hari di ruang rawat inap kelas III RSUD Rantauprapat, Sumut.
Foto: Metro Asahan/JPNN
Janah, seorang ibu pasien BPJS, melahirkan sendiri tanpa bantuan petugas medis, Minggu (6/12) dini hari di ruang rawat inap kelas III RSUD Rantauprapat, Sumut.

RANTAU, SUMUTPOS.CO – Seorang pasien BPJS terpaksa melahirkan sendiri tanpa bantuan petugas medis, Minggu (6/12) sekitar pukul 03.00 WIB dini hari. Ironisnya, peristiwa ini terjadi di ruang rawat inap kelas III RSUD Rantauprapat saat perawat tidur.

Bayi malang anak pasangan Jannah (22) dan Iwan (27), warga Jalan Pekan lama Rantauprapat itu sempat terjatuh dari atas tempat tidur dan nyaris tewas. Kepada wartawan Iwan menceritakan kisah istrinya yang mempertaruhkan nyawa saat melahirkan buah hati mereka. Menurutnya, dini hari itu istrinya yang tengah mengandung anak ketiga mulai mengerang kesakitan.

“Dan persis sekitar pukul 02.00 WIB, saya melihat ketuban istri saya itu sudah pecah,” ujarnya. Dengan rasa panik, Iwan pun langsung berlari memanggil petugas medis di rumah sakit itu. “Rupanya dokter dan perawatnya lagi tidur. Kemudian saya bangunin dan saya katakan kalau air ketuban istri saya itu sudah pecah,” jelasnya.

Ketika itu, lanjut Iwan, seorang perawat wanita pun datang melihat kondisi istrinya. “Tapi anehnya, perawat yang datang hanya bilang kepada istri saya supaya tidur dengan posisi miring. Katanya supaya bayinya cepat keluar. Setelah itu, dia pun pergi kembali tidur ke ruangannya,” terangnya.

Selepas kepergian perawat wanita itu, istrinya pun terus mengerang kesakitan. Bahkan berteriak akibat sakit yang tak tertahankan.

“Dan hampir satu jam istri saya seperti itu,” ucapnya. Karena melihat kondisi istrinya yang semakin parah, tepatnya sekitar pukul 03.00 WIB, Iwan pun memutuskan meninggalkan istrinya untuk kembali memanggil para petugas medis yang sedang tertidur. “Dan ternyata, setelah saya kembali ke ruang rawat, rupanya istriku sudah melahirkan sendiri. Sedihnya, bayiku yang lahir rupaya terjatuh dari tempat tidur. Untungnya ada tali pusat yang masih melilit, jadi bayiku tergantung-gantung tidak terbentur ke lantai yang hanya berjarak satu jengkal lagi. Kalau tidak ada tali pusat itu, mungkin bayiku sudah meninggal,” ujar Iwan dengan menitikkan air mata.

Menyaksikan kejadian itu, Iwan pun langsung menyelamatkan bayi laki-laki yang baru saja dilahirkan istrinya itu. “Setelah kuselamatkan, barulah para petugas medis itu berdatangan dan membawa bayi saya ke ruang inkubator. Dan alhamdulillah, istri saya juga baik-baik saja. Tapi sampai saat ini, saya masih berdoa agar tidak terjadi apa-apa terhadap bayi saya, meskipun pihak rumah sakit mengatakan anak saya itu sehat-sehat saja,” harapnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/