Mendengar itu Evy tersipu. Ia mengatakan, sudah sepatutnya istri membantu suaminya. Apapun kesulitan dan masalah yang dihadapi. Namun Evy mengaku siap menerima vonis yang akan dijatuhkan untuk mereka berdua.
“Saya kan cenderung memang harus membantu, itukan kewajiban saya. Tapi apapun itu, keluarga ‘kan tidak sepaham dengan saya. Soal kesiapan mental ‘kan beda. Ini ‘kan bukan perkara sehari dua hari. Ini setahun dua tahun, tapi apapun siap,” kata Evy.
Namun diakuinya, rasa sedih kerap kali datang apabila teringat dengan anak-anaknya. Walau demikian ia berharap keluarganya dapat menerima dan mengerti.
“Saya enggak tidur. Kalau kami kan kepikiran anak-anak, keluarga, orang tua saya. Itu ‘kan jadi pikiran kami berdua. Kan kasihan anak-anak,” sebutnya.
“Anak-anak sekarang mau nerima. Semakin ke sini mau nerima, fakta di lapangan kan tahu seperti apa,” imbuh Evy.
Gatot dan Evy mengaku rindu dengan anak-anaknya. “Saya enggak tidur. Kalau kami, kan kepikiran anak, keluarga, orangtua saya. Itukan jadi pikiran kami berdua. Kan kashian anak,” tutur Evy.
Terkait kasus yang menjeratnya, Evy mengaku anak-anaknya sudah mulai menerima. Dia berharap keluarga dan anak-anaknya tetap tegar.
“Semuanya itu kangen. Yang paling bungsu 17 (tahun). Anak-anak besar semua,” ujarnya.
Senada dengan Evy, Gatot mengaku ada perasaan kangen dengan anak-anaknya. Pasalnya sejak dirinya terjerat kasus dan di tahan, Gatot mengaku jarang untuk berkumpul dengan anak-anaknya.
“Yang kangen itu ngeriungnya itu lho,” kata Gatot.(bbs/adz)