26.7 C
Medan
Sunday, May 12, 2024

Eramas dan Djoss Berebut Simpati Warga Tionghoa

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Momen Tahun Baru Imlek 2569 kemarin, dimanfaatkan dua pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara menarik simpati warga etnis Tionghoa. Edy Rahmayadi-Musa Rajekshah (Eramas) dan Djarot Syaiful Hidayat-Sihar Sitorus (Djoss) sama-sama mendatangi kawasan permukiman warga Tionghoa di Kota Medan, Jumat (16/2).

Baik pasangan Edy-Ijeck maupun Djarot-Sihar sama-sama mengambil momentum perayaan Imlek untuk bersosialisasi dan kampanye. Langkah ini dinilai sebagai upaya mendapatkan kepercayaan dari masyarakat Tionghoa agar dipilih pada pemungutan suara Pilgub 2018, 27 Juni mendatang.

Pengamat politik dan pemerintahan Rio Affandi Siregar menilai, upaya keduanya masuk ke kelompok masyarakat etnis Tionghoa dalam kaitan kepentingan Pilgub, adalah bagiamana menciptakan dan meyakinkan rasa aman, menghilangkan diskriminasi serta perpecahan. “Mereka juga harus bisa meyakinkan bahwa labelisasi negatif yang menimbulkan sikap antipati terhadap etnis tertentu, tidak terjadi di Sumut. Karena kita Indonesia, yang bermacam suku bangsa,” sebut akademisi dari UMSU ini.

Dengan begitu, lanjut Rio, sebagian besar suara etnis Tionghoa bukan tidak mungkin akan mengarah kepada satu paslon, atau juga keduanya sama besar, tergantung bagaimana cara mereka meyakinkan pemilih etnis Tionghoa dalam perlakuan sosial ekonomi ke depan.

Sementara, pengamat politik Agus Suryadi menilai, sah-sah saja bila pasangan calon coba mengambil hati semua elemen dan kelompok masyarakat. Terlebih dalam menghadiri acara Imlek pada hari besar keagamaan umat Budha. “Harus diingat, kedua paslon ini adalah orang-orang baru dan baru pertama kali bertarung di Pilgub Sumut.  Dalam konteks political marketing, upaya  menarik perhatian tentu saja merupakan stategi yang harus menjadi bagian dari pemenangan calon,” katanya.

Dosen Departemen Sosial dan Politik dari Universitas Sumatera Utara (USU) ini menyebutkan, dalam setiap moment yang ada dalam masyarakat, tentu saja menjadi peluang bagi kedua paslon untuk menarik simpati dan bila perlu menjadi empati masyarakat untuk memilih mereka. Apalagi bilang Agus, andai strategi jualan kedua paslon terhadap masyarakat Tionghoa dinilai pas, maka bukan tidak mungkin suara etnis minoritas tersebut akan mereka rasakan saat hari pencoblosan 27 Juni mendatang.

“Ya, saya pikir itu sah-sah saja mereka lakukan. Cara dan pendekatannya juga berbeda-beda. Bisa saja dengan menjanjikan iklim di dunia usaha lebih mudah dari sisi perizinan serta permodalan. Lalu tentu saja mereka bisa berjanji dengan lebih memberikan aksesibilitas etnis Tionghoa untuk berpartisipasi dalam pembangunan di Sumut,” paparnya.

Diketahui, Cagubsu Djarot Saiful Hidayat bertamu ke rumah mantan Ketua Umum PB Wushu Supandi Kusuma yang tengah merayakan Tahun Baru Imlek di kawasan Polonia Medan, Jumat (16/2). Di sana, Djarot bertemu dan berbincang-bincang dengan Gubernur Sumut Tengku Erry Nuradi.

Djarot datang bersama istri, Heppy Farida, Calon Wakil Gubernur Sumut (Cawagubsu) Sihar Sitorus, anggota DPR RI Sofyan Tan, Sekretaris PDIP Sumut Sutarto. Sedangkan Tengku Erry didampingi istri, Evi Diana Sitorus.

Djarot bersama Sihar, Tengku Erry, Sofyan Tan dan tuan rumah Supandi Kusuma tampak berbincang santai dan sesekali tertawa bersama, seraya mencicipi aneka makanan dan minuman yang dihidangkan.

Saat beranjak pulang, Djarot, Sihar, Tengku Erry dan tokoh-tokoh Tionghoa yang ada di Kediaman Supandi melakukan sesi foto bersama. Djarot tak lupa mengucapkan selamat merayakan Tahun Baru Imlek bagi yang merayakan. “Gong Xi Fa Cai,” ujarnya.

Djarot dalam kesempatan itu menegaskan jika rakyat Sumut mengamanahkan dirinya memimpin Sumut ke depan, akan membangun daerah ini dengan seutuhnya. ‘’Kita akan teruskan program-program Pak Tengku Erry. Insyaallah agar Sumut Paten lebih Hebat lagi ke depan,’’ ucap Djarot.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Momen Tahun Baru Imlek 2569 kemarin, dimanfaatkan dua pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara menarik simpati warga etnis Tionghoa. Edy Rahmayadi-Musa Rajekshah (Eramas) dan Djarot Syaiful Hidayat-Sihar Sitorus (Djoss) sama-sama mendatangi kawasan permukiman warga Tionghoa di Kota Medan, Jumat (16/2).

Baik pasangan Edy-Ijeck maupun Djarot-Sihar sama-sama mengambil momentum perayaan Imlek untuk bersosialisasi dan kampanye. Langkah ini dinilai sebagai upaya mendapatkan kepercayaan dari masyarakat Tionghoa agar dipilih pada pemungutan suara Pilgub 2018, 27 Juni mendatang.

Pengamat politik dan pemerintahan Rio Affandi Siregar menilai, upaya keduanya masuk ke kelompok masyarakat etnis Tionghoa dalam kaitan kepentingan Pilgub, adalah bagiamana menciptakan dan meyakinkan rasa aman, menghilangkan diskriminasi serta perpecahan. “Mereka juga harus bisa meyakinkan bahwa labelisasi negatif yang menimbulkan sikap antipati terhadap etnis tertentu, tidak terjadi di Sumut. Karena kita Indonesia, yang bermacam suku bangsa,” sebut akademisi dari UMSU ini.

Dengan begitu, lanjut Rio, sebagian besar suara etnis Tionghoa bukan tidak mungkin akan mengarah kepada satu paslon, atau juga keduanya sama besar, tergantung bagaimana cara mereka meyakinkan pemilih etnis Tionghoa dalam perlakuan sosial ekonomi ke depan.

Sementara, pengamat politik Agus Suryadi menilai, sah-sah saja bila pasangan calon coba mengambil hati semua elemen dan kelompok masyarakat. Terlebih dalam menghadiri acara Imlek pada hari besar keagamaan umat Budha. “Harus diingat, kedua paslon ini adalah orang-orang baru dan baru pertama kali bertarung di Pilgub Sumut.  Dalam konteks political marketing, upaya  menarik perhatian tentu saja merupakan stategi yang harus menjadi bagian dari pemenangan calon,” katanya.

Dosen Departemen Sosial dan Politik dari Universitas Sumatera Utara (USU) ini menyebutkan, dalam setiap moment yang ada dalam masyarakat, tentu saja menjadi peluang bagi kedua paslon untuk menarik simpati dan bila perlu menjadi empati masyarakat untuk memilih mereka. Apalagi bilang Agus, andai strategi jualan kedua paslon terhadap masyarakat Tionghoa dinilai pas, maka bukan tidak mungkin suara etnis minoritas tersebut akan mereka rasakan saat hari pencoblosan 27 Juni mendatang.

“Ya, saya pikir itu sah-sah saja mereka lakukan. Cara dan pendekatannya juga berbeda-beda. Bisa saja dengan menjanjikan iklim di dunia usaha lebih mudah dari sisi perizinan serta permodalan. Lalu tentu saja mereka bisa berjanji dengan lebih memberikan aksesibilitas etnis Tionghoa untuk berpartisipasi dalam pembangunan di Sumut,” paparnya.

Diketahui, Cagubsu Djarot Saiful Hidayat bertamu ke rumah mantan Ketua Umum PB Wushu Supandi Kusuma yang tengah merayakan Tahun Baru Imlek di kawasan Polonia Medan, Jumat (16/2). Di sana, Djarot bertemu dan berbincang-bincang dengan Gubernur Sumut Tengku Erry Nuradi.

Djarot datang bersama istri, Heppy Farida, Calon Wakil Gubernur Sumut (Cawagubsu) Sihar Sitorus, anggota DPR RI Sofyan Tan, Sekretaris PDIP Sumut Sutarto. Sedangkan Tengku Erry didampingi istri, Evi Diana Sitorus.

Djarot bersama Sihar, Tengku Erry, Sofyan Tan dan tuan rumah Supandi Kusuma tampak berbincang santai dan sesekali tertawa bersama, seraya mencicipi aneka makanan dan minuman yang dihidangkan.

Saat beranjak pulang, Djarot, Sihar, Tengku Erry dan tokoh-tokoh Tionghoa yang ada di Kediaman Supandi melakukan sesi foto bersama. Djarot tak lupa mengucapkan selamat merayakan Tahun Baru Imlek bagi yang merayakan. “Gong Xi Fa Cai,” ujarnya.

Djarot dalam kesempatan itu menegaskan jika rakyat Sumut mengamanahkan dirinya memimpin Sumut ke depan, akan membangun daerah ini dengan seutuhnya. ‘’Kita akan teruskan program-program Pak Tengku Erry. Insyaallah agar Sumut Paten lebih Hebat lagi ke depan,’’ ucap Djarot.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/