35.6 C
Medan
Saturday, May 25, 2024

Pria Lajang Dibunuh Teman Sekampung, Ibunya Menjerit-jerit

Pisau-Ilustrasi
Pisau-Ilustrasi

SIANTAR, SUMUTPOS.CO – Sanjaya Purba Tondang (25) tewas bersimbah darah usai terlibat perkelahian dengan Taruli Manurung (30) yang tak lain merupakan teman sekampungnya. Taruli menikam beberapa bagian tubuh Sanjaya dengan menggunakan benda tajam secara berulang-ulang.

Insiden itu berlangsung di warung tuak milik Pak Ika Simarmata yang tak jauh dari kediaman kediaman Sanjaya maupun Taruli di Bandar Saribu, Kelurahan Bandar Saribu, Kecamatan Haranggaol Horison, Simalungun pada Senin (18/7) sekira pukul 23.30 WIB.

Usai insiden itu, Sanjaya seketika menghembuskan nafas terakhirnya sementara Taruli langsung melarikan diri. Pantauan METRO SIANTAR (Sumut Pos Grup), Selasa (19/7) pagi, jenazah Taruli masih terlihat berada di ruang Instalasi Jenazah RSUD Djasamen Saragih. Petugas forensik pun masih terlihat melakukan visum luar terhadap Sanjaya.

Beberapa anggota keluarga Taruli juga masih terlihat menunggu proses visum didepan ruang instalasi jenazah tersebut. Boru Tampubolon, ibu Sanjaya yang ditemui menuturkan, bahwa dirinya tidak mengetahui persis bagaimana kejadian itu bisa terjadi.

“Aku hanya dapat kabar. Terus aku langsung keluar rumah. Kulihat anakku ini sudah berlumuran darah. Pelaku itupun sudah nggak ada lagi disitu, sudah lari,” ucapnya sedih.

Melihat tubuh anak kedua dari lima bersaudara itu sudah berlumuran darah, Boru Tampubolon bersama warga lainnya langsung membawa Sanjaya ke klinik terdekat. Namun sayang, sebelum tiba di klinik, Sanjaya sudah menghembuskan nafas terakhir.

“Pas di jalan mau ke klinik, anakku ini sudah meninggal,” ungkap Boru Tampubolon lirih.

Ditanya apakah Sanjaya dan Taruli pernah berselisih paham sebelumnya, Boru Tampubolon enggan untuk memberikan komentar lebih lanjut. “Nggak tau aku. Akupun nggak tau jam berapa dia keluar dari rumah tadi malam,” ujarnya singkat.

Sekira pukul 11.00 WIB, proses visum luar selesai. Sesaat setelah itu, isak tangis langsung memenuhi ruangan instalasi jenazah.

“Lok ma dilanggar motor on au (Biarlah ditabrak mobil ini aku). Asa rap au dohot anakku on (Supaya bersama lagi aku sama anakku ini). Dang marlapatan be au na mangoluon (Nggak ada lagi gunanya aku hidup),” jeritnya dengan tangis yang terisak-isak.

“Idia do keadilan Tuhan (Dimananya keadilan Tuhan). Dang adong be keadilan (Nggak ada lagi keadilan). Percuma do marminggu au (Percumanya aku ke gereja). Doli-doli anakku i, mangoli ma ho nikku (Masih lajang anakku itu, menikah lah kau kubilangnya sama dia). Amang…Amang (Bapak..Bapak),” pekiknya lagi.

Dan sekira pukul 12.00 WIB, oleh keluarganya, jenazah Sanjaya yang terlihat mengalami luka-luka tusuk di beberapa bagian tubuhnya seperti kepala, badan serta tangan dibawa ke rumah duka untuk disemayamkan.

Masih di lokasi yang sama, dr Reinhard Hutahaean, Kepala Forensik RSUD Djasamen Saragih yang coba dimintai tanggapannya membenarkan bahwa tewasnya Sanjaya dikarenakan adanya tusukan dengan menggunakan senjata tajam pada bagian kepala dan kedua tangan kanan Sanjaya.

“Akibat kekerasan senjata tajam itu, ada pendarahan yang sangat banyak . Ada puluhan luka tusuk di tubuhnya. Itulah penyebab utama kematiannya,” jelasnya. (fes/yaa)

Pisau-Ilustrasi
Pisau-Ilustrasi

SIANTAR, SUMUTPOS.CO – Sanjaya Purba Tondang (25) tewas bersimbah darah usai terlibat perkelahian dengan Taruli Manurung (30) yang tak lain merupakan teman sekampungnya. Taruli menikam beberapa bagian tubuh Sanjaya dengan menggunakan benda tajam secara berulang-ulang.

Insiden itu berlangsung di warung tuak milik Pak Ika Simarmata yang tak jauh dari kediaman kediaman Sanjaya maupun Taruli di Bandar Saribu, Kelurahan Bandar Saribu, Kecamatan Haranggaol Horison, Simalungun pada Senin (18/7) sekira pukul 23.30 WIB.

Usai insiden itu, Sanjaya seketika menghembuskan nafas terakhirnya sementara Taruli langsung melarikan diri. Pantauan METRO SIANTAR (Sumut Pos Grup), Selasa (19/7) pagi, jenazah Taruli masih terlihat berada di ruang Instalasi Jenazah RSUD Djasamen Saragih. Petugas forensik pun masih terlihat melakukan visum luar terhadap Sanjaya.

Beberapa anggota keluarga Taruli juga masih terlihat menunggu proses visum didepan ruang instalasi jenazah tersebut. Boru Tampubolon, ibu Sanjaya yang ditemui menuturkan, bahwa dirinya tidak mengetahui persis bagaimana kejadian itu bisa terjadi.

“Aku hanya dapat kabar. Terus aku langsung keluar rumah. Kulihat anakku ini sudah berlumuran darah. Pelaku itupun sudah nggak ada lagi disitu, sudah lari,” ucapnya sedih.

Melihat tubuh anak kedua dari lima bersaudara itu sudah berlumuran darah, Boru Tampubolon bersama warga lainnya langsung membawa Sanjaya ke klinik terdekat. Namun sayang, sebelum tiba di klinik, Sanjaya sudah menghembuskan nafas terakhir.

“Pas di jalan mau ke klinik, anakku ini sudah meninggal,” ungkap Boru Tampubolon lirih.

Ditanya apakah Sanjaya dan Taruli pernah berselisih paham sebelumnya, Boru Tampubolon enggan untuk memberikan komentar lebih lanjut. “Nggak tau aku. Akupun nggak tau jam berapa dia keluar dari rumah tadi malam,” ujarnya singkat.

Sekira pukul 11.00 WIB, proses visum luar selesai. Sesaat setelah itu, isak tangis langsung memenuhi ruangan instalasi jenazah.

“Lok ma dilanggar motor on au (Biarlah ditabrak mobil ini aku). Asa rap au dohot anakku on (Supaya bersama lagi aku sama anakku ini). Dang marlapatan be au na mangoluon (Nggak ada lagi gunanya aku hidup),” jeritnya dengan tangis yang terisak-isak.

“Idia do keadilan Tuhan (Dimananya keadilan Tuhan). Dang adong be keadilan (Nggak ada lagi keadilan). Percuma do marminggu au (Percumanya aku ke gereja). Doli-doli anakku i, mangoli ma ho nikku (Masih lajang anakku itu, menikah lah kau kubilangnya sama dia). Amang…Amang (Bapak..Bapak),” pekiknya lagi.

Dan sekira pukul 12.00 WIB, oleh keluarganya, jenazah Sanjaya yang terlihat mengalami luka-luka tusuk di beberapa bagian tubuhnya seperti kepala, badan serta tangan dibawa ke rumah duka untuk disemayamkan.

Masih di lokasi yang sama, dr Reinhard Hutahaean, Kepala Forensik RSUD Djasamen Saragih yang coba dimintai tanggapannya membenarkan bahwa tewasnya Sanjaya dikarenakan adanya tusukan dengan menggunakan senjata tajam pada bagian kepala dan kedua tangan kanan Sanjaya.

“Akibat kekerasan senjata tajam itu, ada pendarahan yang sangat banyak . Ada puluhan luka tusuk di tubuhnya. Itulah penyebab utama kematiannya,” jelasnya. (fes/yaa)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/