27.8 C
Medan
Saturday, May 4, 2024

Liberty Pasaribu Kalah dari Poltak Sitorus

Liberty Pasaribu, Plt Bupati Tobasa.
Liberty Pasaribu, Plt Bupati Tobasa.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Kabupaten Toba Samosir di Provinsi Sumatera Utara termasuk dalam daerah yang akan menggelar pemilihan bupati dan wakil bupati pada 9 Desember nanti. Kini, sejumlah nama mulai muncul dan disebut-sebut bakal meramaikan bursa calon bupati di daerah pemekaran yang lebih dikenal dengan nama Kabupaten Tobasa itu.

Untuk menjajaki nama-nama yang dianggap berpotensi maju di pilkada Tobasa, Indonesia Network Election Survey (INES) telah melakukan survei pada periode  3-12 Juni lalu. Survei itu bukan semata-mata mencari nama-nama yang potensial diusung, namun juga membaca hal-hal yang menjadi pertimbangan masyarakat Toba Samosir untuk memilih calon bupati dan wakilnya.

Direktur Eksekutif INES,  Widodo Tri Sektianto memaparkan, dari 1345 responden survei, separuh lebih atau 51,7 persen di antaranya memertimbangkan rekam jejak atau track record calon kada. Sedangkan responden yang mementingkan kemampuan calon ada 12,4 persen.

Selanjutnya untuk responden yang menjadikan kompetensi calon kada sebagai pertimbangan utama ada 12,7 persen, pengalaman calon (7,1 persen), latar belakang profesi (3,1 persen), dukungan tokoh agama dan masyarakat (7,8 persen). “Sedangkan yang memertimbangkan sosok calon wakil bupati sebagai pasangan calon bupati ada 4,3 persen,” papar Widodo dalam rilisnya ke media, Jumat (19/6).

Dari survei yang dilakukan melalui metode multistage random sampling dengan margin of error 3,3 persen itu juga diketahui tingkat penerimaan (akseptabilitas) publik terhadap calon. Yang mengejutkan, pelaksana tugas (Plt) Bupati Tobasa Liberty Pasaribu justru hanya memiliki akseptabilitas 5,4 persen.

Nama Liberty sebagai petahana justru kalah oleh Poltak Sitorus. Tokoh muda yang juga akademisi Institut Teknologi Bandung (ITB) itu memiliki akseptabilitas 25,5 persen.

Sedangkan nama lain dengan akseptabilitas lumayan adalah Darwin Siagian. Mantan kepala dinas pekerjaan umum di Papua itu memiliki akseptabilitas 16,4 persen.

Liberty Pasaribu, Plt Bupati Tobasa.
Liberty Pasaribu, Plt Bupati Tobasa.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Kabupaten Toba Samosir di Provinsi Sumatera Utara termasuk dalam daerah yang akan menggelar pemilihan bupati dan wakil bupati pada 9 Desember nanti. Kini, sejumlah nama mulai muncul dan disebut-sebut bakal meramaikan bursa calon bupati di daerah pemekaran yang lebih dikenal dengan nama Kabupaten Tobasa itu.

Untuk menjajaki nama-nama yang dianggap berpotensi maju di pilkada Tobasa, Indonesia Network Election Survey (INES) telah melakukan survei pada periode  3-12 Juni lalu. Survei itu bukan semata-mata mencari nama-nama yang potensial diusung, namun juga membaca hal-hal yang menjadi pertimbangan masyarakat Toba Samosir untuk memilih calon bupati dan wakilnya.

Direktur Eksekutif INES,  Widodo Tri Sektianto memaparkan, dari 1345 responden survei, separuh lebih atau 51,7 persen di antaranya memertimbangkan rekam jejak atau track record calon kada. Sedangkan responden yang mementingkan kemampuan calon ada 12,4 persen.

Selanjutnya untuk responden yang menjadikan kompetensi calon kada sebagai pertimbangan utama ada 12,7 persen, pengalaman calon (7,1 persen), latar belakang profesi (3,1 persen), dukungan tokoh agama dan masyarakat (7,8 persen). “Sedangkan yang memertimbangkan sosok calon wakil bupati sebagai pasangan calon bupati ada 4,3 persen,” papar Widodo dalam rilisnya ke media, Jumat (19/6).

Dari survei yang dilakukan melalui metode multistage random sampling dengan margin of error 3,3 persen itu juga diketahui tingkat penerimaan (akseptabilitas) publik terhadap calon. Yang mengejutkan, pelaksana tugas (Plt) Bupati Tobasa Liberty Pasaribu justru hanya memiliki akseptabilitas 5,4 persen.

Nama Liberty sebagai petahana justru kalah oleh Poltak Sitorus. Tokoh muda yang juga akademisi Institut Teknologi Bandung (ITB) itu memiliki akseptabilitas 25,5 persen.

Sedangkan nama lain dengan akseptabilitas lumayan adalah Darwin Siagian. Mantan kepala dinas pekerjaan umum di Papua itu memiliki akseptabilitas 16,4 persen.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/