30 C
Medan
Saturday, June 15, 2024

Soekarno pun Pernah Mendarat di Silangit

 

PT Angkasa Pura II (Persero) juga melakukan pengembangan secara keseluruhan di kawasan Bandara Silangit dengan membangun terminal kargo dan area parkir kendaraan.

 

Guna mendukung faktor keselamatan dan keamanan, gedung unit Pertolongan Kecelakaan Penerbangan dan Pemadam Kebakaran (PK-PPK) juga akan diperluas sehingga dapat lebih banyak memiliki peralatan dan kendaraan keselamatan.

 

“100 ha cukup untuk 1 landasan. Sekarang panjang landasannya 2,4 km, kita tambah jadi 2,5 km. Lebarnya dari 30 meter menjadi 45 meter. Nanti kita juga konsentrasi pada bangun terminal, dan pemagaran. Dana kita siapkan Rp80 miliar-Rp100 miliar, itu dari internal,” kata dia.

 

Sekedar informasi, jarak antara Bandara Silangit dengan kawasan Danau Toba melalui jalur darat hanya membutuhkan waktu antara 30 menit hingga 1 jam. Dengan penambahan bandara ini diharapkan akan mampu menarik minat maskapai untuk membuka penerbangan langsung sehingga wisatawan domestik dan mancanegara lebih mudah berwisata ke Danau Toba dan sekitarnya.

 

Pemerhati wisata, M.Faried Moertolo, mengatakan, bandara hanyalah salah satu dari tiga aspek penting bagi upaya pengembangan sebuah destinasi wisata.

 

Tiga aspek itu adalah accessibility, attraction, dan amenity (3A). Accessibility atau aksesibilitas merupakan sarana dan infrastruktur untuk mempermudah menuju lokasi destinasi. “Bandara hanya salah satunya, bukan satu-satunya yang menentukan,” ujar Faried Moertolo kepada koran ini di Jakarta, kemarin (20/3).

 

Sementara, yang menjadi aspek utama justru atraksi. Yakni menyangkut apa yang akan dipertontonkan kepada wisatawan sehingga mereka senang dan terkesan. Atraksi ini bisa berupa tarian daerah, bangunan-bangunan bersejarah. “Sekali lagi, tidak cukup hanya memamerkan air Danau Toba,” cetusnya.

 

Nah, selama ini, menurut Mantan Direktur Pemasaran Dalam Negeri Kementerian Pariwisata itu, pemda-pemda di sekitar Danau Toba tidak kreatif sehingga aspek atraksi tidak menarik pengunjung Danau Toba.“Mereka hanya membuat seremoni-seremoni, sudah senang kalau acaranya dibuka gubernur atau bupati dan hanya membuang-buang uang saja,” kritiknya.

 

Aspek ketiga, amenity atau amenitas, seperti hotel, area parkir, tempat ibadah, dan juga kulinernya.“Sekarang tinggal dilihat, untuk aspek tersebut bagaimana kondisi di Danau Toba,” ucapnya.

 

Karena transportasi hanyalah salah satu faktor, maka menurutnya, tidak perlu harus dibangun lagi bandara baru yang lebih dekat dengan Danau Toba, dibandingkan Bandara Silangit.

 

Menurutnya, maskapai penerbangan juga tidak akan mau membuka rute ke sebuah bandara jika di daerah itu potensi penumpangnya sedikit. Kalau maskapai Garuda mau membuka rute ke bandara Silangit, lanjutnya, hal itu lebih karena perintah Presiden Jokowi. “Bukan karena pertimbangan bisnis,” ujarnya.

 

Prinsip bisnis, lanjutnya, selalu mengejar keuntungan. “Ada gula ada semut. Seperti Bandara FL Tobing di Tapteng itu, meski bandaranya jelek, maskapai penerbangan mau membuka rute ke sana karena penumpangnya bagus, banyak,” ucapnya. (ila/sam/val)

 

PT Angkasa Pura II (Persero) juga melakukan pengembangan secara keseluruhan di kawasan Bandara Silangit dengan membangun terminal kargo dan area parkir kendaraan.

 

Guna mendukung faktor keselamatan dan keamanan, gedung unit Pertolongan Kecelakaan Penerbangan dan Pemadam Kebakaran (PK-PPK) juga akan diperluas sehingga dapat lebih banyak memiliki peralatan dan kendaraan keselamatan.

 

“100 ha cukup untuk 1 landasan. Sekarang panjang landasannya 2,4 km, kita tambah jadi 2,5 km. Lebarnya dari 30 meter menjadi 45 meter. Nanti kita juga konsentrasi pada bangun terminal, dan pemagaran. Dana kita siapkan Rp80 miliar-Rp100 miliar, itu dari internal,” kata dia.

 

Sekedar informasi, jarak antara Bandara Silangit dengan kawasan Danau Toba melalui jalur darat hanya membutuhkan waktu antara 30 menit hingga 1 jam. Dengan penambahan bandara ini diharapkan akan mampu menarik minat maskapai untuk membuka penerbangan langsung sehingga wisatawan domestik dan mancanegara lebih mudah berwisata ke Danau Toba dan sekitarnya.

 

Pemerhati wisata, M.Faried Moertolo, mengatakan, bandara hanyalah salah satu dari tiga aspek penting bagi upaya pengembangan sebuah destinasi wisata.

 

Tiga aspek itu adalah accessibility, attraction, dan amenity (3A). Accessibility atau aksesibilitas merupakan sarana dan infrastruktur untuk mempermudah menuju lokasi destinasi. “Bandara hanya salah satunya, bukan satu-satunya yang menentukan,” ujar Faried Moertolo kepada koran ini di Jakarta, kemarin (20/3).

 

Sementara, yang menjadi aspek utama justru atraksi. Yakni menyangkut apa yang akan dipertontonkan kepada wisatawan sehingga mereka senang dan terkesan. Atraksi ini bisa berupa tarian daerah, bangunan-bangunan bersejarah. “Sekali lagi, tidak cukup hanya memamerkan air Danau Toba,” cetusnya.

 

Nah, selama ini, menurut Mantan Direktur Pemasaran Dalam Negeri Kementerian Pariwisata itu, pemda-pemda di sekitar Danau Toba tidak kreatif sehingga aspek atraksi tidak menarik pengunjung Danau Toba.“Mereka hanya membuat seremoni-seremoni, sudah senang kalau acaranya dibuka gubernur atau bupati dan hanya membuang-buang uang saja,” kritiknya.

 

Aspek ketiga, amenity atau amenitas, seperti hotel, area parkir, tempat ibadah, dan juga kulinernya.“Sekarang tinggal dilihat, untuk aspek tersebut bagaimana kondisi di Danau Toba,” ucapnya.

 

Karena transportasi hanyalah salah satu faktor, maka menurutnya, tidak perlu harus dibangun lagi bandara baru yang lebih dekat dengan Danau Toba, dibandingkan Bandara Silangit.

 

Menurutnya, maskapai penerbangan juga tidak akan mau membuka rute ke sebuah bandara jika di daerah itu potensi penumpangnya sedikit. Kalau maskapai Garuda mau membuka rute ke bandara Silangit, lanjutnya, hal itu lebih karena perintah Presiden Jokowi. “Bukan karena pertimbangan bisnis,” ujarnya.

 

Prinsip bisnis, lanjutnya, selalu mengejar keuntungan. “Ada gula ada semut. Seperti Bandara FL Tobing di Tapteng itu, meski bandaranya jelek, maskapai penerbangan mau membuka rute ke sana karena penumpangnya bagus, banyak,” ucapnya. (ila/sam/val)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/