Jenazah tidak sempat diidentifikasi, sebab polisi dan wartawan baru tiba di lokasi kejadian sekira pukul 13.00 WIB. Sementara para korban sudah dilarikan ke RS Efarina Kabanjahe tak lama setelah kejadian.
Iring-iringan mobil yang membawa para korban juga sempat berpapasan dengan mobil polisi yang sedang menuju lokasi kejadian. Info tambahan yang dirangkum dari lokasi, evakuasi jenazah dan korban lainnya hanya bisa dilakukan dengan menggunakan crane dan backet pengangkut sampah.
Sebab lokasi kejadian berada di kemiringan 360 derajat di atas permukaan tanah dengan kedalaman sekitar 40 hingga 46 meter atau sekitar 77 meter dari DAM (bendungan). Sedangkan luas (diameter) terowongan sekitar 4 meter. “Terowongannya bisa masuk mobil, sekitar segitulah luasnya. Sedangkan ledakan yang terjadi suaranya terdengar hingga 500 meter dari bawah terowongan sampai di atas (permukaan jalan),” papar Danil (29), salah seorang pekerja yang mengaku sebagai operator genset.
Salah seorang security yang tak ingin namanya disebut mengaku peristiwa itu begitu cepat terjadi. Tiba-tiba pekerja yang di atas terkejut karena beberapa korban luka terbakar di sekujur tubuh keluar dari bawah terowongan. Mereka menaiki anak tangga yang terbuat dari besi untuk meminta pertolongan.
“Dari situlah kami langsung menolong mereka. Kalau gak salah Tommy salah satu anak korban meninggal (Cibro) yang pertama datang meminta tolong. Sebab bapaknya yang menjadi mandor di terowongan ikut jadi korban. Semua korban berasal dari luar daerah yaitu Tebing, Sidikalang dan Binjai,”ceritanya.
Sementara Direktur PT PEN ketika akan dikonfirmasi di kantornya tidak bersedia berkomentar. Wartawan juga sempat adu mulut dengan staf-nya yang semuanya berstatus warga negara Korea. “I cant speak Indonesia and English,” ketusnya singkat sembari menyuruh salah satu staf asal Indonesia untuk melarang wartawan mengambil gambarnya.
“No, no not in photo,” bentaknya sembari ikut memfoto wartawan juga yang ingin mengambil gambar wajahnya.
Data lengkap atau identitas alamat korban belum diketahui sebab perusahan tersebut terkesan menutup-nutupi kejadian. Hingga berita ini dilansir, penyebab ledakan masih simpang siur. Kapolres Karo dan anggotanya masih melakukan penyelidikan di lokasi sembari menunggu anggota DPRD, Kadis Sosial dan Ketenagakerjaan serta Camat Kutabuluh. (cr7/deo)
Jenazah tidak sempat diidentifikasi, sebab polisi dan wartawan baru tiba di lokasi kejadian sekira pukul 13.00 WIB. Sementara para korban sudah dilarikan ke RS Efarina Kabanjahe tak lama setelah kejadian.
Iring-iringan mobil yang membawa para korban juga sempat berpapasan dengan mobil polisi yang sedang menuju lokasi kejadian. Info tambahan yang dirangkum dari lokasi, evakuasi jenazah dan korban lainnya hanya bisa dilakukan dengan menggunakan crane dan backet pengangkut sampah.
Sebab lokasi kejadian berada di kemiringan 360 derajat di atas permukaan tanah dengan kedalaman sekitar 40 hingga 46 meter atau sekitar 77 meter dari DAM (bendungan). Sedangkan luas (diameter) terowongan sekitar 4 meter. “Terowongannya bisa masuk mobil, sekitar segitulah luasnya. Sedangkan ledakan yang terjadi suaranya terdengar hingga 500 meter dari bawah terowongan sampai di atas (permukaan jalan),” papar Danil (29), salah seorang pekerja yang mengaku sebagai operator genset.
Salah seorang security yang tak ingin namanya disebut mengaku peristiwa itu begitu cepat terjadi. Tiba-tiba pekerja yang di atas terkejut karena beberapa korban luka terbakar di sekujur tubuh keluar dari bawah terowongan. Mereka menaiki anak tangga yang terbuat dari besi untuk meminta pertolongan.
“Dari situlah kami langsung menolong mereka. Kalau gak salah Tommy salah satu anak korban meninggal (Cibro) yang pertama datang meminta tolong. Sebab bapaknya yang menjadi mandor di terowongan ikut jadi korban. Semua korban berasal dari luar daerah yaitu Tebing, Sidikalang dan Binjai,”ceritanya.
Sementara Direktur PT PEN ketika akan dikonfirmasi di kantornya tidak bersedia berkomentar. Wartawan juga sempat adu mulut dengan staf-nya yang semuanya berstatus warga negara Korea. “I cant speak Indonesia and English,” ketusnya singkat sembari menyuruh salah satu staf asal Indonesia untuk melarang wartawan mengambil gambarnya.
“No, no not in photo,” bentaknya sembari ikut memfoto wartawan juga yang ingin mengambil gambar wajahnya.
Data lengkap atau identitas alamat korban belum diketahui sebab perusahan tersebut terkesan menutup-nutupi kejadian. Hingga berita ini dilansir, penyebab ledakan masih simpang siur. Kapolres Karo dan anggotanya masih melakukan penyelidikan di lokasi sembari menunggu anggota DPRD, Kadis Sosial dan Ketenagakerjaan serta Camat Kutabuluh. (cr7/deo)