25.6 C
Medan
Thursday, May 16, 2024

Pesta Nikah Berubah Jadi Sunatan

Acara pesta pernikahan menjadi pesta sunatan.
Acara pesta pernikahan menjadi pesta sunatan.

BERINGIN, SUMUTPOS.CO – Yuni (24), warga Pasar I Karang Anyer Barat, Desa Karang Anyer, Kec. Beringin dan keluarga besarnya harus menanggung malu. Gara-gara mempelai pria kabur tanpa sebab, pernikahan yang seyogyanya digelar Selasa (25/2) kemarin harus diganti dengan pesta sunatan. Hal ini dilakukan karena para undangan keburu datang ke lokasi.

Deni Gunawan (24) warga Gang Purwo, Desa Bakaran Batu, Kec. Lubukpakam adalah nama pria yang dituding tak bertanggung jawab itu. Tak pelak, karena udangan telah disebar dan makanan juga telah tersaji, pihak keluarga mempelai wanita terpaksa mengganti acara dengan pesta sunatan.

Saat ditemui kru koran ini, Kepala Desa Karang Anyer Sugeng didampingi keluarga Yuni menuturkan, 5 hari sebelum pesta pernikahan dilaksanakan, Yuni dapat SMS (pesan) dari Deni. Kala itu, tanpa alasan jelas, Deni tiba-tiba meminta Yuni membatalkan pesta pernikahan mereka.

Karena undangan keburu disebar dan makanan sudah dipesan, keluarga Yuni sontak kalang-kabut. Tak harus berbuat apa lagi, mereka melaporkan persoalan  itu pada kepala desa setempat. Oleh Sugeng, keluarga kedua belah pihak pun diajak berembuk untuk mencari jalan keluar.

Karena tak mengetahui keberadaan Deni, orangtuanya berjanji akan mencari anak mereka sampai ketemu. Setelah itu, mereka akan secepatnya menikahkannya dengan Yuni yang terlanjur hamil 3 bulan. Tapi tunggu punya tunggu, Deni tak kunjung ditemukan. Sementara hari pernikahan tinggal beberapa hari lagi.

Tak tau lagi harus berbuat apa, kedua belah pihak keluarga kembali bermusyawarah. Kala itu, keduanya sepakat membuat surat perjanjian. Isinya, keluarga Deni bersedia menghadirkan pengganti mempelai pria untuk mendampingi Yuni saat pesta saja. Keluarga Yuni ngotot karena mereka sudah menyebarkan undangan.

Tak punya pilihan lain, orangtua Deni akhirnya menyanggupi permintaan tersebut. Karena itulah, orangtua Deni pun membujuk Dedy Ichsan Saragih (29), warga Gang Mesjid I Perumahan Guru, Desa Sekip, Kec. Lubukpakam untuk menggantikan Deni mendampingi Yuni pada pesta pernikahan itu.

Awalnya Dedi menolak. Tapi setelah dibujuk, dan merasa berutang budi karena telah diberikan pekerjaan oleh orangtua Deni, permintaan itupun akhirnya disanggupi Dedi Ichsan. Tapi sial, rencana itu malah berantakan dan berakhir di kantor polisi. Betapa tidak, Yuni yang tak dilibatkan dalam musyawarah itu sontak terkejut melihat kedatangan Dedi dan rombongannya, Senin (24/2) sekira pukul 20.00 WIB.

Singkat cerita, saat ijab kabul dilakukan, Yuni sontak berontak dan menjerit. Hal ini yang membuat susasa pesta jadi ricuh.

Puluhan warga dan tamu undangan yang sudah hadir malam itu sempat berkerumun dan nyaris mengeroyok si pengantin pria palsu itu. Beruntung petugas Polsek Beringin lekas datang rumah Yuni, hingga kericuhan tak sempat terjadi. Oleh polisi, Dedi pun diamankan dari amukan massa ke komando. Bahkan, sangkin kecewanya dengan kehadiran pria yang tak dikenalnya itu, Yuni sempat berucap lebih baik menikah dengan calon mertuanya laki-lakinya, daripada menikah dengan Dedi.

Kegagalan pernikahan itu jelas membuat Yuni sangat terpukul. Karena itulah, saat disambangi kru koran ini di rumahnya, anak sulung dari 4 bersaudara yang saat itu masih mengenakan baju pengantin warna putih itu memilih mengurung diri di kamar. Ia juga enggan bercerita terkait kegagalan pernikahannya dan apa yang menyebabkan Deni kabur.

Sugeng yang saat itu berada di rumah Yuni mengungkapkan, pesta pernikahan itu terpaksa dialihkan jadi pesta sunatan untuk Dimas Aditia (13), keponakan Yuni. Sementara info lain diperoleh, Yuni mengenal Deni dalam acara kibotan di Beringin sekitar 2 tahun lalu. Sejak perkenalan pertama itu, keduanya pun menjalin hubungan. Namun disaat pacaran, keduanya tak dapat menahan birahi hingga nekat melakukan hubungan suami istri, hingga Yuni pun hamil tiga bulan hingga terpaksa menikah.  (man/deo)

Acara pesta pernikahan menjadi pesta sunatan.
Acara pesta pernikahan menjadi pesta sunatan.

BERINGIN, SUMUTPOS.CO – Yuni (24), warga Pasar I Karang Anyer Barat, Desa Karang Anyer, Kec. Beringin dan keluarga besarnya harus menanggung malu. Gara-gara mempelai pria kabur tanpa sebab, pernikahan yang seyogyanya digelar Selasa (25/2) kemarin harus diganti dengan pesta sunatan. Hal ini dilakukan karena para undangan keburu datang ke lokasi.

Deni Gunawan (24) warga Gang Purwo, Desa Bakaran Batu, Kec. Lubukpakam adalah nama pria yang dituding tak bertanggung jawab itu. Tak pelak, karena udangan telah disebar dan makanan juga telah tersaji, pihak keluarga mempelai wanita terpaksa mengganti acara dengan pesta sunatan.

Saat ditemui kru koran ini, Kepala Desa Karang Anyer Sugeng didampingi keluarga Yuni menuturkan, 5 hari sebelum pesta pernikahan dilaksanakan, Yuni dapat SMS (pesan) dari Deni. Kala itu, tanpa alasan jelas, Deni tiba-tiba meminta Yuni membatalkan pesta pernikahan mereka.

Karena undangan keburu disebar dan makanan sudah dipesan, keluarga Yuni sontak kalang-kabut. Tak harus berbuat apa lagi, mereka melaporkan persoalan  itu pada kepala desa setempat. Oleh Sugeng, keluarga kedua belah pihak pun diajak berembuk untuk mencari jalan keluar.

Karena tak mengetahui keberadaan Deni, orangtuanya berjanji akan mencari anak mereka sampai ketemu. Setelah itu, mereka akan secepatnya menikahkannya dengan Yuni yang terlanjur hamil 3 bulan. Tapi tunggu punya tunggu, Deni tak kunjung ditemukan. Sementara hari pernikahan tinggal beberapa hari lagi.

Tak tau lagi harus berbuat apa, kedua belah pihak keluarga kembali bermusyawarah. Kala itu, keduanya sepakat membuat surat perjanjian. Isinya, keluarga Deni bersedia menghadirkan pengganti mempelai pria untuk mendampingi Yuni saat pesta saja. Keluarga Yuni ngotot karena mereka sudah menyebarkan undangan.

Tak punya pilihan lain, orangtua Deni akhirnya menyanggupi permintaan tersebut. Karena itulah, orangtua Deni pun membujuk Dedy Ichsan Saragih (29), warga Gang Mesjid I Perumahan Guru, Desa Sekip, Kec. Lubukpakam untuk menggantikan Deni mendampingi Yuni pada pesta pernikahan itu.

Awalnya Dedi menolak. Tapi setelah dibujuk, dan merasa berutang budi karena telah diberikan pekerjaan oleh orangtua Deni, permintaan itupun akhirnya disanggupi Dedi Ichsan. Tapi sial, rencana itu malah berantakan dan berakhir di kantor polisi. Betapa tidak, Yuni yang tak dilibatkan dalam musyawarah itu sontak terkejut melihat kedatangan Dedi dan rombongannya, Senin (24/2) sekira pukul 20.00 WIB.

Singkat cerita, saat ijab kabul dilakukan, Yuni sontak berontak dan menjerit. Hal ini yang membuat susasa pesta jadi ricuh.

Puluhan warga dan tamu undangan yang sudah hadir malam itu sempat berkerumun dan nyaris mengeroyok si pengantin pria palsu itu. Beruntung petugas Polsek Beringin lekas datang rumah Yuni, hingga kericuhan tak sempat terjadi. Oleh polisi, Dedi pun diamankan dari amukan massa ke komando. Bahkan, sangkin kecewanya dengan kehadiran pria yang tak dikenalnya itu, Yuni sempat berucap lebih baik menikah dengan calon mertuanya laki-lakinya, daripada menikah dengan Dedi.

Kegagalan pernikahan itu jelas membuat Yuni sangat terpukul. Karena itulah, saat disambangi kru koran ini di rumahnya, anak sulung dari 4 bersaudara yang saat itu masih mengenakan baju pengantin warna putih itu memilih mengurung diri di kamar. Ia juga enggan bercerita terkait kegagalan pernikahannya dan apa yang menyebabkan Deni kabur.

Sugeng yang saat itu berada di rumah Yuni mengungkapkan, pesta pernikahan itu terpaksa dialihkan jadi pesta sunatan untuk Dimas Aditia (13), keponakan Yuni. Sementara info lain diperoleh, Yuni mengenal Deni dalam acara kibotan di Beringin sekitar 2 tahun lalu. Sejak perkenalan pertama itu, keduanya pun menjalin hubungan. Namun disaat pacaran, keduanya tak dapat menahan birahi hingga nekat melakukan hubungan suami istri, hingga Yuni pun hamil tiga bulan hingga terpaksa menikah.  (man/deo)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/