26.7 C
Medan
Sunday, May 5, 2024

Kebut Percepatan Penurunan Angka Stunting di Simalungun, 693 Tim Pendamping Keluarga Dibentuk

SIMALUNGUN, SUMUTPOS.CO – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Simalungun mengajak seluruh pihak dan masyarakat untuk berkolaborasi dan bersama-sama, ikut serta dalam mempercepat penurunan angka stunting di Kabupaten Simalungun.

Hal itu, disampaikan oleh Wakil Bupati Simalungun, H. Zonny Waldi saat menerima kunjungan Dinas Kominfo Provinsi Sumut dan Forum Unit Wartawan Pemprov Sumut di Aula Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (PPKB) Kabupaten Simalungun, Kamis (27/10).

“Kalau kita kerja sama semuanya, permasalahan stunting ini, dapat ditangani dengan cepat. Termasuk kita menumbuhkan kesadaran pola hidup sehat dan bergizi,” sebut Zonny.

Untuk diketahui, stunting di Kabupaten Simalungun mengalami penurunan pada tahun 2021 sebesar 28 persen jadi 24,65 persen di tahun 2022. Zonny menargetkan pada tahun 2024 turun menjadi 14 persen.

“Sekarang stunting di Kabupaten Simalungun 24,65 persen dari jumlah balita kita, 43 ribu jiwa. Yang harus kita turunkan, sampaikan 14 persen sampai tahun 2024,” jelas Zonny.

Untuk menekan angka stunting Pemkab Simalungun dengan membentuk 693 Tim Pendamping Keluarga (TPK), terdiri 2.079 petugas penyuluhan stunting bertugas pembinaan dan penyuluhan terhadap 7.382 calon pengantin.

Kemudian, juga bertugas melakukan penyuluhan dan pembinaan terhadap 17.053 ibu hamil, 17.053 ibu pasca persalinan dan 23.508 bayi berusia dua tahun.

“Stunting di Simalungun sedang mendapatkan pendamping dari tim percepatan penurunan stunting, dengan program perbaikan gizi,” kata Zonny.

Zonny mengungkapkan memberikan tambahan gizi kepada balita stunting, Pemkab Simalungun memberikan fasilitas budidaya ikan lele di ember untuk diternakkan dan dikonsumsi masyarakat. Terutama bagi anaknya yang mengalami stunting.

“Ke depannya, tidak lagi membicarakan pemberian ikan, tadi kami memberikan kailnya (kemandirian hidup sehat),” tutur Zonny.

Zonny mengungkapkan pihaknya terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat terkait dengan pemahaman terhadap kehidupan yang sehat saat mengandung, melahirkan, memberikan gizi kepada anak di bawah 5 tahun atau terutama pada anak usia 2 tahun.

“Kemudian, masalah lingkungan, kami dapatkan di lapangan ditemukan tidak terdapat air bersih, dan MCK kurang bersih. Hal ini, terus kita lakukan pembenahan,” jelas Zonny.

Zonny mengimbau kepada masyarakat untuk dapat mengatur jarak saat mengandung. Sehingga anaknya cukup mendapatkan air susu ibu (ASI) selama dua tahun dan terpenuhi gizi yang lainnya dari asupan makanannya.

“Jangan sampai anak kita baru berusia beberapa bulan, sudah hamil. Kasihan dengan anak kita tidak mendapatkan ASI selama dua tahun. Selanjutnya, pola kehidupan sehat yang kurang dan kurang memperhatikan gizi anaknya,” kata Zonny.

Zonny mengakui dalam pengendalian dan menekan stunting di Kabupaten Simalungun terkendala dengan anggaran. Sehingga anggaran tersebut, harus ‘dikeroyok’ menggunakan sejumlah Organisasi Pimpinan Daerah (OPD) Kabupaten Simalungun.

“Kendala kita, masalah anggaran. Harusnya, ada anggaran khusus, untuk penanganan stunting, gagal tumbuh antara anak ini dengan anak yang lain,” sebut Zonny.

Zonny menambahkan untuk penanganan stunting ini, harus ada komitmen dari Pemerintah Desa bekerja sama dengan Pemkab Simalungun. Karena, Kepala Desa dan Kepala Dusun menjadi garda terdepan mengantisipasi dan mengendalikan stunting di wilayah masing-masing.

“Masalah kordinasi, stunting jangan banyak cakap-cakap, tapi laksanakan langsung. Komitmen juga dari Pemerintah Desa, bapak Kepala Desa garda depan untuk menangani Stunting dari wilayahnya,” kata Zonny.

Plt Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (PPKB) Kabupaten Simalungun, Gimrood Sinaga, mengatakan pihaknya terus bekerja untuk menekan angka stunting sesuai dengan petunjuk dan arah dari Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumut.

Gimrood mengungkapkan bahwa ada dua penyebab stunting, yakni penyebab pertama spesifik, kurang asupan gizi dari 1000 hari kelahiran pertama, imunisasi dan mengenai pola asuh anak.

“Penyebab kedua, sensitif faktor lingkungan, rumah tidak layak huni, akses, air bersih kurang. Akses menjadi kendala stunting dan terkendala dengan air bersih. Masih ada desa kekurangan air bersih,” jelas Gimrood.

Gimrood dalam pemaparannya, menjelaskan untuk anggaran penanganan stunting menggunakan anggaran berasal dari 14 organisasi perangkat daerah (OPD) di Kabupaten Simalungun.”Anggaran kita maksimalkan dengan baik dalam percepatan penurunan angka stunting di Kabupaten Simalungun,” ucap Gimrood.

Sementara itu, Plt Kepala Dinas Kominfo Sumut, Ilyas Sitorus diwakili Kepala Bidang Pengelola Informasi Publik (PIP), Iwan Sutani Siregar menjelaskan sesuai dengan arah Gubernur Sumut, Edy Rahyamadi sangat mendukung langkah-langkah percepatan penurunan angka stunting di Kabupaten Simalungun.

“Tujuan kami dari kegiatan ini pada hari ini ke Pemkab Simalungun melihat langsung penanganan stunting di Kabupaten Simalungun. Alhamdulillah, dilakukan dengan baik dan tepat,” ucap Iwan.

Kegiatan ini, dihadiri oleh keluarga yang anaknya mengalami stunting, dan petugas Pendamping Keluarga. Lanjut, Iwan mengatakan bahwa Kabupaten Simalungun mendapatkan anggaran terbesar nomor dua di Sumut, setelah Kabupaten Asahan untuk pembangunan dan memperbaiki infrastruktur.

“Tidak lupa saya sampaikan, Pemprov Sumut sedang menjalani program pemutihan pajak kendaraan bermotor, ada denda dihapuskan dan pajaknya tetap dibayar. Mari kita manfaatkan pemutih pajak ini,” kata Iwan.

Sekretaris Forum Unit Wartawan Pemprov Sumut, Irwan Ginting mengapresiasi langkah tepat dan cepat dilakukan Pemkab Simalungun dalam penanganan dan percepatan penurunan stunting di Kabupaten Simalungun.

“Kami juga mengucapkan terima Kasih kepada Pemkab Simalungun sudah menerima kami. Kedatangan ini, untuk menjalankan program Gubernur Sumut, bapak Edy Rahyamadi dan Wakil Gubernur Sumut, bapak Musa Rajekshah terkait stunting,” kata Irwan.

Irwan optimis tahun depan stunting di Kabupaten Simalungun akan turun drastis dilakukan Bupati Simalungun Radiapoh Hasiholan Sinaga bersama jajarannya. “Kemudian, terjadi peningkatan kesejahteraan dan kesehatan masyarakat kedepannya,” sebut Irwan.

Di akhir acara, pengurus Forum Unit Pemprov Sumut bersama Dinas Kominfo Sumut memberikan bantuan berupa sembako dan penambahan gizi bagi keluarga yang anaknya mengalami stunting.(gus/azw)

SIMALUNGUN, SUMUTPOS.CO – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Simalungun mengajak seluruh pihak dan masyarakat untuk berkolaborasi dan bersama-sama, ikut serta dalam mempercepat penurunan angka stunting di Kabupaten Simalungun.

Hal itu, disampaikan oleh Wakil Bupati Simalungun, H. Zonny Waldi saat menerima kunjungan Dinas Kominfo Provinsi Sumut dan Forum Unit Wartawan Pemprov Sumut di Aula Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (PPKB) Kabupaten Simalungun, Kamis (27/10).

“Kalau kita kerja sama semuanya, permasalahan stunting ini, dapat ditangani dengan cepat. Termasuk kita menumbuhkan kesadaran pola hidup sehat dan bergizi,” sebut Zonny.

Untuk diketahui, stunting di Kabupaten Simalungun mengalami penurunan pada tahun 2021 sebesar 28 persen jadi 24,65 persen di tahun 2022. Zonny menargetkan pada tahun 2024 turun menjadi 14 persen.

“Sekarang stunting di Kabupaten Simalungun 24,65 persen dari jumlah balita kita, 43 ribu jiwa. Yang harus kita turunkan, sampaikan 14 persen sampai tahun 2024,” jelas Zonny.

Untuk menekan angka stunting Pemkab Simalungun dengan membentuk 693 Tim Pendamping Keluarga (TPK), terdiri 2.079 petugas penyuluhan stunting bertugas pembinaan dan penyuluhan terhadap 7.382 calon pengantin.

Kemudian, juga bertugas melakukan penyuluhan dan pembinaan terhadap 17.053 ibu hamil, 17.053 ibu pasca persalinan dan 23.508 bayi berusia dua tahun.

“Stunting di Simalungun sedang mendapatkan pendamping dari tim percepatan penurunan stunting, dengan program perbaikan gizi,” kata Zonny.

Zonny mengungkapkan memberikan tambahan gizi kepada balita stunting, Pemkab Simalungun memberikan fasilitas budidaya ikan lele di ember untuk diternakkan dan dikonsumsi masyarakat. Terutama bagi anaknya yang mengalami stunting.

“Ke depannya, tidak lagi membicarakan pemberian ikan, tadi kami memberikan kailnya (kemandirian hidup sehat),” tutur Zonny.

Zonny mengungkapkan pihaknya terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat terkait dengan pemahaman terhadap kehidupan yang sehat saat mengandung, melahirkan, memberikan gizi kepada anak di bawah 5 tahun atau terutama pada anak usia 2 tahun.

“Kemudian, masalah lingkungan, kami dapatkan di lapangan ditemukan tidak terdapat air bersih, dan MCK kurang bersih. Hal ini, terus kita lakukan pembenahan,” jelas Zonny.

Zonny mengimbau kepada masyarakat untuk dapat mengatur jarak saat mengandung. Sehingga anaknya cukup mendapatkan air susu ibu (ASI) selama dua tahun dan terpenuhi gizi yang lainnya dari asupan makanannya.

“Jangan sampai anak kita baru berusia beberapa bulan, sudah hamil. Kasihan dengan anak kita tidak mendapatkan ASI selama dua tahun. Selanjutnya, pola kehidupan sehat yang kurang dan kurang memperhatikan gizi anaknya,” kata Zonny.

Zonny mengakui dalam pengendalian dan menekan stunting di Kabupaten Simalungun terkendala dengan anggaran. Sehingga anggaran tersebut, harus ‘dikeroyok’ menggunakan sejumlah Organisasi Pimpinan Daerah (OPD) Kabupaten Simalungun.

“Kendala kita, masalah anggaran. Harusnya, ada anggaran khusus, untuk penanganan stunting, gagal tumbuh antara anak ini dengan anak yang lain,” sebut Zonny.

Zonny menambahkan untuk penanganan stunting ini, harus ada komitmen dari Pemerintah Desa bekerja sama dengan Pemkab Simalungun. Karena, Kepala Desa dan Kepala Dusun menjadi garda terdepan mengantisipasi dan mengendalikan stunting di wilayah masing-masing.

“Masalah kordinasi, stunting jangan banyak cakap-cakap, tapi laksanakan langsung. Komitmen juga dari Pemerintah Desa, bapak Kepala Desa garda depan untuk menangani Stunting dari wilayahnya,” kata Zonny.

Plt Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (PPKB) Kabupaten Simalungun, Gimrood Sinaga, mengatakan pihaknya terus bekerja untuk menekan angka stunting sesuai dengan petunjuk dan arah dari Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumut.

Gimrood mengungkapkan bahwa ada dua penyebab stunting, yakni penyebab pertama spesifik, kurang asupan gizi dari 1000 hari kelahiran pertama, imunisasi dan mengenai pola asuh anak.

“Penyebab kedua, sensitif faktor lingkungan, rumah tidak layak huni, akses, air bersih kurang. Akses menjadi kendala stunting dan terkendala dengan air bersih. Masih ada desa kekurangan air bersih,” jelas Gimrood.

Gimrood dalam pemaparannya, menjelaskan untuk anggaran penanganan stunting menggunakan anggaran berasal dari 14 organisasi perangkat daerah (OPD) di Kabupaten Simalungun.”Anggaran kita maksimalkan dengan baik dalam percepatan penurunan angka stunting di Kabupaten Simalungun,” ucap Gimrood.

Sementara itu, Plt Kepala Dinas Kominfo Sumut, Ilyas Sitorus diwakili Kepala Bidang Pengelola Informasi Publik (PIP), Iwan Sutani Siregar menjelaskan sesuai dengan arah Gubernur Sumut, Edy Rahyamadi sangat mendukung langkah-langkah percepatan penurunan angka stunting di Kabupaten Simalungun.

“Tujuan kami dari kegiatan ini pada hari ini ke Pemkab Simalungun melihat langsung penanganan stunting di Kabupaten Simalungun. Alhamdulillah, dilakukan dengan baik dan tepat,” ucap Iwan.

Kegiatan ini, dihadiri oleh keluarga yang anaknya mengalami stunting, dan petugas Pendamping Keluarga. Lanjut, Iwan mengatakan bahwa Kabupaten Simalungun mendapatkan anggaran terbesar nomor dua di Sumut, setelah Kabupaten Asahan untuk pembangunan dan memperbaiki infrastruktur.

“Tidak lupa saya sampaikan, Pemprov Sumut sedang menjalani program pemutihan pajak kendaraan bermotor, ada denda dihapuskan dan pajaknya tetap dibayar. Mari kita manfaatkan pemutih pajak ini,” kata Iwan.

Sekretaris Forum Unit Wartawan Pemprov Sumut, Irwan Ginting mengapresiasi langkah tepat dan cepat dilakukan Pemkab Simalungun dalam penanganan dan percepatan penurunan stunting di Kabupaten Simalungun.

“Kami juga mengucapkan terima Kasih kepada Pemkab Simalungun sudah menerima kami. Kedatangan ini, untuk menjalankan program Gubernur Sumut, bapak Edy Rahyamadi dan Wakil Gubernur Sumut, bapak Musa Rajekshah terkait stunting,” kata Irwan.

Irwan optimis tahun depan stunting di Kabupaten Simalungun akan turun drastis dilakukan Bupati Simalungun Radiapoh Hasiholan Sinaga bersama jajarannya. “Kemudian, terjadi peningkatan kesejahteraan dan kesehatan masyarakat kedepannya,” sebut Irwan.

Di akhir acara, pengurus Forum Unit Pemprov Sumut bersama Dinas Kominfo Sumut memberikan bantuan berupa sembako dan penambahan gizi bagi keluarga yang anaknya mengalami stunting.(gus/azw)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/