33 C
Medan
Friday, May 3, 2024

Tahun Ini, Asian Agri Replanting 2.402 Ha Lahan Sawit

Foto: dame/sumutpos.co Manajemen Asian Agri foto bersama Pengurus PWI Sumut dan awak media usai acara buka puasa bersama, Kamis (16/6) di Uniland Plaza Medan.
Foto: dame/sumutpos.co
Manajemen Asian Agri foto bersama Pengurus PWI Sumut dan awak media usai acara buka puasa bersama, Kamis (16/6) di Uniland Plaza Medan.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Tahun 2016 ini, Asian Agri melakukan program replanting atau peremajaan kebun sawit, baik untuk perkebunan inti maupun perkebunan plasma. Targetnya seluas 2.402 hektare.

“Sementara tahun 2017 mendatang, peremajaan kebun petani sawit ditargetkan seluas 4.000 hektar di Riau dan 600 hektar di Jambi,” kata Head Plantation Asian Agri, Bukit Sanjaya dalam acara buka puasa bersama dengan awak media, Kamis (16/6) di Uniland Plaza Medan.

Per Mei 2016, luas lahan plasma yang masuk dalam binaan Asian Agri seluas 21.252 hektare, yang tersebar di 3 Provinsi Pulau Sumatera, yakni Sumatera Utara (Sumut), Jambi dan Riau. Luas itu tersebar di Sumut seluas 7.435 hektare, Riau seluas 7.483 hektare, dan Jambi seluas 6.3345 hektare.

“Prinsip kemitraan antara Asian Agri dengan petani swadaya dilakukan dengan konsep saling menguntungkan, di mana petani mendapat pembinaan mengenai pengelolaan kebun kelapa sawit untuk peningkatan produksi dan kualitas, mendapat kepastian pasar, dan menghemat biaya Sementara Asian Agri mendapat pasokan TBS yang terjamin dan berkualitas baik,” kata Bukit Sanjaya.

Untuk tahap pertama, petani KUD Mulus Rahayu –binaan Asian Agri—April lalu mendapat kepercayaan dari Pemerintah melalui BPDPS sebagai penerima pertama dana bantuan peremajaan atau replanting sawit di Indonesia.

Head CSR Asian Agri, Rafmen, dalam paparannya menjelaskan, dengan program plasma, petani diharapkan terhindar dari jeratan atau jebakan hutang dari tengkulak.

Untuk menjadi petani swadaya binaan Asian Agri, tahapannya adalah areal kebun sawit tidak berada di kawasan hutan konservasi, hutan lindung atau hutan produksi, memiliki legalitas tanah, tergabung dalam kelompok tani, membentuk asosiasi/forum/gapoktan/koperasi, memohon menjadi binaan Asian Agri, verifikasi, MoU, pembukaan DO, dan program pembinaan.

Sebagai langkah ke depan, Asian Agri berharap semua stakeholder bekerja sama memetakan petani swadaya, memahami persoalan yang ada dan mencari solusi penyelesaian. Juga menyiapkan model dana peremajaan tanaman dan system pengembaliannya dengan bunga terjangkau.

“Perusahaan perkebunan diharapkan lebih banyak melibatkan diri sebagai mitra, karena 42 persen kebun sawit di Indonesia adalah kebin sawit,” kata Rahmen.

Turut hadir dalam Head CSR Asian Agri, Rafmen, Ketua PWI Sumut Hermansyah beserta Pengurus, Direktur TobaPulp Leonard Hutabarat, Sekretaris Apindo Sumut Laksamana Adiyaksa, para pimpinan media, Humas Asian Agri Lidia Veronika Ginting dan para awak media. (mea)

Foto: dame/sumutpos.co Manajemen Asian Agri foto bersama Pengurus PWI Sumut dan awak media usai acara buka puasa bersama, Kamis (16/6) di Uniland Plaza Medan.
Foto: dame/sumutpos.co
Manajemen Asian Agri foto bersama Pengurus PWI Sumut dan awak media usai acara buka puasa bersama, Kamis (16/6) di Uniland Plaza Medan.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Tahun 2016 ini, Asian Agri melakukan program replanting atau peremajaan kebun sawit, baik untuk perkebunan inti maupun perkebunan plasma. Targetnya seluas 2.402 hektare.

“Sementara tahun 2017 mendatang, peremajaan kebun petani sawit ditargetkan seluas 4.000 hektar di Riau dan 600 hektar di Jambi,” kata Head Plantation Asian Agri, Bukit Sanjaya dalam acara buka puasa bersama dengan awak media, Kamis (16/6) di Uniland Plaza Medan.

Per Mei 2016, luas lahan plasma yang masuk dalam binaan Asian Agri seluas 21.252 hektare, yang tersebar di 3 Provinsi Pulau Sumatera, yakni Sumatera Utara (Sumut), Jambi dan Riau. Luas itu tersebar di Sumut seluas 7.435 hektare, Riau seluas 7.483 hektare, dan Jambi seluas 6.3345 hektare.

“Prinsip kemitraan antara Asian Agri dengan petani swadaya dilakukan dengan konsep saling menguntungkan, di mana petani mendapat pembinaan mengenai pengelolaan kebun kelapa sawit untuk peningkatan produksi dan kualitas, mendapat kepastian pasar, dan menghemat biaya Sementara Asian Agri mendapat pasokan TBS yang terjamin dan berkualitas baik,” kata Bukit Sanjaya.

Untuk tahap pertama, petani KUD Mulus Rahayu –binaan Asian Agri—April lalu mendapat kepercayaan dari Pemerintah melalui BPDPS sebagai penerima pertama dana bantuan peremajaan atau replanting sawit di Indonesia.

Head CSR Asian Agri, Rafmen, dalam paparannya menjelaskan, dengan program plasma, petani diharapkan terhindar dari jeratan atau jebakan hutang dari tengkulak.

Untuk menjadi petani swadaya binaan Asian Agri, tahapannya adalah areal kebun sawit tidak berada di kawasan hutan konservasi, hutan lindung atau hutan produksi, memiliki legalitas tanah, tergabung dalam kelompok tani, membentuk asosiasi/forum/gapoktan/koperasi, memohon menjadi binaan Asian Agri, verifikasi, MoU, pembukaan DO, dan program pembinaan.

Sebagai langkah ke depan, Asian Agri berharap semua stakeholder bekerja sama memetakan petani swadaya, memahami persoalan yang ada dan mencari solusi penyelesaian. Juga menyiapkan model dana peremajaan tanaman dan system pengembaliannya dengan bunga terjangkau.

“Perusahaan perkebunan diharapkan lebih banyak melibatkan diri sebagai mitra, karena 42 persen kebun sawit di Indonesia adalah kebin sawit,” kata Rahmen.

Turut hadir dalam Head CSR Asian Agri, Rafmen, Ketua PWI Sumut Hermansyah beserta Pengurus, Direktur TobaPulp Leonard Hutabarat, Sekretaris Apindo Sumut Laksamana Adiyaksa, para pimpinan media, Humas Asian Agri Lidia Veronika Ginting dan para awak media. (mea)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/