25.6 C
Medan
Monday, June 17, 2024

‘Kelompok Aceh’ Kabur Karena Human Error

Menurut Kepala Humas BNN Kombes Pol Slamet Pribadi, dari kelima tersangka tersebut, seorang di antaranya diketahui memiliki kemampuan semi militer. Karena sebelumnya tercatat pernah bergabung dengan jaringan radikal di Aceh.

“Soal keahlian khusus kami tidak tahu. Yang jelas salah satunya adalah orang yang terlatih, saya tidak bisa menyebutkan lebih detail. Yang jelas orang terlatih di daerah jaringan Aceh. Semi militer, mantan-mantan yang dulu dari jaringan Aceh,” ujarnya.

Saat ditanya apa langkah yang akan dilakukan BNN untuk mengejar para tahanan yang kabur tersebut, Slamet mengatakan antara lain, bekerjasama dengan kepolisian untuk mengintensifkan pengejaran. Pihaknya telah melakukan pencarian ke sejumlah tempat yang diduga menjadi tempat pelarian.

Selain itu BNN juga menyebar foto-foto para tersangka ke RT, RW, kepolisian, hingga TNI di seluruh Indonesia. Langkah tersebut dilakukan, karena diduga para tersangka kabur dengan pola menyebar ke sejumlah daerah. “Kami juga berharap masyarakat luas dapat membantu dan melaporkan bila melihat sepuluh tahanan tersebut,” ujarnya.

Kesepuluh tahanan BNN diduga kabur Selasa dini hari setelah berhasil menjebol dinding dan teralis ruang tahanan. Sumber BNN menyebut pelarian dipimpin Abdullah alias Dulah (35). Mereka melakukannya dengan terlebih dahulu menggergaji terali besi sedikit demi sedikit dan meretakkan tembok ventilasi. Diperkirakan aksi itu berjalan seminggu.

Pada Selasa dini hari sekitar Pukul 03.00, sepuluh tahanan memutuskan untuk kabur. Secara bersama-sama, mereka menarik sarung yang dililitkan pada tembok ventilasi. Tembok itu akhirnya jebol dan tercipta lubang selebar 40 cm x 20 cm.

Pukul 03.10 WIB, satu per satu tahanan keluar lewat lubang. Diduga ada yang berdarah karena tergores besi. Pukul 03.15 WIB, setelah keluar dari gedung rutan, mereka mengambil kayu sepanjang 2 meter, lalu menyandarkannya pada tembok pembatas bagian belakang rutan BNN setinggi 4 meter. Sepuluh tahanan naik tembok dengan bergelayut pada jalan kabel yang menempel tembok.

Pukul 03.20 WIB,  satu per satu tahanan turun di samping gedung rumah sakit otak, di samping rutan BNN. Mereka kemudian berlari ke jalan raya dan menumpang kendaraan yang telah menunggu.(gir/trg)

Menurut Kepala Humas BNN Kombes Pol Slamet Pribadi, dari kelima tersangka tersebut, seorang di antaranya diketahui memiliki kemampuan semi militer. Karena sebelumnya tercatat pernah bergabung dengan jaringan radikal di Aceh.

“Soal keahlian khusus kami tidak tahu. Yang jelas salah satunya adalah orang yang terlatih, saya tidak bisa menyebutkan lebih detail. Yang jelas orang terlatih di daerah jaringan Aceh. Semi militer, mantan-mantan yang dulu dari jaringan Aceh,” ujarnya.

Saat ditanya apa langkah yang akan dilakukan BNN untuk mengejar para tahanan yang kabur tersebut, Slamet mengatakan antara lain, bekerjasama dengan kepolisian untuk mengintensifkan pengejaran. Pihaknya telah melakukan pencarian ke sejumlah tempat yang diduga menjadi tempat pelarian.

Selain itu BNN juga menyebar foto-foto para tersangka ke RT, RW, kepolisian, hingga TNI di seluruh Indonesia. Langkah tersebut dilakukan, karena diduga para tersangka kabur dengan pola menyebar ke sejumlah daerah. “Kami juga berharap masyarakat luas dapat membantu dan melaporkan bila melihat sepuluh tahanan tersebut,” ujarnya.

Kesepuluh tahanan BNN diduga kabur Selasa dini hari setelah berhasil menjebol dinding dan teralis ruang tahanan. Sumber BNN menyebut pelarian dipimpin Abdullah alias Dulah (35). Mereka melakukannya dengan terlebih dahulu menggergaji terali besi sedikit demi sedikit dan meretakkan tembok ventilasi. Diperkirakan aksi itu berjalan seminggu.

Pada Selasa dini hari sekitar Pukul 03.00, sepuluh tahanan memutuskan untuk kabur. Secara bersama-sama, mereka menarik sarung yang dililitkan pada tembok ventilasi. Tembok itu akhirnya jebol dan tercipta lubang selebar 40 cm x 20 cm.

Pukul 03.10 WIB, satu per satu tahanan keluar lewat lubang. Diduga ada yang berdarah karena tergores besi. Pukul 03.15 WIB, setelah keluar dari gedung rutan, mereka mengambil kayu sepanjang 2 meter, lalu menyandarkannya pada tembok pembatas bagian belakang rutan BNN setinggi 4 meter. Sepuluh tahanan naik tembok dengan bergelayut pada jalan kabel yang menempel tembok.

Pukul 03.20 WIB,  satu per satu tahanan turun di samping gedung rumah sakit otak, di samping rutan BNN. Mereka kemudian berlari ke jalan raya dan menumpang kendaraan yang telah menunggu.(gir/trg)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/