25.6 C
Medan
Sunday, May 5, 2024

Pasutri Ditemukan Tewas Tergantung, Kuat Dugaan Korban Pembunuhan

LABUHANBATU, SUMUT POS.CO – Pasangan suami istri Herman Ginting (58) dan istrinya Sarinah (56) yang ditemukan tewas tergantung di jembatan Sei Kalundang di dusun Aek Nauli Desa tersebut, Sabtu (2/11/2019) sekira pukul 06.40 wib diduga kuat korban pembunuhan.

Sebab, pada saat dilakukan visum et repertum (VeR) oleh dokter di RSUD Rantauprapat pada jasad kedua warga Dusun Tasik Dua Desa Pasir Tuntung Kecamatan Kota Pinang Kabupaten Labuhanbatu Selatan Sumatera Utara itu ditemukan luka robek di leher kedua korban. Terlebih lagi, pada jasad kedua korban tak ditemui tanda-tanda kematian karena bunuh diri dengan cara gantung diri.

“Terdapat luka robek di leher sepanjang 4×15 cm. Kemungkinan karena benda tajam. Bisa karena pisau, parang. Kematiannya karena dibunuh. Kalau karena bunuh diri itu kemungkinan kecil,” ujar dokter

Informasi dihimpun, kedua korban merupakan pekerja pada perkebunan kelapa sawit warga Roma Panjaitan. Pasutri ini masih belum lama bekerja di perkebunan itu.

“Masih jalan dua bulan mereka di sana,” kata salahseorang warga setempat, Syamsul Saragih ketika ditemui di komplek instalasi jenazah RSUD Rantauprapat.

Menurut dia, sejak awal ditemui sejumlah kejanggalan pada tubuh kedua korban. Sebab, ketika dievakuasi dari jembatan jasad korban bahagian leher mengeluarkan darah.

“Sewaktu diangkat keluar darah. Jarang karena gantung diri berdarah,” ujarnya seraya mengaku sepengetahuannya jasad korban bunuh diri juga menjulurkan lidah.

“Para korban lidahnya tak keluar,” bebernya seraya mengatakan gigi korban Herman Ginting juga diduga rontok karena mendapat perlakuan kasar.

Kapolsek Bilah Hilir Iptu Krisnat Indratno Napitupulu ketika dikonfirmasi di komplek kamar jenazah RSUD Rantauprapat membenarkan pada leher kedua korban terdapat luka robek di leher.

“Hasil pemeriksaan luar oleh dokter, terdapat luka robek di leher korban,” jelasnya.

Selanjutnya, kata Kapolsek untuk mengetahui penyebab luka luar dan luka robek pada jasad korban, pihaknya akan membawa kedua jenazah ke RS Djasamen Saragih Pematang Siantar.

“Kita akan otopsi. Kita bawa ke rumah sakit Djasamen Saragih,” jelasnya.

Warga Desa Kampung Padang Kecamatan Pangkatan Kabupaten Labuhanbatu, Sumatera Utara dikejutkan penemuan mayat pasangan suami istri ini.

Dua mayat suami istri dalam posisi leher terikat dengan tali nilon dan tergantung disamping samping jembatan sungai kalundang tepatnya perbatasan antara lahan Toko Roma dengan PT Indospadan Jaya.

Penemuan mayat itu bermula ketika saksi Hendra Polo Sianturi dan Amo Nainggolan warga Perumahan PMKS PT Sepasan Jaya Desa Kampung Padang diberitahukan oleh warga yang melintas di jembatan mengaku melihat ada mayat tergantung di jembatan Sei Kalundang.

Korban terbilang masih belum lama bekerja di perkebunan sawit milik warga Roma Panjaitan. Terhitung belum genap dua bulan.

“Belum lama kerja sama saya. Belum sampai dua bulan,” kata Pemilik kebun Roma Panjaitan di komplek RSUD Rantauprapat.

Namun dia kurang mengenal betul sosok kedua pasutri itu. Hanya saja, seorang rekannya Maju Hutasoit merekomendasikan pasutri tersebut sebagai tenaga kerja untuk kebun sawit miliknya.

“Saya mempekerjakan mereka karena diusulkan mandor,” katanya.

Pasutri ini mengaku kepada akan bekerja sebaik mungkin. Maka ketika bernegosiasi dengannya berjanji bekerja yang terbaik.

“Korban bilang takkan mengotori periuk makannya,” tambahnya.

Dia mengaku korban mendapat tempat tinggal di kawasan 30-an hektar kebun sawit miliknya. Selain itu, kata dia lokasi penemuan jasad para korban di jembatan sekira 100 meter dari lokasi perkebunannya.

Namun, dia enggan dan tidak bersedia membayar biaya visum jasad kedua korban. Alasannya, kematian para korban bukan berada pada perkebunan miliknya.

Sementara Maju Hutasoit kepada wartawan membenarkan jika mengusulkan para korban untuk bekerja di perkebuann sawit itu.

“Saya diperintahkan nyari pekerja. Saya rasa mereka baik, saya usulkan bekerja di perkebunan milik Roma,” kata Maju.

Dia juga mengaku jika korban dalam tiga hari terakhir mendapat ancaman dari sejumlah orang. Informasinya, karena tuduhan aksi kejahatan pencurian ternak ayam warga.

“Memang ada yang mengancam akan memenjarakan korban jika tak membayar uang ganti rugi pencurian ayam warga,” ujarnya. Bahkan, dia mendapat informasi jika korban Herman Ginting juga sempat mendapat perlakuan kasar dari orang-orang yang mengancamnya.(*)

LABUHANBATU, SUMUT POS.CO – Pasangan suami istri Herman Ginting (58) dan istrinya Sarinah (56) yang ditemukan tewas tergantung di jembatan Sei Kalundang di dusun Aek Nauli Desa tersebut, Sabtu (2/11/2019) sekira pukul 06.40 wib diduga kuat korban pembunuhan.

Sebab, pada saat dilakukan visum et repertum (VeR) oleh dokter di RSUD Rantauprapat pada jasad kedua warga Dusun Tasik Dua Desa Pasir Tuntung Kecamatan Kota Pinang Kabupaten Labuhanbatu Selatan Sumatera Utara itu ditemukan luka robek di leher kedua korban. Terlebih lagi, pada jasad kedua korban tak ditemui tanda-tanda kematian karena bunuh diri dengan cara gantung diri.

“Terdapat luka robek di leher sepanjang 4×15 cm. Kemungkinan karena benda tajam. Bisa karena pisau, parang. Kematiannya karena dibunuh. Kalau karena bunuh diri itu kemungkinan kecil,” ujar dokter

Informasi dihimpun, kedua korban merupakan pekerja pada perkebunan kelapa sawit warga Roma Panjaitan. Pasutri ini masih belum lama bekerja di perkebunan itu.

“Masih jalan dua bulan mereka di sana,” kata salahseorang warga setempat, Syamsul Saragih ketika ditemui di komplek instalasi jenazah RSUD Rantauprapat.

Menurut dia, sejak awal ditemui sejumlah kejanggalan pada tubuh kedua korban. Sebab, ketika dievakuasi dari jembatan jasad korban bahagian leher mengeluarkan darah.

“Sewaktu diangkat keluar darah. Jarang karena gantung diri berdarah,” ujarnya seraya mengaku sepengetahuannya jasad korban bunuh diri juga menjulurkan lidah.

“Para korban lidahnya tak keluar,” bebernya seraya mengatakan gigi korban Herman Ginting juga diduga rontok karena mendapat perlakuan kasar.

Kapolsek Bilah Hilir Iptu Krisnat Indratno Napitupulu ketika dikonfirmasi di komplek kamar jenazah RSUD Rantauprapat membenarkan pada leher kedua korban terdapat luka robek di leher.

“Hasil pemeriksaan luar oleh dokter, terdapat luka robek di leher korban,” jelasnya.

Selanjutnya, kata Kapolsek untuk mengetahui penyebab luka luar dan luka robek pada jasad korban, pihaknya akan membawa kedua jenazah ke RS Djasamen Saragih Pematang Siantar.

“Kita akan otopsi. Kita bawa ke rumah sakit Djasamen Saragih,” jelasnya.

Warga Desa Kampung Padang Kecamatan Pangkatan Kabupaten Labuhanbatu, Sumatera Utara dikejutkan penemuan mayat pasangan suami istri ini.

Dua mayat suami istri dalam posisi leher terikat dengan tali nilon dan tergantung disamping samping jembatan sungai kalundang tepatnya perbatasan antara lahan Toko Roma dengan PT Indospadan Jaya.

Penemuan mayat itu bermula ketika saksi Hendra Polo Sianturi dan Amo Nainggolan warga Perumahan PMKS PT Sepasan Jaya Desa Kampung Padang diberitahukan oleh warga yang melintas di jembatan mengaku melihat ada mayat tergantung di jembatan Sei Kalundang.

Korban terbilang masih belum lama bekerja di perkebunan sawit milik warga Roma Panjaitan. Terhitung belum genap dua bulan.

“Belum lama kerja sama saya. Belum sampai dua bulan,” kata Pemilik kebun Roma Panjaitan di komplek RSUD Rantauprapat.

Namun dia kurang mengenal betul sosok kedua pasutri itu. Hanya saja, seorang rekannya Maju Hutasoit merekomendasikan pasutri tersebut sebagai tenaga kerja untuk kebun sawit miliknya.

“Saya mempekerjakan mereka karena diusulkan mandor,” katanya.

Pasutri ini mengaku kepada akan bekerja sebaik mungkin. Maka ketika bernegosiasi dengannya berjanji bekerja yang terbaik.

“Korban bilang takkan mengotori periuk makannya,” tambahnya.

Dia mengaku korban mendapat tempat tinggal di kawasan 30-an hektar kebun sawit miliknya. Selain itu, kata dia lokasi penemuan jasad para korban di jembatan sekira 100 meter dari lokasi perkebunannya.

Namun, dia enggan dan tidak bersedia membayar biaya visum jasad kedua korban. Alasannya, kematian para korban bukan berada pada perkebunan miliknya.

Sementara Maju Hutasoit kepada wartawan membenarkan jika mengusulkan para korban untuk bekerja di perkebuann sawit itu.

“Saya diperintahkan nyari pekerja. Saya rasa mereka baik, saya usulkan bekerja di perkebunan milik Roma,” kata Maju.

Dia juga mengaku jika korban dalam tiga hari terakhir mendapat ancaman dari sejumlah orang. Informasinya, karena tuduhan aksi kejahatan pencurian ternak ayam warga.

“Memang ada yang mengancam akan memenjarakan korban jika tak membayar uang ganti rugi pencurian ayam warga,” ujarnya. Bahkan, dia mendapat informasi jika korban Herman Ginting juga sempat mendapat perlakuan kasar dari orang-orang yang mengancamnya.(*)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/