33.9 C
Medan
Friday, May 10, 2024

Maling Ini Ketahuan, Padahal ‘Kolor Saktinya’ Dipakai Lho

Foto: Oki/PM Azahari, maling yang hanya mengenakan kolor oranye, ketangkap setelah diteriaki pemilik rumah.
Foto: Oki/PM
Azahari, maling yang hanya mengenakan kolor oranye, ketangkap setelah diteriaki pemilik rumah.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kesaktian maling berkolor di kawasan Sunggal Deliserdang akhirnya berakhir. Dalam aksinya dini hari kemarin dia ketahuan, padahal dia sudah sembunyi di balik lemari. Tak pelak, dia menyerah dan pasrah harus mendekam di hotel prodeo milik Polsek Sunggal.

Ceritanya, Kamis (4/7) pukul 03.00 WIB, warga Jalan Sei Mencirim Dusun III Desa Paya Geli Sunggal Deliserdang mendadak heboh. Pasalnya, dalam suasan sepi dan dingin terdengar jeritan Nur Aini (52. “Maling! Maling!” teriaknya berulang-ulang.

Jeritan itu bermula ketika ibu rumah tangga itu terabangun dari tidurnya. Dia bangun karena ingin buang air kecil. Saat di kamar mandi Nur Aini melihat di dinding kamar mandi ada jejak kaki sehingga korban curiga ada orang yang masuk ke rumahnya. Dia pun langsung mengunci semua pintu dan kemudian keluar rumah. Dipanggilnya keponakannya yang tinggal jauh dari rumahnya. Lalu, mereka pun bersama-sama melihat apa yang terjadi di rumah Nur Aini.

Setelah memeriksa beberapa ruangan, masuklah mereka ke kamar. Saat itulah ditemukan orang yang bersembunyi di belakang lemari. Posisi orang itu sedang menutup mata dengan menggunakan pakaiannya, namun tubuhnya nyaris bugil. Orang itu hanya memakai celana dalam alias kolor berwarna oranye.

Nur Aini langsung berteriak. “Maling! Maling!”
Warga yang mendengar teriakan Nur Aini langsung bangun dari tidur. Dini hari yang dingin mendadak panas. Warga emosi karena di kawasan tempat mereka tinggal memang sering kemalingan. Warga pun langsung menghujani sang maling yang belakangan diketahui bernama Muhammad Azhari (26) dengan berbagai pukulan dan tendangan. “Sudah bakar saja! Berarti selama ini dia (Azhari) maling di rumah kita,” teriak massa.

Massa yang sudah beringas dan tak terkendali ini pun hampir mematikan Azhari. Namun, Nur Aini tak mau itu terjadi. Dia langsung membawa Azhari ke Mapolsek Sunggal.

Saat ditemui di Mapolsek Sunggal, Azhari mengaku jadi maling karena tak ada kerjaan. “Sudah dua tahun Bang,” aku bujangan ini ketika ditanyai sudah berapa lama beroperasi sebagai maling.

Tanpa malu, Azhari pun bercerita kalau dalam beraksi dia memang selalu memakai kolor saja. Dia menganggap kolor itu adalah ‘kekuatan’. Hal ini dia dapati atas saran seniornya. “Lagian kalau gak pakai kolor, kayak aneh mencuri,” katanya kembali.

Selain soal kolor, pilihan waktu untuk beraksi juga wajib dipikirkan. Biasanya, para maling memilih musim penghujan. Pilihan waktu yang tepat akan menetukan hasil aksi mereka. “Kalau malam sedang dingin, kalau gak pas hujan deras, saat itu maling suka main (beraksi). Karena ‘kan yang punya rumah pasti tidur lelap,” jelasnya.

Saat dikonfirmasi, Kapolsek Medan Sunggal Kompol Daniel Marunuri mengatakan, selain menahan Azhari, kasus ini akan dikembangkan lagi. “Kita sudah mengamankan yang bersangkutan. Kita masih mencari siapa saja korban si Azhari ini. Karena kita duga banyak warga yang sudah jadi korban atas perbuatannya,” terangnya.

Beberapa tahun lalu, maling yang beroperasi hanya dengan memakai kolor juga sempat tertangkap (lihat grafis). Kejadiannya bukan di Medan atau Sumatera Utara, melainkan di Malang Jawa Timur. Nama maling itu Eko Giantoro (28), warga Desa Sidorahayu, Kecamatan Wagir. Eko ini seringkali mencuri di konter ponsel. Setidaknya empat konter telah ia sasar yakni tiga di kawasan Kota Malang dan satu tempat di Kecamatan Singosari Kabupaten Malang. Dalam pengakuannya ke polisi, beraksi memakai kolor bukan karena didasari hal mistis, tapi lebih ke unsur kebersihan. Dia mencopot baju dan celana panjang, hanya pakai celana dalam, biar bajunya tidak kotor. (mag-1/rbb)

Foto: Oki/PM Azahari, maling yang hanya mengenakan kolor oranye, ketangkap setelah diteriaki pemilik rumah.
Foto: Oki/PM
Azahari, maling yang hanya mengenakan kolor oranye, ketangkap setelah diteriaki pemilik rumah.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kesaktian maling berkolor di kawasan Sunggal Deliserdang akhirnya berakhir. Dalam aksinya dini hari kemarin dia ketahuan, padahal dia sudah sembunyi di balik lemari. Tak pelak, dia menyerah dan pasrah harus mendekam di hotel prodeo milik Polsek Sunggal.

Ceritanya, Kamis (4/7) pukul 03.00 WIB, warga Jalan Sei Mencirim Dusun III Desa Paya Geli Sunggal Deliserdang mendadak heboh. Pasalnya, dalam suasan sepi dan dingin terdengar jeritan Nur Aini (52. “Maling! Maling!” teriaknya berulang-ulang.

Jeritan itu bermula ketika ibu rumah tangga itu terabangun dari tidurnya. Dia bangun karena ingin buang air kecil. Saat di kamar mandi Nur Aini melihat di dinding kamar mandi ada jejak kaki sehingga korban curiga ada orang yang masuk ke rumahnya. Dia pun langsung mengunci semua pintu dan kemudian keluar rumah. Dipanggilnya keponakannya yang tinggal jauh dari rumahnya. Lalu, mereka pun bersama-sama melihat apa yang terjadi di rumah Nur Aini.

Setelah memeriksa beberapa ruangan, masuklah mereka ke kamar. Saat itulah ditemukan orang yang bersembunyi di belakang lemari. Posisi orang itu sedang menutup mata dengan menggunakan pakaiannya, namun tubuhnya nyaris bugil. Orang itu hanya memakai celana dalam alias kolor berwarna oranye.

Nur Aini langsung berteriak. “Maling! Maling!”
Warga yang mendengar teriakan Nur Aini langsung bangun dari tidur. Dini hari yang dingin mendadak panas. Warga emosi karena di kawasan tempat mereka tinggal memang sering kemalingan. Warga pun langsung menghujani sang maling yang belakangan diketahui bernama Muhammad Azhari (26) dengan berbagai pukulan dan tendangan. “Sudah bakar saja! Berarti selama ini dia (Azhari) maling di rumah kita,” teriak massa.

Massa yang sudah beringas dan tak terkendali ini pun hampir mematikan Azhari. Namun, Nur Aini tak mau itu terjadi. Dia langsung membawa Azhari ke Mapolsek Sunggal.

Saat ditemui di Mapolsek Sunggal, Azhari mengaku jadi maling karena tak ada kerjaan. “Sudah dua tahun Bang,” aku bujangan ini ketika ditanyai sudah berapa lama beroperasi sebagai maling.

Tanpa malu, Azhari pun bercerita kalau dalam beraksi dia memang selalu memakai kolor saja. Dia menganggap kolor itu adalah ‘kekuatan’. Hal ini dia dapati atas saran seniornya. “Lagian kalau gak pakai kolor, kayak aneh mencuri,” katanya kembali.

Selain soal kolor, pilihan waktu untuk beraksi juga wajib dipikirkan. Biasanya, para maling memilih musim penghujan. Pilihan waktu yang tepat akan menetukan hasil aksi mereka. “Kalau malam sedang dingin, kalau gak pas hujan deras, saat itu maling suka main (beraksi). Karena ‘kan yang punya rumah pasti tidur lelap,” jelasnya.

Saat dikonfirmasi, Kapolsek Medan Sunggal Kompol Daniel Marunuri mengatakan, selain menahan Azhari, kasus ini akan dikembangkan lagi. “Kita sudah mengamankan yang bersangkutan. Kita masih mencari siapa saja korban si Azhari ini. Karena kita duga banyak warga yang sudah jadi korban atas perbuatannya,” terangnya.

Beberapa tahun lalu, maling yang beroperasi hanya dengan memakai kolor juga sempat tertangkap (lihat grafis). Kejadiannya bukan di Medan atau Sumatera Utara, melainkan di Malang Jawa Timur. Nama maling itu Eko Giantoro (28), warga Desa Sidorahayu, Kecamatan Wagir. Eko ini seringkali mencuri di konter ponsel. Setidaknya empat konter telah ia sasar yakni tiga di kawasan Kota Malang dan satu tempat di Kecamatan Singosari Kabupaten Malang. Dalam pengakuannya ke polisi, beraksi memakai kolor bukan karena didasari hal mistis, tapi lebih ke unsur kebersihan. Dia mencopot baju dan celana panjang, hanya pakai celana dalam, biar bajunya tidak kotor. (mag-1/rbb)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/