30 C
Medan
Wednesday, May 1, 2024

Mobil Istri Ajie Karim ‘Ditarik’ Abang Ipar

Foto: Amri/PM Haryati Sari, istri Ajie Karim usai diperiksa aparat Polsek Sunggal terkait laporannya tentang KDRT oleh suaminya, Senin (6/7/2015).
Foto: Amri/PM
Haryati Sari, istri Ajie Karim usai diperiksa aparat Polsek Sunggal terkait laporannya tentang KDRT oleh suaminya, Senin (6/7/2015).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Lagi, Haryati Sari (35), istri anggota DPRD Sumut, Ajie Karim, melapor ke polisi. Kali ini, mobil yang biasa dipakainya, dirampas abang iparnya. Perempuan yang menetap di Komplek Asoka Raya Residence di Jl. Bunga Asoka, Kel. Asam Kumbang, Medan Selayang, itu pun mengadu ke Polsek Sunggal, Senin (6/7) sekira pukul 14.00 WIB.

Ditemani adik dan kerabatnya, Haryati melaporkan perampasan Toyota Alphard Vellfire putih BK 1412 OE di sebuah bengkel tak jauh dari rumahnya.

Dikisahkan Haryati, pada Minggu (5/7) sekira pukul 19.00, dia membawa mobilnya ke bengkel tersebut karena tali kipasnya putus. Nah, saat mekanik memperbaiki, mendadak muncul 4 pria yang dikomandoi Beny Syahputra, abang iparnya. Mereka melarang mekanik bengkel memperbaiki mobil tersebut.

Bahkan Beny Syahputra meminta kunci mobil dari Haryati Sari. Cekcok mulut pun terjadi. Haryati tetap bertahan dengan memegang erat kunci mobilnya. Namun Beny tak kehilangan akal. Dia memanggil mobil derek dan dengan paksa membawa mobil tersebut.

Haryati sendiri tak bisa berbuat banyak karena Beny membawa pengawal. Bahkan, teriakan minta tolongnya tak berhasil. Warga enggan berurusan dengan kasus pribadi itu dan memilih hanya melihat saja. Apalagi Beny tak sendirian kala itu.

Haryati pun akhirnya melapor ke Polsek Sunggal dengan nomor pengaduan STPL/1146/k/Vll/2015/SPKT Polsek Sunggal.

Kapolsek Sunggal, Kompol Harry Azhar mengatakan, laporanya masih dalam proses. “Masih kita proses laporanya,” jelasnya. Sementara, Haryati mengaku cuma mengenali Beny Syahputra. “Abang iparku yang ngambil paksa mobilku Pak. Katanya itu bukan punyaku, padahal mobil tersebut atas namaku,” terangnya, mengaku perampasan itu buntut pengaduannya terhadap Ajie Karim.

Tapi Ajie Karim menyangkal mobil itu milik istrinya. “Itu mobilku, siapa pula yang merampas,” ujarnya saat dikonfirmasi via seluler, Senin (6/7) malam. “Itu ’kan mobilku, dan yang beli kan pakai uangku. Kok dibilang pula merampas, nggak ada itu,” jelasnya.

Saat ditanyai mengenai kronologis kejadian ini dirinya enggan berkomentar lagi.

“Udahlah, udah gak ada itu. Udah gilanya itu. Itu kan buat malu saya saja, udahlah janganlah lagi dimasuk-masukkan ke dalam koran. Buat malu saya saja,” terangnya singkat.

Sementara, kondisi Haryati, terlihat stres. Dia bahkan diperiksa sekitar 3 jam di Polsek Sunggal karena lebih banyak diam saat ditanya dan butuh waktu untuk menenangkan pikiranya yang sedang kalut. “Masih diperiksa di dalam. Masih lama, lagi pening dia katanya. Nanti aja ambil foto, ngamuk pula nanti,” ujar salah seorang juru periksa.

Hal tersebut juga diamini Ika, adik Haryati yang menemaninya melapor. Diakui perempuan berjilbab itu, kakaknya mengalami luka psikis dan gejala depresi lantaran menghadapi problem rumah tangganya.

“Kakakku mengalami luka psikis. Dia kadang nangis sendiri karena permasalahan rumah tangganya itu,” jelas Ika.

Bahkan, saat Haryati keluar dari ruang penyidik, dia enggan memberi komentar lagi. Dia buru-buru menghindari wartawan. “Udah, pusing kepalaku, mau pecah,” ujarnya.

“Stres dia suaminya udah jarang nafkahi. Bahkan suaminya entah dimana gak nampak nampak lagi,” tambah Ika, sembari ikut menemani Haryati menunggu betor di depan Polsek Sunggal.

Foto: Amri/PM Haryati Sari, istri Ajie Karim usai diperiksa aparat Polsek Sunggal terkait laporannya tentang KDRT oleh suaminya, Senin (6/7/2015).
Foto: Amri/PM
Haryati Sari, istri Ajie Karim usai diperiksa aparat Polsek Sunggal terkait laporannya tentang KDRT oleh suaminya, Senin (6/7/2015).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Lagi, Haryati Sari (35), istri anggota DPRD Sumut, Ajie Karim, melapor ke polisi. Kali ini, mobil yang biasa dipakainya, dirampas abang iparnya. Perempuan yang menetap di Komplek Asoka Raya Residence di Jl. Bunga Asoka, Kel. Asam Kumbang, Medan Selayang, itu pun mengadu ke Polsek Sunggal, Senin (6/7) sekira pukul 14.00 WIB.

Ditemani adik dan kerabatnya, Haryati melaporkan perampasan Toyota Alphard Vellfire putih BK 1412 OE di sebuah bengkel tak jauh dari rumahnya.

Dikisahkan Haryati, pada Minggu (5/7) sekira pukul 19.00, dia membawa mobilnya ke bengkel tersebut karena tali kipasnya putus. Nah, saat mekanik memperbaiki, mendadak muncul 4 pria yang dikomandoi Beny Syahputra, abang iparnya. Mereka melarang mekanik bengkel memperbaiki mobil tersebut.

Bahkan Beny Syahputra meminta kunci mobil dari Haryati Sari. Cekcok mulut pun terjadi. Haryati tetap bertahan dengan memegang erat kunci mobilnya. Namun Beny tak kehilangan akal. Dia memanggil mobil derek dan dengan paksa membawa mobil tersebut.

Haryati sendiri tak bisa berbuat banyak karena Beny membawa pengawal. Bahkan, teriakan minta tolongnya tak berhasil. Warga enggan berurusan dengan kasus pribadi itu dan memilih hanya melihat saja. Apalagi Beny tak sendirian kala itu.

Haryati pun akhirnya melapor ke Polsek Sunggal dengan nomor pengaduan STPL/1146/k/Vll/2015/SPKT Polsek Sunggal.

Kapolsek Sunggal, Kompol Harry Azhar mengatakan, laporanya masih dalam proses. “Masih kita proses laporanya,” jelasnya. Sementara, Haryati mengaku cuma mengenali Beny Syahputra. “Abang iparku yang ngambil paksa mobilku Pak. Katanya itu bukan punyaku, padahal mobil tersebut atas namaku,” terangnya, mengaku perampasan itu buntut pengaduannya terhadap Ajie Karim.

Tapi Ajie Karim menyangkal mobil itu milik istrinya. “Itu mobilku, siapa pula yang merampas,” ujarnya saat dikonfirmasi via seluler, Senin (6/7) malam. “Itu ’kan mobilku, dan yang beli kan pakai uangku. Kok dibilang pula merampas, nggak ada itu,” jelasnya.

Saat ditanyai mengenai kronologis kejadian ini dirinya enggan berkomentar lagi.

“Udahlah, udah gak ada itu. Udah gilanya itu. Itu kan buat malu saya saja, udahlah janganlah lagi dimasuk-masukkan ke dalam koran. Buat malu saya saja,” terangnya singkat.

Sementara, kondisi Haryati, terlihat stres. Dia bahkan diperiksa sekitar 3 jam di Polsek Sunggal karena lebih banyak diam saat ditanya dan butuh waktu untuk menenangkan pikiranya yang sedang kalut. “Masih diperiksa di dalam. Masih lama, lagi pening dia katanya. Nanti aja ambil foto, ngamuk pula nanti,” ujar salah seorang juru periksa.

Hal tersebut juga diamini Ika, adik Haryati yang menemaninya melapor. Diakui perempuan berjilbab itu, kakaknya mengalami luka psikis dan gejala depresi lantaran menghadapi problem rumah tangganya.

“Kakakku mengalami luka psikis. Dia kadang nangis sendiri karena permasalahan rumah tangganya itu,” jelas Ika.

Bahkan, saat Haryati keluar dari ruang penyidik, dia enggan memberi komentar lagi. Dia buru-buru menghindari wartawan. “Udah, pusing kepalaku, mau pecah,” ujarnya.

“Stres dia suaminya udah jarang nafkahi. Bahkan suaminya entah dimana gak nampak nampak lagi,” tambah Ika, sembari ikut menemani Haryati menunggu betor di depan Polsek Sunggal.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/