25.6 C
Medan
Friday, May 10, 2024

Proyektil Diduga Masih di Tubuh Korban, Keluarga Menolak Otopsi

Foto: Triadi Wibowo/Sumut Pos
Kabid Humas Poldasu, Rina Sari Ginting.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kabid Humas Poldasu Kombes Rina Sari Ginting belum dapat memastikan jenis senjata yang digunakan pelaku, menembak Indra Gunawan alias Kuna, pengusaha airsoft gun tewas di tembak di depan toko miliknya di Jalan Ahmad Yani, Kesawan, Medan, Rabu (18/1) pagi.

“Gimana organic? Proyektilnya saja belum dapat! Gimana di lapangan ada yang ngomong itu berbahan organic? Belum, proyektil itu belum dapat. Proyektil itu diduga masih ada di dalam tubuh korban,” kata Rina.

Menurut dia, pihak keluarga merasa keberatan saat petugas ingin melakukan otopsi. “Jadi saat ini, penyidik memberikan pemahaman kepada keluarga untuk supaya bisa diotopsi. Karena dugaan kita itu bersarang di dalam tubuhnya,” kata dia.

Rina menambahkan, selongsong peluru yang menembus dada kiri korban juga belum ditemukan. “Selongsongnya belum dapat jadi bagaimana bisa itu pihak-pihak mengatakan organik,” ujar mantan Kapolres Binjai ini.

Menurut dia, Dit Intelkam Poldasu yang melakukan pengawasan terhadap orang pemilik senjata api, berdasarkan data yang dipegang. “Pengawasan terhadap senjata api dari Polda yang didata ada izinnya, secara rutin dilakukan pemeriksaan. Nah, tapi kalau yang ilegal ini, tetap dalam pemantauan pihak polda. Kalau dapat ya diproses,” ujar Rina.

Kata dia, senjata api yang dimiliki oknum tertentu dinyatakan ilegal, itu merupakan tindak pidana. “Nah ini ‘kan artinya dapat ilegal ketika dilakukan tindak pidana. Kalau dari hasil pengawasan kita, Polda tentu pasti melakukan pengawasan terus penggunaannya. Pengawasan itu ada di Dit Intelkam. Untuk yang sudah terdata di kita, pasti dilakukan pengawasan. Pasar gelap itukan sudah pidana. Kalau ketemu, ya pasti kita proses. Kalau ada info dari masyarakat, silahkan diinformasikan,” kata Rina.

Dia juga berjanji, menyampaikan secara jelas hasil penyelidikan kasus tersebut ke publik, apabila sudah menemukan perkembangan dan titik terang. “Belum, saya belum bisa memastikan jenis peluru senjata apa yang ditembakan ke korban. Karena semuanya masih dalam proses penyelidikan,” pungkasnya.

Sebelumnya, Kuna tewas ditembak orang tak dikenal saat hendak membuka toko Kuna Air Riffle and Air Soft Gun miliknya di Jalan Ahmad Yani, Kelurahan Kesawan, Medan Barat, Rabu (18/1) pagi pukul 08.30 WIB. Saat itu, dia dating bersama istrinya dengan mengendarai mobil pribadi yang disopiri Irfan. Sesampai di toko, Kuna dan isteri keluar dari mobil.

Lalu, isteri korban berjalan menuju pintu toko. Kebetulan Amri (33), penjaga toko sudah menunggu. Istri Kuna meminta Amri membuka pintu toko. Di saat bersamaan, dua pelaku mengenakan helm fullface mengendarai sepedamotor datang dan langsung melepaskan tembakan.

Kaget, istri Kuna dan Amri melihat ke belakang. Dengan tergopoh, Kuna berjalan ke pintu toko sembari memegang dada kirinya. Dia masih sempat mengatakan kalau dirinya kena tembak.

Irfan yang berada di dalam mobil langsung keluar. Bersama Amri, ia membantu Kuna masuk ke mobil untuk di bawa ke Rumah Sakit Putri Hijau. Sayang, setibanya di rumah sakit, Kuna dinyatakan sudah meninggal dunia sebelum mendapatkan perawatan medis. (ted)

Foto: Triadi Wibowo/Sumut Pos
Kabid Humas Poldasu, Rina Sari Ginting.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kabid Humas Poldasu Kombes Rina Sari Ginting belum dapat memastikan jenis senjata yang digunakan pelaku, menembak Indra Gunawan alias Kuna, pengusaha airsoft gun tewas di tembak di depan toko miliknya di Jalan Ahmad Yani, Kesawan, Medan, Rabu (18/1) pagi.

“Gimana organic? Proyektilnya saja belum dapat! Gimana di lapangan ada yang ngomong itu berbahan organic? Belum, proyektil itu belum dapat. Proyektil itu diduga masih ada di dalam tubuh korban,” kata Rina.

Menurut dia, pihak keluarga merasa keberatan saat petugas ingin melakukan otopsi. “Jadi saat ini, penyidik memberikan pemahaman kepada keluarga untuk supaya bisa diotopsi. Karena dugaan kita itu bersarang di dalam tubuhnya,” kata dia.

Rina menambahkan, selongsong peluru yang menembus dada kiri korban juga belum ditemukan. “Selongsongnya belum dapat jadi bagaimana bisa itu pihak-pihak mengatakan organik,” ujar mantan Kapolres Binjai ini.

Menurut dia, Dit Intelkam Poldasu yang melakukan pengawasan terhadap orang pemilik senjata api, berdasarkan data yang dipegang. “Pengawasan terhadap senjata api dari Polda yang didata ada izinnya, secara rutin dilakukan pemeriksaan. Nah, tapi kalau yang ilegal ini, tetap dalam pemantauan pihak polda. Kalau dapat ya diproses,” ujar Rina.

Kata dia, senjata api yang dimiliki oknum tertentu dinyatakan ilegal, itu merupakan tindak pidana. “Nah ini ‘kan artinya dapat ilegal ketika dilakukan tindak pidana. Kalau dari hasil pengawasan kita, Polda tentu pasti melakukan pengawasan terus penggunaannya. Pengawasan itu ada di Dit Intelkam. Untuk yang sudah terdata di kita, pasti dilakukan pengawasan. Pasar gelap itukan sudah pidana. Kalau ketemu, ya pasti kita proses. Kalau ada info dari masyarakat, silahkan diinformasikan,” kata Rina.

Dia juga berjanji, menyampaikan secara jelas hasil penyelidikan kasus tersebut ke publik, apabila sudah menemukan perkembangan dan titik terang. “Belum, saya belum bisa memastikan jenis peluru senjata apa yang ditembakan ke korban. Karena semuanya masih dalam proses penyelidikan,” pungkasnya.

Sebelumnya, Kuna tewas ditembak orang tak dikenal saat hendak membuka toko Kuna Air Riffle and Air Soft Gun miliknya di Jalan Ahmad Yani, Kelurahan Kesawan, Medan Barat, Rabu (18/1) pagi pukul 08.30 WIB. Saat itu, dia dating bersama istrinya dengan mengendarai mobil pribadi yang disopiri Irfan. Sesampai di toko, Kuna dan isteri keluar dari mobil.

Lalu, isteri korban berjalan menuju pintu toko. Kebetulan Amri (33), penjaga toko sudah menunggu. Istri Kuna meminta Amri membuka pintu toko. Di saat bersamaan, dua pelaku mengenakan helm fullface mengendarai sepedamotor datang dan langsung melepaskan tembakan.

Kaget, istri Kuna dan Amri melihat ke belakang. Dengan tergopoh, Kuna berjalan ke pintu toko sembari memegang dada kirinya. Dia masih sempat mengatakan kalau dirinya kena tembak.

Irfan yang berada di dalam mobil langsung keluar. Bersama Amri, ia membantu Kuna masuk ke mobil untuk di bawa ke Rumah Sakit Putri Hijau. Sayang, setibanya di rumah sakit, Kuna dinyatakan sudah meninggal dunia sebelum mendapatkan perawatan medis. (ted)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/