25.6 C
Medan
Monday, May 6, 2024

GNPF Ulama Binjai Desak Tutup Diskotik Titanic Frog

no picture

BINJAI, SUMUTPOS.CO – Dugaan perkosaan terhadap gadis belia berusia 15 tahun yang sebelumnya dicekoki pil ekstasi di Dikotik Titanic Frog (TF), membuat GNPF Ulama di Kota Binjai bereaksi.

“Kami memandang bahwa wajib sudah hukumnya Titanic Frog itu ditutup habis,” ujar Ketua GNPF Ulama Kota Binjai, Ustadz Sani Abdul Fattah kepada Sumut Pos, Minggu (17/3) lalu.

Pendapat ini diutarakan Ustadz Sani karena Diskotik TF diduga menjadi sarang maksiat.

“Selain dijadikan tempat berbuat maksiat, juga sarang beredarnya narkoba,” tegas Sani.

Dugaan sarang peredaran narkotika di Diskotik TF ini bukan hanya isapan jempol belaka. Santer kabar berhembus bahwa, korban overdosis banyak terjadi di Diskotik TF.

“Banyak terjadi orang-orang yang overdosis akibat barang-barang haram di sana. Bahkan, ada anak wanita yang masih di bawah umur yang diperkosa di sana baru-baru ini,” ujar dia.

Karenanya, Ustadz Sani mengajak kepada seluruh umat Islam dan tokoh-tokoh masyarakat di Kota Rambutan untuk dapat mengetuk hati para pejabat pemerintahan terkait agar segera menutup Diskotik TF yang ilegal tersebut.

Disebut ilegal, karena berdiri di atas lahan eks HGU. Parahnya lagi, Diskotik TF tidak dipungut pajak.

Minuman keras yang dijual di Diskotik TF yang sejatinya dikenakan pajak, tidak ada dipungut.

“Apalagi yang ditunggu. Kami lihat bahwa tempat itu sudah menjadi buah bibir di tengah-tengah masyarakat, khususnya Kota Binjai dan sekitarnya tentang hal-hal yang berbau kemungkaran. Apa para pejabat pemerintahan terkait ini menunggu umat Islam bergerak langsung untuk menutupnya,” seru Ustadz Sani.

“Apa nunggu anak-anak kita, istri-istri kita, suami-suami kita atau karib kerabat kita maupun keluarga kita yang menjadi korban dulu baru kita bergerak,” seru dia.

Keberadaan Diskotik TF cukup disesalkan. Mengingat Kota Binjai adalah Kota Religus.

“ Kota yang bernuansa agamis. Banyak para ulama yang lahir dan terkenal yang berasal dari Kota Binjai ini. Jangan sampai kita malu akibat tempat-tempat maksiat yang merusak nama baik Kota Binjai tercinta ini,” tandas Sani.

no picture

BINJAI, SUMUTPOS.CO – Dugaan perkosaan terhadap gadis belia berusia 15 tahun yang sebelumnya dicekoki pil ekstasi di Dikotik Titanic Frog (TF), membuat GNPF Ulama di Kota Binjai bereaksi.

“Kami memandang bahwa wajib sudah hukumnya Titanic Frog itu ditutup habis,” ujar Ketua GNPF Ulama Kota Binjai, Ustadz Sani Abdul Fattah kepada Sumut Pos, Minggu (17/3) lalu.

Pendapat ini diutarakan Ustadz Sani karena Diskotik TF diduga menjadi sarang maksiat.

“Selain dijadikan tempat berbuat maksiat, juga sarang beredarnya narkoba,” tegas Sani.

Dugaan sarang peredaran narkotika di Diskotik TF ini bukan hanya isapan jempol belaka. Santer kabar berhembus bahwa, korban overdosis banyak terjadi di Diskotik TF.

“Banyak terjadi orang-orang yang overdosis akibat barang-barang haram di sana. Bahkan, ada anak wanita yang masih di bawah umur yang diperkosa di sana baru-baru ini,” ujar dia.

Karenanya, Ustadz Sani mengajak kepada seluruh umat Islam dan tokoh-tokoh masyarakat di Kota Rambutan untuk dapat mengetuk hati para pejabat pemerintahan terkait agar segera menutup Diskotik TF yang ilegal tersebut.

Disebut ilegal, karena berdiri di atas lahan eks HGU. Parahnya lagi, Diskotik TF tidak dipungut pajak.

Minuman keras yang dijual di Diskotik TF yang sejatinya dikenakan pajak, tidak ada dipungut.

“Apalagi yang ditunggu. Kami lihat bahwa tempat itu sudah menjadi buah bibir di tengah-tengah masyarakat, khususnya Kota Binjai dan sekitarnya tentang hal-hal yang berbau kemungkaran. Apa para pejabat pemerintahan terkait ini menunggu umat Islam bergerak langsung untuk menutupnya,” seru Ustadz Sani.

“Apa nunggu anak-anak kita, istri-istri kita, suami-suami kita atau karib kerabat kita maupun keluarga kita yang menjadi korban dulu baru kita bergerak,” seru dia.

Keberadaan Diskotik TF cukup disesalkan. Mengingat Kota Binjai adalah Kota Religus.

“ Kota yang bernuansa agamis. Banyak para ulama yang lahir dan terkenal yang berasal dari Kota Binjai ini. Jangan sampai kita malu akibat tempat-tempat maksiat yang merusak nama baik Kota Binjai tercinta ini,” tandas Sani.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/