30 C
Medan
Friday, May 17, 2024

Tak Diberi Uang Keamanan, Preman Amplas Serang Loket KBT

DIAMANKAN: Petugas Reskrim Polsek Patumbak mengamankan empat pelako penyerangan loket bus KBT.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Empat preman Amplas menyerang loket angkutan umum Koperasi Bintang Tapanuli (KBT) di Jalan SM Raja, Kelurahan Harjosari 1, Kecamatan Medan Amplas, Jumat (15/3) lalu. Akibatnya, kwartet bandit kelas teri itu dicokok petugas Reskrim Polsek Patumbak.

Keempatnya masing-masing, Gidion Tambunan alias Dion, Ricky Silalahi alias Kelabang, Sanggup Silaban dan Frengki Sinambela alias Sabar.

“Selain keempatnya, masih ada empat tersangka lagi yang masih diburu petugas,” kata Kapolsek Patumbak, AKP Ginanjar Fitriadi, Jumat (22/3).

Ginanjar menerangkan, penangkapan keempat pelaku berawal dari laporan pegawai di loket tersebut. Dalam pengaduannya, pelapor mengaku mereka diserang oleh sedikitnya 8 orang bersenjatakan bambu dan kayu.

Akibat penyerangan yang dilakukan jelang dinihari itu, 3 orang mengalami luka serta 4 unit mobil angkutan umum KBT mengalami kerusakan.

“Atas kejadian tersebut, korban membuat laporan ke Polsek Patumbak. Tim kita langsung melakukan penyelidikan dengan mengumpulkan hasil rekaman CCTV yang ada di loket itu,”sebut AKP Ginanjar.

Dari hasil rekaman itu, polisi berhasil mengidentifikasi para pelaku. Gidion adalah tersangka yang pertama kali ditangkap.

Dia diamankan di Jalan SM Raja, tepatnya Simpang Amplas, Minggu (17/3) lalu. Kemudian Ricky Silalahi dan Kelabang, Rabu (20/3).

Keduanyanya diciduk di Jalan Menteng 7, Medan Denai. Terakhir, Frengki di seputaran Terminal Amplas, Kamis (21/3).

Menurut Kanit Reskrim Polsek Patumbak, Iptu Budiman Simanjuntak, penyerangan yang dilakukan para pelaku karena pihak loket enggan memenuhi permintaan sejumlah ‘uang preman’.

Para pelaku berdalih, kegiatan loket akan aman dalam pengawasan mereka jika menyetor sejumlah uang.

“Orang itu minta saham, uang pengawasan. Tapi entah apa yang diawasinya. Semacam orang preman lah, minta setoran,” tutur Budiman.

Kata Budiman, para pelaku diketahui merupakan pemuda setempat yang kerap meminta-minta uang keamanan ke sejumlah loket.

“Ini bentuk premanisme. Apalagi kalau sampai melakukan penganiayaan, pasti ditindak. Untuk yang empat lagi sedang kita buru sampai dapat,” pungkas Budiman. (dvs/ala)

DIAMANKAN: Petugas Reskrim Polsek Patumbak mengamankan empat pelako penyerangan loket bus KBT.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Empat preman Amplas menyerang loket angkutan umum Koperasi Bintang Tapanuli (KBT) di Jalan SM Raja, Kelurahan Harjosari 1, Kecamatan Medan Amplas, Jumat (15/3) lalu. Akibatnya, kwartet bandit kelas teri itu dicokok petugas Reskrim Polsek Patumbak.

Keempatnya masing-masing, Gidion Tambunan alias Dion, Ricky Silalahi alias Kelabang, Sanggup Silaban dan Frengki Sinambela alias Sabar.

“Selain keempatnya, masih ada empat tersangka lagi yang masih diburu petugas,” kata Kapolsek Patumbak, AKP Ginanjar Fitriadi, Jumat (22/3).

Ginanjar menerangkan, penangkapan keempat pelaku berawal dari laporan pegawai di loket tersebut. Dalam pengaduannya, pelapor mengaku mereka diserang oleh sedikitnya 8 orang bersenjatakan bambu dan kayu.

Akibat penyerangan yang dilakukan jelang dinihari itu, 3 orang mengalami luka serta 4 unit mobil angkutan umum KBT mengalami kerusakan.

“Atas kejadian tersebut, korban membuat laporan ke Polsek Patumbak. Tim kita langsung melakukan penyelidikan dengan mengumpulkan hasil rekaman CCTV yang ada di loket itu,”sebut AKP Ginanjar.

Dari hasil rekaman itu, polisi berhasil mengidentifikasi para pelaku. Gidion adalah tersangka yang pertama kali ditangkap.

Dia diamankan di Jalan SM Raja, tepatnya Simpang Amplas, Minggu (17/3) lalu. Kemudian Ricky Silalahi dan Kelabang, Rabu (20/3).

Keduanyanya diciduk di Jalan Menteng 7, Medan Denai. Terakhir, Frengki di seputaran Terminal Amplas, Kamis (21/3).

Menurut Kanit Reskrim Polsek Patumbak, Iptu Budiman Simanjuntak, penyerangan yang dilakukan para pelaku karena pihak loket enggan memenuhi permintaan sejumlah ‘uang preman’.

Para pelaku berdalih, kegiatan loket akan aman dalam pengawasan mereka jika menyetor sejumlah uang.

“Orang itu minta saham, uang pengawasan. Tapi entah apa yang diawasinya. Semacam orang preman lah, minta setoran,” tutur Budiman.

Kata Budiman, para pelaku diketahui merupakan pemuda setempat yang kerap meminta-minta uang keamanan ke sejumlah loket.

“Ini bentuk premanisme. Apalagi kalau sampai melakukan penganiayaan, pasti ditindak. Untuk yang empat lagi sedang kita buru sampai dapat,” pungkas Budiman. (dvs/ala)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/