26.7 C
Medan
Thursday, May 2, 2024

Mary Jane Lolos di Menit-Menit Terakhir

Foto: Guntur Aga Tirtana/Radar Jogja Terpidana mati asal Filipina, Mary Jane Fiesta Veloso, mengikuti lomba peragaan busana memperingati Hari Kartini di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Jogjakarta, Selasa (21/4). Di detik-detik terakhir, Mary Jane batal dieksekusi mati.
Foto: Guntur Aga Tirtana/Radar Jogja
Terpidana mati asal Filipina, Mary Jane Fiesta Veloso, mengikuti lomba peragaan busana memperingati Hari Kartini di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Jogjakarta, Selasa (21/4). Di detik-detik terakhir, Mary Jane batal dieksekusi mati.

NUSAKAMBANGAN, SUMUTPOS.CO – Pelaksanaan hukuman mati terhadap narapidana (napi) kasus narkoba akhirnya tuntas dini hari tadi. Bersamaan dengan dentang jam menunjukkan pergantian hari tengah malam tadi, 12 regu tembak melaksanakan tugasnya.

Satu jam menjelang jam eksekusi, muncul keputusan mengejutkan dari Jaksa Agung. Eksekusi terhadap narapidana mati asal Filipina Mary Jane Fiesta Veloso dibatalkan. Diduga pembatalan itu terkait dengan penyerahan diri saksi kunci kasus narkoba yang melibatkan Mary Jane di Filipina kemarin.

“Eksekusi Mary Jane ditunda,” ujar Kapuspenkum Kejagung Tony Spontana saat dihubungi wartawan.

Kapuspenkum Kejagung menyebutkan alasannya Mary Jane ditunda dieksekusi karena adanya permintaan dari Presiden Filipina Beniqno Aquino kepada Presiden Jokowi.Informasi dari sumber Jawa Pos (grup Sumut Pos) di lokasi eksekusi menyebutkan, posisi napi saat eksekusi adalah Andrew Chan berada di tiang paling kiri, lalu diikuti Myuran Sukumaran, Raheem Agbaje, Mary Jane, Sylvester, Okwudili, Rodrigo, Martin Anderson, dan yang berada di paling kanan adalah Zainal Abidin. “Mereka masih tampak tenang,” ujarnya saat dihubungi jelang tengah malam tadi.

Berbagai upaya dilakukan agar eksekusi tersebut tidak terganggu. Salah satunya menyiapkan tenda yang menaungi sembilan terpidana saat nanti timah panas ditembakkan. “Jadi, mereka diikat di tiang yang berada di bawah tenda warna ungu,” jelasnya.

Tenda tersebut tidak hanya disiapkan untuk mengantisipasi hujan, tapi juga untuk mencegah adanya drone atau pesawat tanpa awak mengambil gambar. Dia mengungkapkan bahwa beberapa waktu lalu ada petugas yang melihat drone. “Karena itu, tenda ini disiapkan,” katanya.

Agung M. Prasetyo yang memantau jalannya eksekusi menjelaskan, setelah proses eksekusi, jenazah dikirimkan sesuai dengan permintaan terakhir terpidana mati. Teknisnya, jenazah duo Bali Nine Chan dan Sukumaran akan dikirim ke kedutaan besar agar bisa diterbangkan ke Australia.”Yang lainnya akan sesuai permintaan terakhir,” ucapnya.

Berdasar pantauan Jawa Pos hingga pukul 00.00, tidak ada gangguan berarti pada pelaksanaan eksekusi yang merupakan gelombang kedua dalam pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla tersebut. Informasi dari sumber Jawa Pos di lokasi eksekusi, pada pukul 11.20, delapan terpidana telah berada di lapangan tembak. Mereka memakai delapan mobil. Dalam satu mobil terdapat satu terpidana mati. Terdapat dua petugas dalam setiap mobil tersebut.”

Foto: Guntur Aga Tirtana/Radar Jogja Terpidana mati asal Filipina, Mary Jane Fiesta Veloso, mengikuti lomba peragaan busana memperingati Hari Kartini di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Jogjakarta, Selasa (21/4). Di detik-detik terakhir, Mary Jane batal dieksekusi mati.
Foto: Guntur Aga Tirtana/Radar Jogja
Terpidana mati asal Filipina, Mary Jane Fiesta Veloso, mengikuti lomba peragaan busana memperingati Hari Kartini di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Jogjakarta, Selasa (21/4). Di detik-detik terakhir, Mary Jane batal dieksekusi mati.

NUSAKAMBANGAN, SUMUTPOS.CO – Pelaksanaan hukuman mati terhadap narapidana (napi) kasus narkoba akhirnya tuntas dini hari tadi. Bersamaan dengan dentang jam menunjukkan pergantian hari tengah malam tadi, 12 regu tembak melaksanakan tugasnya.

Satu jam menjelang jam eksekusi, muncul keputusan mengejutkan dari Jaksa Agung. Eksekusi terhadap narapidana mati asal Filipina Mary Jane Fiesta Veloso dibatalkan. Diduga pembatalan itu terkait dengan penyerahan diri saksi kunci kasus narkoba yang melibatkan Mary Jane di Filipina kemarin.

“Eksekusi Mary Jane ditunda,” ujar Kapuspenkum Kejagung Tony Spontana saat dihubungi wartawan.

Kapuspenkum Kejagung menyebutkan alasannya Mary Jane ditunda dieksekusi karena adanya permintaan dari Presiden Filipina Beniqno Aquino kepada Presiden Jokowi.Informasi dari sumber Jawa Pos (grup Sumut Pos) di lokasi eksekusi menyebutkan, posisi napi saat eksekusi adalah Andrew Chan berada di tiang paling kiri, lalu diikuti Myuran Sukumaran, Raheem Agbaje, Mary Jane, Sylvester, Okwudili, Rodrigo, Martin Anderson, dan yang berada di paling kanan adalah Zainal Abidin. “Mereka masih tampak tenang,” ujarnya saat dihubungi jelang tengah malam tadi.

Berbagai upaya dilakukan agar eksekusi tersebut tidak terganggu. Salah satunya menyiapkan tenda yang menaungi sembilan terpidana saat nanti timah panas ditembakkan. “Jadi, mereka diikat di tiang yang berada di bawah tenda warna ungu,” jelasnya.

Tenda tersebut tidak hanya disiapkan untuk mengantisipasi hujan, tapi juga untuk mencegah adanya drone atau pesawat tanpa awak mengambil gambar. Dia mengungkapkan bahwa beberapa waktu lalu ada petugas yang melihat drone. “Karena itu, tenda ini disiapkan,” katanya.

Agung M. Prasetyo yang memantau jalannya eksekusi menjelaskan, setelah proses eksekusi, jenazah dikirimkan sesuai dengan permintaan terakhir terpidana mati. Teknisnya, jenazah duo Bali Nine Chan dan Sukumaran akan dikirim ke kedutaan besar agar bisa diterbangkan ke Australia.”Yang lainnya akan sesuai permintaan terakhir,” ucapnya.

Berdasar pantauan Jawa Pos hingga pukul 00.00, tidak ada gangguan berarti pada pelaksanaan eksekusi yang merupakan gelombang kedua dalam pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla tersebut. Informasi dari sumber Jawa Pos di lokasi eksekusi, pada pukul 11.20, delapan terpidana telah berada di lapangan tembak. Mereka memakai delapan mobil. Dalam satu mobil terdapat satu terpidana mati. Terdapat dua petugas dalam setiap mobil tersebut.”

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/