30 C
Medan
Friday, May 17, 2024

Teheran Berpesta, Tel Aviv Murka

AFP PHOTO / ATTA KENARE Sejumlah wanita duduk dalam mobil mengacungkan jari tanda V untuk Victory", di jalanan Valiasr di Tehran, 2 April 2015, saat pasca kesepakatan soal nuklir antara Iran dan AS.
AFP PHOTO / ATTA KENARE
Sejumlah wanita duduk dalam mobil mengacungkan jari tanda V untuk Victory”, di jalanan Valiasr di Tehran, 2 April 2015, saat pasca kesepakatan soal nuklir antara Iran dan AS.

TEHERAN, SUMUTPOS.CO – Iran dan enam negara besar dunia menyetujui kerangka kesepakatan bersejarah yang menyangkut program nuklir kemarin. Kesepakatan itu dianggap sebagai terobosan besar setelah perundingan selama 12 tahun selalu menemui jalan buntu (deadlock). Jika berlanjut menjadi kesepakatan tetap, stabilitas di Timur Tengah bisa diwujudkan.

Kesepakatan nuklir Iran dengan Amerika Serikat (AS), Inggris, Tiongkok, Prancis, Rusia, dan Jerman tersebut dicapai setelah delapan hari berunding sampai malam di Lausanne, Swiss. Kini negosiasi itu tinggal menunggu finalisasi yang akan disepakati paling lambat 30 Juni mendatang.

Lahirnya kesepakatan itu langsung disambut dengan sorak-sorai rakyat Iran. Sebab, kesepakatan tersebut bisa membuka jalan dihapusnya sanksi internasional di negara para mullah tersebut, yang berlangsung sejak revolusi 1979. Karena sanksi itu, perekonomian di Iran jalan di tempat.

Ribuan penduduk Iran memenuhi jalanan Teheran setelah kesepakatan tersebut diumumkan. Menteri Luar Negeri Mohammad Javad Zarif dan tim negosiator pimpinan Abbas Araghchi yang pulang dari Lausanne dielu-elukan oleh penduduk. Teriakan “Viva Zarif, viva Araghchi!” terdengar di sepanjang jalan.

Sukacita penduduk Iran tersebut bisa berubah kapan saja menjadi rasa kecewa. Sebab, meski telah dicapai kata sepakat, itu baru kerangkanya saja. Masih banyak detail yang harus diselesaikan. Para ahli nuklir Iran harus menuntaskan semua detail yang dituntut oleh enam negara Barat tersebut sebelum 30 Juni.

Dalam klausul yang disepakati, Iran setuju untuk mengurangi secara bertahap program nuklirnya dengan balasan sanksi yang telah melumpuhkan perekonomian negara itu dicabut. Cadangan uranium yang diperkaya Iran akan dipangkas sampai 98 persen dalam kurun 15 tahun.

Selain itu, reaktor nuklir Arak yang belum rampung dijamin tidak akan memproduksi plutonium untuk senjata nuklir. Sedangkan fasilitas Fordo yang berada di sebuah pegunungan di Iran akan tetap buka, namun tidak digunakan sebagai fasilitas pengayaan, melainkan dimanfaatkan untuk riset dan pengembangan.

AFP PHOTO / ATTA KENARE Sejumlah wanita duduk dalam mobil mengacungkan jari tanda V untuk Victory", di jalanan Valiasr di Tehran, 2 April 2015, saat pasca kesepakatan soal nuklir antara Iran dan AS.
AFP PHOTO / ATTA KENARE
Sejumlah wanita duduk dalam mobil mengacungkan jari tanda V untuk Victory”, di jalanan Valiasr di Tehran, 2 April 2015, saat pasca kesepakatan soal nuklir antara Iran dan AS.

TEHERAN, SUMUTPOS.CO – Iran dan enam negara besar dunia menyetujui kerangka kesepakatan bersejarah yang menyangkut program nuklir kemarin. Kesepakatan itu dianggap sebagai terobosan besar setelah perundingan selama 12 tahun selalu menemui jalan buntu (deadlock). Jika berlanjut menjadi kesepakatan tetap, stabilitas di Timur Tengah bisa diwujudkan.

Kesepakatan nuklir Iran dengan Amerika Serikat (AS), Inggris, Tiongkok, Prancis, Rusia, dan Jerman tersebut dicapai setelah delapan hari berunding sampai malam di Lausanne, Swiss. Kini negosiasi itu tinggal menunggu finalisasi yang akan disepakati paling lambat 30 Juni mendatang.

Lahirnya kesepakatan itu langsung disambut dengan sorak-sorai rakyat Iran. Sebab, kesepakatan tersebut bisa membuka jalan dihapusnya sanksi internasional di negara para mullah tersebut, yang berlangsung sejak revolusi 1979. Karena sanksi itu, perekonomian di Iran jalan di tempat.

Ribuan penduduk Iran memenuhi jalanan Teheran setelah kesepakatan tersebut diumumkan. Menteri Luar Negeri Mohammad Javad Zarif dan tim negosiator pimpinan Abbas Araghchi yang pulang dari Lausanne dielu-elukan oleh penduduk. Teriakan “Viva Zarif, viva Araghchi!” terdengar di sepanjang jalan.

Sukacita penduduk Iran tersebut bisa berubah kapan saja menjadi rasa kecewa. Sebab, meski telah dicapai kata sepakat, itu baru kerangkanya saja. Masih banyak detail yang harus diselesaikan. Para ahli nuklir Iran harus menuntaskan semua detail yang dituntut oleh enam negara Barat tersebut sebelum 30 Juni.

Dalam klausul yang disepakati, Iran setuju untuk mengurangi secara bertahap program nuklirnya dengan balasan sanksi yang telah melumpuhkan perekonomian negara itu dicabut. Cadangan uranium yang diperkaya Iran akan dipangkas sampai 98 persen dalam kurun 15 tahun.

Selain itu, reaktor nuklir Arak yang belum rampung dijamin tidak akan memproduksi plutonium untuk senjata nuklir. Sedangkan fasilitas Fordo yang berada di sebuah pegunungan di Iran akan tetap buka, namun tidak digunakan sebagai fasilitas pengayaan, melainkan dimanfaatkan untuk riset dan pengembangan.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/