27.8 C
Medan
Saturday, May 18, 2024

Ibu-ibu Ini Maju Melawan Prajurit TNI: Kenapa Kami Dikasari?

Foto: Oki/PM Sejumlah ibu-ibu rumah tangga warga Desa Ramunia, Deli Serdang melakukan aksi di depan Makodam I/Bukit Barisan (BB) Jl Gatot Subroto, Medan Sunggal, Selasa (31/5) Aksi itu dilakukan menuntut lahan seluas 148,97 hektar yang diklaim hak warga.
Foto: Oki/PM
Sejumlah ibu-ibu rumah tangga warga Desa Ramunia, Deli Serdang melakukan aksi di depan Makodam I/Bukit Barisan (BB) Jl Gatot Subroto, Medan Sunggal, Selasa (31/5) Aksi itu dilakukan menuntut lahan seluas 148,97 hektar yang diklaim hak warga.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Dua warga Desa Ramunia, Deli Serdang diseret-seret prajurit TNI di depan Makodam I/Bukit Barisan (BB) Jl Gatot Subroto, Medan Sunggal. Bahkan, warga sempat terlibat kontak fisik dengan prajurit-prajurit yang melakukan pengawalan, Selasa (31/5).

Itu terjadi saat sejumlah ibu-ibu rumah tangga warga Desa Ramunia, Deli Serdang melakukan aksi di depan Makodam I/BB. Aksi juga dilakukan massa FKPPI. Massa menuntut lahan seluas 148,97 hektar yang diklaim haknya.

Aksi semakin panas saat massa saling dorong dengan prajurit TNI yang melakukan pengawalan. Warga dan prajurit TNI berseragam lengkap akhirnya baku hantam.

Boy Simanjuntak dan Andika jadi sasaran prajurit TNI. Kedua warga Desa Ramunia, Deli Serdang itu diseret masuk ke dalam areal markas Kodam I/BB lalu dihajar.

“Itu kawan kami dihajar di dalam. Tolong lah bantu kami. Kenapa TNI ini kejam kali,” teriak ratusan ibu-ibu sembari tolak-tolakan dengan anggota TNI.

“Kami ini orangtua loh pak. Kenapa kami dikasari seperti ini. Apa kalian enggak punya orangtua?” disambut teriak puluhan ibu-ibu yang mengenakan kerudung.

Puluhan anggota TNI yang membawa pentungan memukul mundur puluhan ibu-ibu yang rata-rata berusia senja. “Saya minta kalian bubar. Apa pula kalian demo di markas militer. Bubar kalian semua,” teriak anggota TNI berpangkat Letnan Kolonel sembari memegang tongkat.

Meskipun sempat diusir, puluhan ibu-ibu ini tetap bertahan. Mereka meminta dua rekannya yang disekap dibebaskan. “Mana kawan kami pak?! Kenapa kawan kami dipukuli. Mereka kan enggak ada melakukan kerusuhan. Kenapa diculik,” teriak puluhan ibu-ibu.

Terpisah, setelah keributan tersebut handphone wartawan media online dirampas oknum TNI saat sedang meliput demo tersebut. Selain memukuli warga Ramunia dan massa FKPPI, puluhan anggota TNI Kodam I/BB juga merampas handphone jurnalis dan mengusir para awak media dari seputaran Kodam I/BB.

Pantauan di lapangan, terlihat handphone salah seorang wartawan media online di Medan dirampas oleh seorang perwira TNI berpangkat Letnan Kolonel. “Sudah-sudah, ini kenapa disorot-sorot. Jangan difoto-foto lagi. Mundur lah kalian ini,” hardik perwira TNI tersebut.

Foto: Oki/PM Sejumlah ibu-ibu rumah tangga warga Desa Ramunia, Deli Serdang melakukan aksi di depan Makodam I/Bukit Barisan (BB) Jl Gatot Subroto, Medan Sunggal, Selasa (31/5) Aksi itu dilakukan menuntut lahan seluas 148,97 hektar yang diklaim hak warga.
Foto: Oki/PM
Sejumlah ibu-ibu rumah tangga warga Desa Ramunia, Deli Serdang melakukan aksi di depan Makodam I/Bukit Barisan (BB) Jl Gatot Subroto, Medan Sunggal, Selasa (31/5) Aksi itu dilakukan menuntut lahan seluas 148,97 hektar yang diklaim hak warga.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Dua warga Desa Ramunia, Deli Serdang diseret-seret prajurit TNI di depan Makodam I/Bukit Barisan (BB) Jl Gatot Subroto, Medan Sunggal. Bahkan, warga sempat terlibat kontak fisik dengan prajurit-prajurit yang melakukan pengawalan, Selasa (31/5).

Itu terjadi saat sejumlah ibu-ibu rumah tangga warga Desa Ramunia, Deli Serdang melakukan aksi di depan Makodam I/BB. Aksi juga dilakukan massa FKPPI. Massa menuntut lahan seluas 148,97 hektar yang diklaim haknya.

Aksi semakin panas saat massa saling dorong dengan prajurit TNI yang melakukan pengawalan. Warga dan prajurit TNI berseragam lengkap akhirnya baku hantam.

Boy Simanjuntak dan Andika jadi sasaran prajurit TNI. Kedua warga Desa Ramunia, Deli Serdang itu diseret masuk ke dalam areal markas Kodam I/BB lalu dihajar.

“Itu kawan kami dihajar di dalam. Tolong lah bantu kami. Kenapa TNI ini kejam kali,” teriak ratusan ibu-ibu sembari tolak-tolakan dengan anggota TNI.

“Kami ini orangtua loh pak. Kenapa kami dikasari seperti ini. Apa kalian enggak punya orangtua?” disambut teriak puluhan ibu-ibu yang mengenakan kerudung.

Puluhan anggota TNI yang membawa pentungan memukul mundur puluhan ibu-ibu yang rata-rata berusia senja. “Saya minta kalian bubar. Apa pula kalian demo di markas militer. Bubar kalian semua,” teriak anggota TNI berpangkat Letnan Kolonel sembari memegang tongkat.

Meskipun sempat diusir, puluhan ibu-ibu ini tetap bertahan. Mereka meminta dua rekannya yang disekap dibebaskan. “Mana kawan kami pak?! Kenapa kawan kami dipukuli. Mereka kan enggak ada melakukan kerusuhan. Kenapa diculik,” teriak puluhan ibu-ibu.

Terpisah, setelah keributan tersebut handphone wartawan media online dirampas oknum TNI saat sedang meliput demo tersebut. Selain memukuli warga Ramunia dan massa FKPPI, puluhan anggota TNI Kodam I/BB juga merampas handphone jurnalis dan mengusir para awak media dari seputaran Kodam I/BB.

Pantauan di lapangan, terlihat handphone salah seorang wartawan media online di Medan dirampas oleh seorang perwira TNI berpangkat Letnan Kolonel. “Sudah-sudah, ini kenapa disorot-sorot. Jangan difoto-foto lagi. Mundur lah kalian ini,” hardik perwira TNI tersebut.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/