31.8 C
Medan
Sunday, May 5, 2024

Wabah Diare Mulai Serang Balita

Foto: Fachrul Rozi/Sumut Pos
Tina, dan balitanya, Fatar yang terjangkit diare usai berobat.

BELAWAN, SUMUTPOS.CO -Warga korban banjir di Jalan Asam Simpang Kantor Kecamatan Medan Labuhan, mulai terancam diare. Sanitasi lingkungan yang buruk akibat genangan air sisa hujan, menyebabkan sejumlah balita terserang diare, Senin (31/7) kemarin.

Tina (33), seorang warga menuturkan, dampak dari air yang masih menggenangi jalan dan permukiman warga selama dua bulan terakhir, membuat anaknya usia satu tahun harus dibawa ke puskesmas untuk mendapatkan penanganan medis.”Badannya lemas, sudah 3 hari buang air besar menceret. Tadi saya bawa ke puskesmas,” ungkapnya.

Penyebab anak pertamanya tersebut mengalami gejala penyakit diare lanjut, Tina disinyalir disebabkan kondisi lingkungan yang kotor dan berair. Apalagi, genangan air tersebut bercampur kotoran manusia.”Bukan seminggu, tapi berbulan-bulan rumah kami dibiarkan terendam. Airnya pun bau kotoran manusia,” kata, Tina.

Menurut dia, selain anaknya terjangkit diare warga sekitar lainnya juga terkena penyakit serupa. Bahkan, ada pula yang mengalami sakit gatal-gatal di kaki disebabkan kutu air.”Nggak cuma diare, yang kena penyakit gatal-gatal jugaa ada. Entah kapan kampung kami terbebas dari banjir,” ujarnya.

Dari amatan Sumut Pos, banjir merendam puluhan rumah di Simpang Kantor, Medan Labuhan memang sudah berlangsung lama. Tak hanya rumah, namun sekolah dan rumah ibadah (kelenteng) turut terendam. Kondisi ini dipicu oleh buruknya saluran drainase sehingga meluap ketika hujan turun.

Lurah Martubung Eddy Shahrizal yang dihubungi wartawan terkait ada warganya terdampak banjir mulai terjangkit wabah diare, belum mau menjawab.(rul/ila)

 

Foto: Fachrul Rozi/Sumut Pos
Tina, dan balitanya, Fatar yang terjangkit diare usai berobat.

BELAWAN, SUMUTPOS.CO -Warga korban banjir di Jalan Asam Simpang Kantor Kecamatan Medan Labuhan, mulai terancam diare. Sanitasi lingkungan yang buruk akibat genangan air sisa hujan, menyebabkan sejumlah balita terserang diare, Senin (31/7) kemarin.

Tina (33), seorang warga menuturkan, dampak dari air yang masih menggenangi jalan dan permukiman warga selama dua bulan terakhir, membuat anaknya usia satu tahun harus dibawa ke puskesmas untuk mendapatkan penanganan medis.”Badannya lemas, sudah 3 hari buang air besar menceret. Tadi saya bawa ke puskesmas,” ungkapnya.

Penyebab anak pertamanya tersebut mengalami gejala penyakit diare lanjut, Tina disinyalir disebabkan kondisi lingkungan yang kotor dan berair. Apalagi, genangan air tersebut bercampur kotoran manusia.”Bukan seminggu, tapi berbulan-bulan rumah kami dibiarkan terendam. Airnya pun bau kotoran manusia,” kata, Tina.

Menurut dia, selain anaknya terjangkit diare warga sekitar lainnya juga terkena penyakit serupa. Bahkan, ada pula yang mengalami sakit gatal-gatal di kaki disebabkan kutu air.”Nggak cuma diare, yang kena penyakit gatal-gatal jugaa ada. Entah kapan kampung kami terbebas dari banjir,” ujarnya.

Dari amatan Sumut Pos, banjir merendam puluhan rumah di Simpang Kantor, Medan Labuhan memang sudah berlangsung lama. Tak hanya rumah, namun sekolah dan rumah ibadah (kelenteng) turut terendam. Kondisi ini dipicu oleh buruknya saluran drainase sehingga meluap ketika hujan turun.

Lurah Martubung Eddy Shahrizal yang dihubungi wartawan terkait ada warganya terdampak banjir mulai terjangkit wabah diare, belum mau menjawab.(rul/ila)

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/