25.6 C
Medan
Sunday, May 19, 2024

Merasa Miskin Ilmu, Majelis Taklim Khadijah Kembali Diaktifkan

DUDUK: Rahudman Harahap bersama tokoh agama duduk bersama sambil santap makan siang pada acara pembukaan kembali Majelis Taklim Khadijah di Kompleks Setia Budi Medan, Senin (2/8).

MEDAN, SUMUTPOS.CO- Sejak tahun 2007, Majelis Taklim Khadijah telah berdiri. Karena pandemi Covid-9, pengajian khusus wanita sempat dinonaktifkan. Tepatnya sejak Juni 2021 yang lalu. Kini, Majelis Taklim Khadijah kembali diaktifkan dengan tujuan para anggota yang berjumlah ratusan tersebut mengulang ilmu yang telah dipelajari.

Founder Majelis Taklim Khadijah, Rita Wizni mengatakan ilmu itu harus diulang agar tidak lupa. Dan selama pandemi inilah masa yang tepat untuk menerapkan ilmu yang telah dikaji.

“Sebelum pandemi, pengajian dilaksanakan seminggu dua kali, tepatnya setiap hari Senin dan Kamis. Tetapi, karena pandemi ini kita akan membagi anggota. Yang ikut hari Senin, maka hari Kamisnya tidak usah. Begitu sebaliknya,” ujarnya saat acara peresmian pembukaan kembali Majelis Taklim Khadijah di Kompleks Setia Budi, Senin (2/8).

Dijelaskannya, pembagian anggota dalam pengajian ini untuk mencegah penularan Covid-19. Seperti yang diketahui, pemerintah melarang keramaian dan kerumunan yang dapat mempercepat penularan virus Corona.

“Selama pelaksanaan pengajian kita akan tetap menerapkan prokes. Mulai dari cuci tangan, jaga jarak, dan memakai masker,” tambah isteri dari Rahudman Harahap ini.

Rita Wizni mengatakan bahwa selama pengajian ini vakum, dirinya merasakan kesepian dan miskin ilmu. Mendengarkan ceramah dan bertukar pikiran masalah rumah tangga dan kehidupan sehari-hari dengan yang paham agama akan terasa lebih tenang.

“Saya merasa miskin ilmu. Apalagi, ada teman yang bilang, bahwa selama vakum, dirinya hanya mendengarkan ceramah dari YouTube. Ini membuat kami bertekad untuk kembali membuka pengajian ini,” jelasnya.

Founder Majelis Taklim Khadijah, Rita Wizni.

Pada kesempatan yang sama, Mantan Wali Kota Medan, Rahudman Harahap juga berkeinginan untuk membuat pengajian khusus pria. Hal ini didorong karena pria adalah imam, pemimpin dari keluarga.

“Jadi, suami dan isteri yang paham dengan permasalahan keluarga. Dan insya Allah, cita-cita menciptakan keluarga yang Sakinah akan tercapai,” ungkapnya.

Rahudman Harahap berharap pengajian khusus untuk pria ini akan segera terealisasi. Karena di masa pandemi ini, ilmu tawakal pada Allah SWT paling tepat diterapkan.

“Dengan penyerahan diri pada Allah SWT kita tidak perlu takut lagi. Yang diperlukan masyarakat saat ini adalah rasa aman, tenang dan nyaman,” lanjutnya.

Rencananya, pengajian khusus pria ini nantinya akan dilakukan seminggu dua kali. Dan dilaksanakan saat siang hari hingga sebelum Salat Ashar. Sedangkan untuk anggotanya sendiri, awalnya adalah rekan dan keluarga.

“Nanti akan berkembang sendiri itu,” tutupnya.

Pada acara pembukaan kembali Majelis Taklim Khadijah, acara diawali dengan pembacaan Kitab Suci Alquran oleh qori internasional, H Darwin Hasibuan.

Sementara itu, ustad H Muhammad Rais yang menjadi penceramah mengatakan orang yang pertama kali masuk Islam adalah orang kaya, yaitu Khadijah. Selain itu, ada Abu Bakar bin Siddik dan Umar bin Khatab.

“Sumbangsih orang kaya untuk menyebarkan Islam sangat besar. Selain kerabat, para orang kaya dapat menarik karyawan dan orang-orang terdekatnya,” ujarnya.

Adapun tamu undangan yang hadir yaitu, Buya Amirudin, ustad Zulfikar, dan berbagai tokoh masyarakat lainnya. (ram)

DUDUK: Rahudman Harahap bersama tokoh agama duduk bersama sambil santap makan siang pada acara pembukaan kembali Majelis Taklim Khadijah di Kompleks Setia Budi Medan, Senin (2/8).

MEDAN, SUMUTPOS.CO- Sejak tahun 2007, Majelis Taklim Khadijah telah berdiri. Karena pandemi Covid-9, pengajian khusus wanita sempat dinonaktifkan. Tepatnya sejak Juni 2021 yang lalu. Kini, Majelis Taklim Khadijah kembali diaktifkan dengan tujuan para anggota yang berjumlah ratusan tersebut mengulang ilmu yang telah dipelajari.

Founder Majelis Taklim Khadijah, Rita Wizni mengatakan ilmu itu harus diulang agar tidak lupa. Dan selama pandemi inilah masa yang tepat untuk menerapkan ilmu yang telah dikaji.

“Sebelum pandemi, pengajian dilaksanakan seminggu dua kali, tepatnya setiap hari Senin dan Kamis. Tetapi, karena pandemi ini kita akan membagi anggota. Yang ikut hari Senin, maka hari Kamisnya tidak usah. Begitu sebaliknya,” ujarnya saat acara peresmian pembukaan kembali Majelis Taklim Khadijah di Kompleks Setia Budi, Senin (2/8).

Dijelaskannya, pembagian anggota dalam pengajian ini untuk mencegah penularan Covid-19. Seperti yang diketahui, pemerintah melarang keramaian dan kerumunan yang dapat mempercepat penularan virus Corona.

“Selama pelaksanaan pengajian kita akan tetap menerapkan prokes. Mulai dari cuci tangan, jaga jarak, dan memakai masker,” tambah isteri dari Rahudman Harahap ini.

Rita Wizni mengatakan bahwa selama pengajian ini vakum, dirinya merasakan kesepian dan miskin ilmu. Mendengarkan ceramah dan bertukar pikiran masalah rumah tangga dan kehidupan sehari-hari dengan yang paham agama akan terasa lebih tenang.

“Saya merasa miskin ilmu. Apalagi, ada teman yang bilang, bahwa selama vakum, dirinya hanya mendengarkan ceramah dari YouTube. Ini membuat kami bertekad untuk kembali membuka pengajian ini,” jelasnya.

Founder Majelis Taklim Khadijah, Rita Wizni.

Pada kesempatan yang sama, Mantan Wali Kota Medan, Rahudman Harahap juga berkeinginan untuk membuat pengajian khusus pria. Hal ini didorong karena pria adalah imam, pemimpin dari keluarga.

“Jadi, suami dan isteri yang paham dengan permasalahan keluarga. Dan insya Allah, cita-cita menciptakan keluarga yang Sakinah akan tercapai,” ungkapnya.

Rahudman Harahap berharap pengajian khusus untuk pria ini akan segera terealisasi. Karena di masa pandemi ini, ilmu tawakal pada Allah SWT paling tepat diterapkan.

“Dengan penyerahan diri pada Allah SWT kita tidak perlu takut lagi. Yang diperlukan masyarakat saat ini adalah rasa aman, tenang dan nyaman,” lanjutnya.

Rencananya, pengajian khusus pria ini nantinya akan dilakukan seminggu dua kali. Dan dilaksanakan saat siang hari hingga sebelum Salat Ashar. Sedangkan untuk anggotanya sendiri, awalnya adalah rekan dan keluarga.

“Nanti akan berkembang sendiri itu,” tutupnya.

Pada acara pembukaan kembali Majelis Taklim Khadijah, acara diawali dengan pembacaan Kitab Suci Alquran oleh qori internasional, H Darwin Hasibuan.

Sementara itu, ustad H Muhammad Rais yang menjadi penceramah mengatakan orang yang pertama kali masuk Islam adalah orang kaya, yaitu Khadijah. Selain itu, ada Abu Bakar bin Siddik dan Umar bin Khatab.

“Sumbangsih orang kaya untuk menyebarkan Islam sangat besar. Selain kerabat, para orang kaya dapat menarik karyawan dan orang-orang terdekatnya,” ujarnya.

Adapun tamu undangan yang hadir yaitu, Buya Amirudin, ustad Zulfikar, dan berbagai tokoh masyarakat lainnya. (ram)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/