27.8 C
Medan
Saturday, May 18, 2024

Siswa SMPN 1 Ketahuan Nyontek Kunci Jawaban

Foto: Wiwin/PM Abyadi Siregar menunjukkan lembar kunci jawaban dari SMPN 1 Medan, Senin (4/5/2015).
Foto: Wiwin/PM
Abyadi Siregar menunjukkan lembar kunci jawaban dari SMPN 1 Medan, Senin (4/5/2015).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Hari pertama ujian nasional (UN) tingkat SMP sederajat di Medan, Senin (4/5), ternoda. Sejumlah siswa terlihat mengerjakan soal sembari menyontek. Aksi itu terlihat Kepala Ombudsman Sumut, Abyadi Siregar saat melihat langsung UN di SMPN 1 Medan.

Di ruang ujian 4, seorang siswa laki-laki tengah asyik mengintip lembar kunci jawaban mini dari balik lembaran naskah soal dan jawabannya. Melihat itu, Abyadi langsung memberitahukan kepada kepala sekolah (Kasek) SMPN 1, Syahril Harahap.

Kepada Syahril, Abyadi pun meminta agar hal tersebut segera ditertibkan. Syahril pun berjanji akan menertibkan hal tersebut. “Baik Pak, akan saya tertibkan,” ungkap Syahril yang mendampingi Abyadi saat memantau pelaksanaan UN di sekolah yang beralamat di Jalan Asoka, Medan Sunggal tersebut.

Belum lagi usai menjelajahi seluruh ruang ujian, Syahril diberitahu bahwa Sekda kota Medan, Syaiful Bahri akan segera tiba untuk memantau UN di SMPN 1. Lalu, Abyadi pun mempersilahkan Syahril menunggu di depan pintu masuk sekolah. Sementara dia melanjutkan pemantauannya di ruang ujian lainnya.

Tak disangka, temuan serupa juga terlihat di ruang ujian 11. Abyadi kembali melihat seorang anak laki-laki dari balik jendela tengah asyik mengintip lembar kunci jawaban mini. Langsung saja ia memberitahu pengawas ruang ujian untuk segera mengambil lembar kunci jawaban tersebut. Lembar jawaban tersebut pun kemudian diserahkan kepada Abyadi sebagai bukti. Siswa tersebut pun diperkenankan melanjutkan ujian kembali.

“Jadi saya bisikkan ke pengawas untuk mengambil lembar kunci jawaban dari siswa tersebut. Benar, jadi kunci jawabannya ditemukan di balik lembar-lembar soalnya,” ungkapnya sembari mengatakan kunci jawaban tersebut ada pada saat UN pelajaran Bahasa Indonesia.

Dari lembar kunci jawaban yang diperlihatkan Abyadi, bentuknya begitu mini. Besarnya hanya sekitar 5×6 cm saja. Di dalamnya terdapat kunci jawaban dari soal pilihan berganda mulai nomor 1 hingga 50. Di bagian atasnya terdapat ringkasan soal nomor 1, 2, 15, sebagai kode kunci jawaban dari paket soal yang diberikan.

Abyadi pun menilai kunci jawaban tersebut begitu terlihat rapi. Sebab kunci jawaban diketik dengan komputer dan berkolom. Dirinya pun menduga, kemungkinan murni kecurangan siswa dan tak menutup kemungkinan juga melibatkan sekolah. Namun dia belum bisa membuktikan apakah contekan yang dipegangnya itu merupakan jawaban benar dari salah satu paket soal UN yang ada.

Tapi ditegaskannya, temuan itu akan dibentuk menjadi resume dan dilaporkan ke Ombudsman RI Pusat dan Wali Kota Medan. Dia mengatakan bahwa itu adalah bukti betapa buruknya pelaksanaan UN di kota Medan. “Ini merupakan cerminan ketidakjujuran pelaksana UN di kota Medan. Kejadian seperti ini harus dibongkar dan jangan disembunyikan,” ujarnya.

Sambungnya, jika memang terbukti pihak sekolah terlibat secara sistematik, maka Kepsek SMPN 1 disarankan Abyadi agar dicopot dari jabatannya. “Ini kan temuan kita jadi akan kita laporkan ke ombudsman pusat. Juga ke walikota. Bukti bahwa pelaksanaan UN di kota Medan buruk. Sebaik apapun sistem kalau tidak jujur itu percuma saja. Ini harus ada tindakannya. Kita mau generasi kita berbudaya jujur, bukan pembohong,” ungkapnya, sembari mengatakan ada 225 peserta UN yang mengisi 16 ruangan ujian.

Foto: Wiwin/PM Abyadi Siregar menunjukkan lembar kunci jawaban dari SMPN 1 Medan, Senin (4/5/2015).
Foto: Wiwin/PM
Abyadi Siregar menunjukkan lembar kunci jawaban dari SMPN 1 Medan, Senin (4/5/2015).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Hari pertama ujian nasional (UN) tingkat SMP sederajat di Medan, Senin (4/5), ternoda. Sejumlah siswa terlihat mengerjakan soal sembari menyontek. Aksi itu terlihat Kepala Ombudsman Sumut, Abyadi Siregar saat melihat langsung UN di SMPN 1 Medan.

Di ruang ujian 4, seorang siswa laki-laki tengah asyik mengintip lembar kunci jawaban mini dari balik lembaran naskah soal dan jawabannya. Melihat itu, Abyadi langsung memberitahukan kepada kepala sekolah (Kasek) SMPN 1, Syahril Harahap.

Kepada Syahril, Abyadi pun meminta agar hal tersebut segera ditertibkan. Syahril pun berjanji akan menertibkan hal tersebut. “Baik Pak, akan saya tertibkan,” ungkap Syahril yang mendampingi Abyadi saat memantau pelaksanaan UN di sekolah yang beralamat di Jalan Asoka, Medan Sunggal tersebut.

Belum lagi usai menjelajahi seluruh ruang ujian, Syahril diberitahu bahwa Sekda kota Medan, Syaiful Bahri akan segera tiba untuk memantau UN di SMPN 1. Lalu, Abyadi pun mempersilahkan Syahril menunggu di depan pintu masuk sekolah. Sementara dia melanjutkan pemantauannya di ruang ujian lainnya.

Tak disangka, temuan serupa juga terlihat di ruang ujian 11. Abyadi kembali melihat seorang anak laki-laki dari balik jendela tengah asyik mengintip lembar kunci jawaban mini. Langsung saja ia memberitahu pengawas ruang ujian untuk segera mengambil lembar kunci jawaban tersebut. Lembar jawaban tersebut pun kemudian diserahkan kepada Abyadi sebagai bukti. Siswa tersebut pun diperkenankan melanjutkan ujian kembali.

“Jadi saya bisikkan ke pengawas untuk mengambil lembar kunci jawaban dari siswa tersebut. Benar, jadi kunci jawabannya ditemukan di balik lembar-lembar soalnya,” ungkapnya sembari mengatakan kunci jawaban tersebut ada pada saat UN pelajaran Bahasa Indonesia.

Dari lembar kunci jawaban yang diperlihatkan Abyadi, bentuknya begitu mini. Besarnya hanya sekitar 5×6 cm saja. Di dalamnya terdapat kunci jawaban dari soal pilihan berganda mulai nomor 1 hingga 50. Di bagian atasnya terdapat ringkasan soal nomor 1, 2, 15, sebagai kode kunci jawaban dari paket soal yang diberikan.

Abyadi pun menilai kunci jawaban tersebut begitu terlihat rapi. Sebab kunci jawaban diketik dengan komputer dan berkolom. Dirinya pun menduga, kemungkinan murni kecurangan siswa dan tak menutup kemungkinan juga melibatkan sekolah. Namun dia belum bisa membuktikan apakah contekan yang dipegangnya itu merupakan jawaban benar dari salah satu paket soal UN yang ada.

Tapi ditegaskannya, temuan itu akan dibentuk menjadi resume dan dilaporkan ke Ombudsman RI Pusat dan Wali Kota Medan. Dia mengatakan bahwa itu adalah bukti betapa buruknya pelaksanaan UN di kota Medan. “Ini merupakan cerminan ketidakjujuran pelaksana UN di kota Medan. Kejadian seperti ini harus dibongkar dan jangan disembunyikan,” ujarnya.

Sambungnya, jika memang terbukti pihak sekolah terlibat secara sistematik, maka Kepsek SMPN 1 disarankan Abyadi agar dicopot dari jabatannya. “Ini kan temuan kita jadi akan kita laporkan ke ombudsman pusat. Juga ke walikota. Bukti bahwa pelaksanaan UN di kota Medan buruk. Sebaik apapun sistem kalau tidak jujur itu percuma saja. Ini harus ada tindakannya. Kita mau generasi kita berbudaya jujur, bukan pembohong,” ungkapnya, sembari mengatakan ada 225 peserta UN yang mengisi 16 ruangan ujian.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/