29 C
Medan
Tuesday, April 30, 2024

JR Saragih Instruksikan BPBD Tangani Longsor di Simalungun

Foto: Tonggo Sibarani/Metro Siantar
Seorang pegawai Pemkab Simalungun, meninjau lokasi tanah longsor di Tigadolok, Kabupaten Simalungun, Rabu (5/4). Pemkab Simalungun langsung bergerak cepat membenahi kondisi jalan yang longsor tersebut.

SIMALUNGUN, SUMUTPOS.CO – Tingginya curah hujan di Sumatera Utara, khususnya di Kabupaten Simalungun, membuat di beberapa wilayah terjadi tanah longsor. Bupati Simalungun JR Saragih langsung bergerak cepat menanggulanginya.

Beberapa wilayah di Kabupaten Simalungun, yang terjadi longsor di antaranya Tigadolok, Manikhuluan, Tanah Jawa, Pagarpinang, Sinasih, Simanabung, Parjalangan, Sidamanik, serta Tigabolon. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPPD) Kabupaten Simalungun, Mudahalam Purba mengaku bergerak cepat ketika menerima laporan dari masyarakat. Bahkan, hingga kini bencana tanah longsor belum ada korban jiwa.

Dalam penanggulangannya dilakukan tiga hari setelah pasca bencana. Untuk biayanya dikeluarkan dana sekira Rp16 miliar guna memulihkan kondisi akibat bencana tanah longsor, kategori pembenahan sekitaran jalan di desa, hingga irigasi.

Demi mempercepat pemulihan akibat tanah longsor, maka pihaknya berkoordinasi dengan dinas terkait, karena ini sesuai arahan dari Bupati Simalungun JR Saragih, harus cepat terselesaikan. “Bila tingkat keparahan di atas 70 persen langsung ditanggulangi. Jika keparahan di bawah 70 persen maka penanganan paling lama satu bulan,” bebernya.

Penanganan ini biasa disebut bantuan tanggap darurat. Kebanyakan bencana alam di Kabupaten Simalungun, lebih kepada tanah longsor dan puting beliung. Menurutnya, bencana alam yang diserang tanah longsor yakni jalan yang dekat dengan perbukitan serta daerah aliran sungai.

“Kalau bicara banjir itu sifatnya lebih kepada jebolnya tanggul dan itu jarang terjadi. Kemunculan tanah longsor diakibatkan curah hujan yang tinggi,” tukasnya.

Di sisi lain, Bupati Simalungun JR Saragih meminta kepada seluruh jajaran pemerintahan Kabupaten Simalungun untuk segera bergerak mengatasi persoalan tanah longsor. Baginya, bila tak dikerjakan dengan cepat, maka pertumbuhan perekonomian masyarakat akan terhambat.

“Tingginya curah hujan, maka seluruh dinas terkait dalam hal ini BPBD harus selalu waspada. Pantau semua kondisi di seluruh nagori (desa, Red) yang terkena bencana,” tukasnya. (osi/spg/adz)

Foto: Tonggo Sibarani/Metro Siantar
Seorang pegawai Pemkab Simalungun, meninjau lokasi tanah longsor di Tigadolok, Kabupaten Simalungun, Rabu (5/4). Pemkab Simalungun langsung bergerak cepat membenahi kondisi jalan yang longsor tersebut.

SIMALUNGUN, SUMUTPOS.CO – Tingginya curah hujan di Sumatera Utara, khususnya di Kabupaten Simalungun, membuat di beberapa wilayah terjadi tanah longsor. Bupati Simalungun JR Saragih langsung bergerak cepat menanggulanginya.

Beberapa wilayah di Kabupaten Simalungun, yang terjadi longsor di antaranya Tigadolok, Manikhuluan, Tanah Jawa, Pagarpinang, Sinasih, Simanabung, Parjalangan, Sidamanik, serta Tigabolon. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPPD) Kabupaten Simalungun, Mudahalam Purba mengaku bergerak cepat ketika menerima laporan dari masyarakat. Bahkan, hingga kini bencana tanah longsor belum ada korban jiwa.

Dalam penanggulangannya dilakukan tiga hari setelah pasca bencana. Untuk biayanya dikeluarkan dana sekira Rp16 miliar guna memulihkan kondisi akibat bencana tanah longsor, kategori pembenahan sekitaran jalan di desa, hingga irigasi.

Demi mempercepat pemulihan akibat tanah longsor, maka pihaknya berkoordinasi dengan dinas terkait, karena ini sesuai arahan dari Bupati Simalungun JR Saragih, harus cepat terselesaikan. “Bila tingkat keparahan di atas 70 persen langsung ditanggulangi. Jika keparahan di bawah 70 persen maka penanganan paling lama satu bulan,” bebernya.

Penanganan ini biasa disebut bantuan tanggap darurat. Kebanyakan bencana alam di Kabupaten Simalungun, lebih kepada tanah longsor dan puting beliung. Menurutnya, bencana alam yang diserang tanah longsor yakni jalan yang dekat dengan perbukitan serta daerah aliran sungai.

“Kalau bicara banjir itu sifatnya lebih kepada jebolnya tanggul dan itu jarang terjadi. Kemunculan tanah longsor diakibatkan curah hujan yang tinggi,” tukasnya.

Di sisi lain, Bupati Simalungun JR Saragih meminta kepada seluruh jajaran pemerintahan Kabupaten Simalungun untuk segera bergerak mengatasi persoalan tanah longsor. Baginya, bila tak dikerjakan dengan cepat, maka pertumbuhan perekonomian masyarakat akan terhambat.

“Tingginya curah hujan, maka seluruh dinas terkait dalam hal ini BPBD harus selalu waspada. Pantau semua kondisi di seluruh nagori (desa, Red) yang terkena bencana,” tukasnya. (osi/spg/adz)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/