32 C
Medan
Monday, November 25, 2024
spot_img

Nenek Kaya di Petisah Itu Dihabisi Pasangan Kekasih

Sekedar mengingatkan, mayat mengenaskan Bocaria ditemukan dengan kondisi tangan dan mulut diikat sarung, Sabtu (4/7) sekira pukul 15.30 di kediamannya, Jl. Meranti, Kel. Sei Putih Timur II, Kec. Medan Petisah. Jasadnya pertama kali ditemukan cucunya, Lirinda (18). Sore itu, Lirinda berniat mengambil barang-barangnya yang tertinggal di kediaman opungnya. Saat membuka pintu, Lirinda bak disambar petir. Dia kaget setengah mati melihat opungnya terkapar di lantai dengan kondisi tangan terikat kain dan mulutnya dibekap menggunakan kain sarung, serta sudah tak bernyawa lagi.

”Tadi aku mau ngambil barang-barangku di rumah opung boruku ini bang. Gak taunya, saat aku masuk, pintu gerbang gak dikunci. Nah, saat membuka pintu rumah depan, nampaklah opung udah tewas dengan kondisi terikat,” terang siswi kelas 3 SMA Negeri 1 Batangkuis itu.

Mendapati hal itu, Lirinda pun berlari ke rumah inang udanya (adik perempuan ibunya, red), Rusmia br Sinaga (49), yang merupakan anak ketiga korban, di Jl. Sekip. Setibanya di sana, dia melaporkan temuannya. Sontak rusmia bergegas mengecek ke sana. Alhasil, jerit tangis Rusmia pun memecahkan kesunyian kawasan Jl. Meranti dan menghebohkan warga.

Penasaran saat mendengar suara jerit tangis tersebut, warga pun berbondong-bondong ingin mengetahui hal yang terjadi. Tampak warga memadati pintu pagar depan rumah korban untuk melihat langsung hal yang terjadi. “Nggak tahu kami awalnya, katanya opung-opung yang tinggal di rumah ini meninggal. Memang opung itu sendirian tinggal di rumah, karena anak-anaknya udah pada berumah tangga dan tinggal di daerah pulau Jawa sana. Kami gak nyangka bang, baik dan ramah kali opung ini sama orang,” terang Lindawati, warga sekitar diamini lainnya.

Tak berapa lama kemudian, petugas kepolisian Polsek Medan Baru dipimpin Kanit Reskrim, Iptu Adhi Putranto Utomo, tiba dilokasi dan melakukan olah TKP. (mri/deo)

Sekedar mengingatkan, mayat mengenaskan Bocaria ditemukan dengan kondisi tangan dan mulut diikat sarung, Sabtu (4/7) sekira pukul 15.30 di kediamannya, Jl. Meranti, Kel. Sei Putih Timur II, Kec. Medan Petisah. Jasadnya pertama kali ditemukan cucunya, Lirinda (18). Sore itu, Lirinda berniat mengambil barang-barangnya yang tertinggal di kediaman opungnya. Saat membuka pintu, Lirinda bak disambar petir. Dia kaget setengah mati melihat opungnya terkapar di lantai dengan kondisi tangan terikat kain dan mulutnya dibekap menggunakan kain sarung, serta sudah tak bernyawa lagi.

”Tadi aku mau ngambil barang-barangku di rumah opung boruku ini bang. Gak taunya, saat aku masuk, pintu gerbang gak dikunci. Nah, saat membuka pintu rumah depan, nampaklah opung udah tewas dengan kondisi terikat,” terang siswi kelas 3 SMA Negeri 1 Batangkuis itu.

Mendapati hal itu, Lirinda pun berlari ke rumah inang udanya (adik perempuan ibunya, red), Rusmia br Sinaga (49), yang merupakan anak ketiga korban, di Jl. Sekip. Setibanya di sana, dia melaporkan temuannya. Sontak rusmia bergegas mengecek ke sana. Alhasil, jerit tangis Rusmia pun memecahkan kesunyian kawasan Jl. Meranti dan menghebohkan warga.

Penasaran saat mendengar suara jerit tangis tersebut, warga pun berbondong-bondong ingin mengetahui hal yang terjadi. Tampak warga memadati pintu pagar depan rumah korban untuk melihat langsung hal yang terjadi. “Nggak tahu kami awalnya, katanya opung-opung yang tinggal di rumah ini meninggal. Memang opung itu sendirian tinggal di rumah, karena anak-anaknya udah pada berumah tangga dan tinggal di daerah pulau Jawa sana. Kami gak nyangka bang, baik dan ramah kali opung ini sama orang,” terang Lindawati, warga sekitar diamini lainnya.

Tak berapa lama kemudian, petugas kepolisian Polsek Medan Baru dipimpin Kanit Reskrim, Iptu Adhi Putranto Utomo, tiba dilokasi dan melakukan olah TKP. (mri/deo)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/