Dalam kesempatan itu, Kepala Puslitbang Lektur dan Khazanah Keagamaan Kementerian Agama Republik Indonesia Dr H Choirul Fuad Yusuf menjelaskan, kunjungan ke Sumut dalam rangka menyampaikan informasi tentang peluncuran Produk Litbang Kemenag RI, terkait dengan terjemahan Alquran bahasa daerah yakni Bahasa Batak Angkola dan dua terjemahan Alquran lain.
Yaitu terjemahan Alquran dengan Bahasa Bolaang Mangondow Sulawesi Utara dan Bahasa Toraja juga turut diluncurkan.
Selain itu pihaknya juga akan meluncurkan Ensiklopedi pemuka agama multikultural nusantara.
“Tujuannya penerjemahan Alquran berbahasa daerah yang pertama untuk melakukan konservasi bahasa daerah dimana berdasarkan beberapa indikator saat ini muncul fenomena kepunahan bahasa daerah yang sedang terjadi. Inilah satu upaya untuk melestarikan bahasa daerah,” kata Choirul.
Berdasarkan salah satu penelitian LIPI, dari 600 bahasa daerah di Indonesia, saat ini hanya tinggal separuh saja yang bisa dipakai.
Tujuan kedua, lanjutnya, adalah untuk memperkuat pemahaman Alquran bagi masyarakat yang belum bisa berbahasa Indonesia. Tujuannya agar bisa meningkatkan pemahaman dan pengamalan Alquran.
“Dengan adanya terjemahan Alquran berbahasa daerah tentunya diharapkan dapat membantu dan meningkatkan pemahaman AlQuran bagi masyarakat berbahasa Angkola yang belum bisa berbahasa Indonesia. Dengan demikian, pemahaman masyarakat terhadap Alquran bisa lebih baik terutama dalam kondisi seperti ini,” ujarnya.
Kenapa bahasa angkola yang dipilih, menurut dia itu berasal dari kesepakatan hasil diskusi Tim Penerjemahan Litbang.
“Kita tahu, bahwa Bahasa Batak itu ada beragam. Namun bahasa Angkola bahasa Lingua Franca yang merupakan bahasa yang bisa dipakai dan difahami oleh sub Bahasa Batak lainnya,” jelasnya.(bal/adz/sam/jpnn)