25.6 C
Medan
Friday, May 10, 2024

Sibolga-Tarutung Sempat Putus

Foto: Alfredo Sihombing/New Tapanuli
Jembatan penghubung dua desa di Pahae Jae, Taput, yang nyaris runtuh akibat dihantam banjir, Selasa (5/12).

SUMUTPOS.CO – HUJAN deras yang mengguyur beberapa hari terakhir, mengakibatkan longsor di sejumlah titik Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum) Sibolga-Tarutung, Selasa (5/12) pagi. Akibatnya, arus lalulintas di Jalinsum Tapteng-Tarutung lumpuh akibat tertimbun longsor.

Badan Jalinsum yang tertutup berada di dua titik, yakni di Desa Lobu Pining dan di Km 25 Desa Nagatimbul Kecamatan Sitahuis, Selasa (5/12) dinihari sekira pukul 1.00 WIB dan pukul 4.00 WIB. Pemicu longsor diduga akibat hujan deras yang mengguyur beberapa hari terakhir menyebabkan lapisan tanah di kawasan perbukitan menjadi labil dan bergeser tergerus air.

Pasca kejadian longsor, masyarakat setempat dibantu sejumlah anggota Polsek Pandan dan Satlantas Polres Tapteng bersama TNI-AD bergotongroyong membersihkan tumpukan longsor dari badan jalan dengan cara manual, hingga pukul 10.00 WIB, sembari menunggu kedatangan alat berat.

Pantauan di lapangan, sekitar pukul 10.30 WIB satu unit alat berat tiba di lokasi. Meski tidak ada korban jiwa, namun banyak penjual sayuran dan buah mengalami kerugian karena mobilnya terjebak macet.

Salah satunya, N Situmeang, pedagang buah dan sayur asal Kota Pemantangsiantar mengatakan, Dia terjebak macet mulai pukul 2.00 WIB dinihari tadi.

“Pertama kali kami terkena macet di Desa Lobu Pining karena longsor dan pohon tumbang. Berkat pertolongan warga setempat, kami berhasil lolos. Pohon yang tumbang itu di chainshaw kemudian ditarik menggunakan mobil tangki,” ujarnya.

Sementara, seorang pedagang bumbu dapur juga mengeluhkan kondisi tersebut. Ibu ini pun mengaku sedih dan khawatir dagangannya tak laku karena terlambat di pasarkan. “Tudia ma tomat dohot cabe on digadis fuang, busuk ma sude dagangankon (kemanalah tomat dan cabe ku ini dijual, busuklah semuanya daganganku ini, red),” ujar ibu itu.

Harianja Hutagalung, warga sekitar di sela kegiatan gotongroyong mengaku prihatin dengan kejadian tanah longsor di kawasan Desa Naga Timbul. “Mau minta tolong sama siapa lagi, kami ikhlas bisa membantu mengorek tanah ini. Kasihan para sopir tidak bisa lewat,” kata Harianja.

Foto: Alfredo Sihombing/New Tapanuli
Jembatan penghubung dua desa di Pahae Jae, Taput, yang nyaris runtuh akibat dihantam banjir, Selasa (5/12).

SUMUTPOS.CO – HUJAN deras yang mengguyur beberapa hari terakhir, mengakibatkan longsor di sejumlah titik Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum) Sibolga-Tarutung, Selasa (5/12) pagi. Akibatnya, arus lalulintas di Jalinsum Tapteng-Tarutung lumpuh akibat tertimbun longsor.

Badan Jalinsum yang tertutup berada di dua titik, yakni di Desa Lobu Pining dan di Km 25 Desa Nagatimbul Kecamatan Sitahuis, Selasa (5/12) dinihari sekira pukul 1.00 WIB dan pukul 4.00 WIB. Pemicu longsor diduga akibat hujan deras yang mengguyur beberapa hari terakhir menyebabkan lapisan tanah di kawasan perbukitan menjadi labil dan bergeser tergerus air.

Pasca kejadian longsor, masyarakat setempat dibantu sejumlah anggota Polsek Pandan dan Satlantas Polres Tapteng bersama TNI-AD bergotongroyong membersihkan tumpukan longsor dari badan jalan dengan cara manual, hingga pukul 10.00 WIB, sembari menunggu kedatangan alat berat.

Pantauan di lapangan, sekitar pukul 10.30 WIB satu unit alat berat tiba di lokasi. Meski tidak ada korban jiwa, namun banyak penjual sayuran dan buah mengalami kerugian karena mobilnya terjebak macet.

Salah satunya, N Situmeang, pedagang buah dan sayur asal Kota Pemantangsiantar mengatakan, Dia terjebak macet mulai pukul 2.00 WIB dinihari tadi.

“Pertama kali kami terkena macet di Desa Lobu Pining karena longsor dan pohon tumbang. Berkat pertolongan warga setempat, kami berhasil lolos. Pohon yang tumbang itu di chainshaw kemudian ditarik menggunakan mobil tangki,” ujarnya.

Sementara, seorang pedagang bumbu dapur juga mengeluhkan kondisi tersebut. Ibu ini pun mengaku sedih dan khawatir dagangannya tak laku karena terlambat di pasarkan. “Tudia ma tomat dohot cabe on digadis fuang, busuk ma sude dagangankon (kemanalah tomat dan cabe ku ini dijual, busuklah semuanya daganganku ini, red),” ujar ibu itu.

Harianja Hutagalung, warga sekitar di sela kegiatan gotongroyong mengaku prihatin dengan kejadian tanah longsor di kawasan Desa Naga Timbul. “Mau minta tolong sama siapa lagi, kami ikhlas bisa membantu mengorek tanah ini. Kasihan para sopir tidak bisa lewat,” kata Harianja.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/