32.8 C
Medan
Saturday, April 27, 2024

Beton 5 Ton Membuat Evakuasi Lama

Mukhmainna Syamsuddin berhasil dievakuasi setelah 14 jam berada di lokasi kejadian kecelakaan akibat tanah longsor di Perimeter Selatan Soekarno Hatta.Selasa (6/2/2018)–RAKA DENNY/JAWAPOS

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Proses evakuasi longsor di Jalan Perimeter Selatan Bandara berlangsung lama. Tim gabungan yang terdiri dari TNI, Polri, Basarnas, tim kesehatan, dan PT Angkasa Pura II berhasil mengeluarkan korban pertama setelah 10 jam tertimbun beton dan tanah.

”Berat betonnya lima ton,” kata Kepala Bagian Humas Badan SAR Nasional (Basarnas) Marsudi. Bobot beton itu yang membuat kesulitan tim gabungan sulit untuk melakukan evakuasi. Marsudi menambahkan jika menunggu alat berat untuk mengangkat beton juga tidak mungkin. Justru malah membuang waktu. Saat itu yang dipilih oleh tim gabungan adalah mengurangi tanah.

Menurut keterangannya akibat himpitan beton itu membuat ruang gerak tak lebih dari 0,5 meter saja. Tentu hanya satu orang petugas yang bisa masuk. Itu pun tak bisa benar-benar masuk sebab ada tubuh Dianti Diah Ayu Cahyani Putri dan Mukhmainnah Syamsuddin. Harus hati-hati dan tidak memperparah keadaan. ”Sempit ruang gerak untuk evakuasi,” katanya.

”Tim menggunakan menggunakan (penyangga) hidrolik untuk menopang beton,” ujar Marsudi. Alat tersebut diharapkan akan membantu ruang yang tersisa tidak semakin mengecil. Hingga Ina, sapaan Mukhmainnah, dikeluarkan dari mobil, penyangga hidrolik masih menopang beton.

Pada pukul 01.00 tim melihat beton bergerak ke bawah. Sehingga sempat ada permintaan untuk membantu menambah dengan dongkrak. Tiga dongkrak diberikan untuk membantu menopang.

”Posisi Ina memang lebih sulit. Space kecil,” ucapnya. Maklum saja Ina ada di posisi penumpang. Dia duduk di sebelah depan kiri. Beton menimpa dari sisi kiri.

Beton yang menimpa selebar 0,5 meter. Panjangnya kurang lebih 5 meter. Sementara tanah yang menimpa atas beton, setebal 1 meter dengan tekstur tanah liat.

Sementara kondisi Dianti Diah Ayu Cahyani Putri atau akrab disapa Putri juga tak kalah sulitnya. Sebab dia yang berada di depan kemudi, space yang tersisa saat mobilnya tertimpa juga tak besar. Karena space yang kecil ini diduga yang menyebabkan dia patah tulang leher dan tulang kedua pahanya. ”Waktu dievakuasi masih sadar,” kata Marsudi.

Mobil Brio yang dikendari keduanya sebenarnya justru berada di dekat pembatas jalan. Namun pembatas jalan ini cukup tinggi. Hampir satu meter. Sehingga ketika beton menimpa mobil Brio, hanya sedikit celah untuk melihat korban di dalam. Tim gabungan harus menghancurkan pembatas jalan tersebut hingga akhirnya ada lubang yang cukup untuk mengevakuasi keduanya.

Menurut Marsudi tim gabungan memilih mobil ambulan karena memprediksi dengan mobil tersebut cukup cepat membawa korban. Proses evakuasi ke dalam mobilnya pun lebih gampang. ”Belum perlu pakai helikopter,” tuturnya.

Dia pun menampik jika lamanya proses evakuasi ini karena alatnya kurang. ”Sudah cukup,” ucap Marsudi ketika ditanya mengenai kekurangan alat. (lyn/jpg)

 

Mukhmainna Syamsuddin berhasil dievakuasi setelah 14 jam berada di lokasi kejadian kecelakaan akibat tanah longsor di Perimeter Selatan Soekarno Hatta.Selasa (6/2/2018)–RAKA DENNY/JAWAPOS

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Proses evakuasi longsor di Jalan Perimeter Selatan Bandara berlangsung lama. Tim gabungan yang terdiri dari TNI, Polri, Basarnas, tim kesehatan, dan PT Angkasa Pura II berhasil mengeluarkan korban pertama setelah 10 jam tertimbun beton dan tanah.

”Berat betonnya lima ton,” kata Kepala Bagian Humas Badan SAR Nasional (Basarnas) Marsudi. Bobot beton itu yang membuat kesulitan tim gabungan sulit untuk melakukan evakuasi. Marsudi menambahkan jika menunggu alat berat untuk mengangkat beton juga tidak mungkin. Justru malah membuang waktu. Saat itu yang dipilih oleh tim gabungan adalah mengurangi tanah.

Menurut keterangannya akibat himpitan beton itu membuat ruang gerak tak lebih dari 0,5 meter saja. Tentu hanya satu orang petugas yang bisa masuk. Itu pun tak bisa benar-benar masuk sebab ada tubuh Dianti Diah Ayu Cahyani Putri dan Mukhmainnah Syamsuddin. Harus hati-hati dan tidak memperparah keadaan. ”Sempit ruang gerak untuk evakuasi,” katanya.

”Tim menggunakan menggunakan (penyangga) hidrolik untuk menopang beton,” ujar Marsudi. Alat tersebut diharapkan akan membantu ruang yang tersisa tidak semakin mengecil. Hingga Ina, sapaan Mukhmainnah, dikeluarkan dari mobil, penyangga hidrolik masih menopang beton.

Pada pukul 01.00 tim melihat beton bergerak ke bawah. Sehingga sempat ada permintaan untuk membantu menambah dengan dongkrak. Tiga dongkrak diberikan untuk membantu menopang.

”Posisi Ina memang lebih sulit. Space kecil,” ucapnya. Maklum saja Ina ada di posisi penumpang. Dia duduk di sebelah depan kiri. Beton menimpa dari sisi kiri.

Beton yang menimpa selebar 0,5 meter. Panjangnya kurang lebih 5 meter. Sementara tanah yang menimpa atas beton, setebal 1 meter dengan tekstur tanah liat.

Sementara kondisi Dianti Diah Ayu Cahyani Putri atau akrab disapa Putri juga tak kalah sulitnya. Sebab dia yang berada di depan kemudi, space yang tersisa saat mobilnya tertimpa juga tak besar. Karena space yang kecil ini diduga yang menyebabkan dia patah tulang leher dan tulang kedua pahanya. ”Waktu dievakuasi masih sadar,” kata Marsudi.

Mobil Brio yang dikendari keduanya sebenarnya justru berada di dekat pembatas jalan. Namun pembatas jalan ini cukup tinggi. Hampir satu meter. Sehingga ketika beton menimpa mobil Brio, hanya sedikit celah untuk melihat korban di dalam. Tim gabungan harus menghancurkan pembatas jalan tersebut hingga akhirnya ada lubang yang cukup untuk mengevakuasi keduanya.

Menurut Marsudi tim gabungan memilih mobil ambulan karena memprediksi dengan mobil tersebut cukup cepat membawa korban. Proses evakuasi ke dalam mobilnya pun lebih gampang. ”Belum perlu pakai helikopter,” tuturnya.

Dia pun menampik jika lamanya proses evakuasi ini karena alatnya kurang. ”Sudah cukup,” ucap Marsudi ketika ditanya mengenai kekurangan alat. (lyn/jpg)

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/