25.6 C
Medan
Thursday, May 9, 2024

Sekeluarga Dibantai Tamu Misterius

Foto: SUTAN SIREGAR/SUMUT POS
PEMBUNUHAN SATU KELUARGA_Petugas Kepolisian mengangkat salah satu jenazah korban pembunuhan dari dalam rumah di Jalan Kayu Putih Kelurahan Mabar Medan, Minggu (9/4). Polisi masih menyelidiki motif pembunuhan lima orang yang merupakan satu keluarga, dan satu orang balita kritis.

SUMUTPOS.CO  – Pembunuhan sadis menewaskan satu keluarga menggerkan warga Kelurahan Mabar, Medan Deli, Minggu (9/4) pagi. Irianto (40), istrinya Sri Ariyani (35), dua anaknya Naya (14), dan Gilang Raksono (10), serta mertuanya Sumarni (60), ditemukan tewas bersimbah darah oleh warga. Beruntung Kinara, anak Irianto yang berusia 4 tahun ditemukan masih hidup dan langsung dibawa ke RSU Mitra Medika.

Suasana pagi itu di Jalan Mangaan, Gang Benteng, Lingkungan 11, Kelurahan Mabar, Medan Deli, yang awalnya tenang mendadak heboh. Teriakan Serimpi (54), mengundang warga sekitar berdatangan ke rumah permanen berukuran 8 x 10 meter berpagar hitam itu.

Serimpi yang berniat memberi tahu kalau lampu rumah masih menyala meski hari telah siang, malah dikagetkan dengan tubuh Irianto yang terlentang dan bersimbah darah di ruang tengah. Spontan, Nek Serimpi pun menjerit histeris.

Para tetangga yang mendengar jeritan itu, berduyun-duyun mendatangi rumah Irianto. Setelah dicek ke dalam rumah, ternyata Irianto tak Cuma Irianto yang tewas. Mertuanya, Sumarni ditemukan tewas di ruang dapur. Yani, istri Irianto serta kedua anaknya Naya dan Gilang, ditemukan bersimbah darah di atas tempat tidur. Saat diperiksa lagi, warga menemukan Kinara, anak Irianto yang masih hidup, di bawah tempat tidur, mengalami luka di bagian kepala. Bocah malang itu langsung dilarikan warga ke RSU Mitra Medika.

Kejadian itu langsung diberitahukan kepada kepala lingkungan setempat. Suasana di sekitar lokasi tampak heboh. Warga yang mendengar peristiwa pembunuhan sekeluarga itu beramai-ramai mendatangi rumah korban. Dari berbagai penjuru masyarakat memadati rumah korban yang terletak di lorong kecil. Tak berapa lama, petugas Polres Pelabuhan Belawan datang ke lokasi melakukan olah TKP.

“Tadi pagi yang pertama melihat Nek Serimpi, karena heran kenapa sudah pagi mereka tidak keluar rumah dan lampu masih hidup. Ketika dilihat ke dalam rumah, rupanya si Irianto sudah mati dibunuh. Makanya kami tetangga langsung heboh,” kata Suarman, tetangga korban.

Polisi yang tiba dilokasi langsung memerintahkan warga yang memadati lokasi untuk menjauhkan dan memasang garis Polisi. Tim identifikasi dari Polda Sumut, Dokkes Polri dan Kapolda Sumut Irjen Rycko Amelza Dahniel beserta para pejabat Polda Sumut pun terlihat dating ke lokasi kejadian.

Dari olah TKP, para korban dibantai dengan benda tajam dan benturan ke dinding. Selain itu, polisi juga mengamankan sejumlah barang bukti dari lokasi. Sementara, sepeda motor Vario dan HP milik korban hilang. Selanjutnya, seluruh korban yang tewas dievakuasi ke RS Bhayangkara untuk dilakukan autopsi.

Kapolda Sumut, Irjen Rycko Amelza Dahniel mengatakan, pihaknya masih melakukan olah TKP untuk mengumpulkan bukti dan informasi atas peristiwa yang terjadi. “Kita masih menyelidiki kasus ini, mudah-mudahan kasus ini cepat terungkap,” harap Kapolda.

Foto: SUTAN SIREGAR/SUMUT POS
PEMBUNUHAN SATU KELUARGA_Petugas Kepolisian mengangkat salah satu jenazah korban pembunuhan dari dalam rumah di Jalan Kayu Putih Kelurahan Mabar Medan, Minggu (9/4). Polisi masih menyelidiki motif pembunuhan lima orang yang merupakan satu keluarga, dan satu orang balita kritis.

SUMUTPOS.CO  – Pembunuhan sadis menewaskan satu keluarga menggerkan warga Kelurahan Mabar, Medan Deli, Minggu (9/4) pagi. Irianto (40), istrinya Sri Ariyani (35), dua anaknya Naya (14), dan Gilang Raksono (10), serta mertuanya Sumarni (60), ditemukan tewas bersimbah darah oleh warga. Beruntung Kinara, anak Irianto yang berusia 4 tahun ditemukan masih hidup dan langsung dibawa ke RSU Mitra Medika.

Suasana pagi itu di Jalan Mangaan, Gang Benteng, Lingkungan 11, Kelurahan Mabar, Medan Deli, yang awalnya tenang mendadak heboh. Teriakan Serimpi (54), mengundang warga sekitar berdatangan ke rumah permanen berukuran 8 x 10 meter berpagar hitam itu.

Serimpi yang berniat memberi tahu kalau lampu rumah masih menyala meski hari telah siang, malah dikagetkan dengan tubuh Irianto yang terlentang dan bersimbah darah di ruang tengah. Spontan, Nek Serimpi pun menjerit histeris.

Para tetangga yang mendengar jeritan itu, berduyun-duyun mendatangi rumah Irianto. Setelah dicek ke dalam rumah, ternyata Irianto tak Cuma Irianto yang tewas. Mertuanya, Sumarni ditemukan tewas di ruang dapur. Yani, istri Irianto serta kedua anaknya Naya dan Gilang, ditemukan bersimbah darah di atas tempat tidur. Saat diperiksa lagi, warga menemukan Kinara, anak Irianto yang masih hidup, di bawah tempat tidur, mengalami luka di bagian kepala. Bocah malang itu langsung dilarikan warga ke RSU Mitra Medika.

Kejadian itu langsung diberitahukan kepada kepala lingkungan setempat. Suasana di sekitar lokasi tampak heboh. Warga yang mendengar peristiwa pembunuhan sekeluarga itu beramai-ramai mendatangi rumah korban. Dari berbagai penjuru masyarakat memadati rumah korban yang terletak di lorong kecil. Tak berapa lama, petugas Polres Pelabuhan Belawan datang ke lokasi melakukan olah TKP.

“Tadi pagi yang pertama melihat Nek Serimpi, karena heran kenapa sudah pagi mereka tidak keluar rumah dan lampu masih hidup. Ketika dilihat ke dalam rumah, rupanya si Irianto sudah mati dibunuh. Makanya kami tetangga langsung heboh,” kata Suarman, tetangga korban.

Polisi yang tiba dilokasi langsung memerintahkan warga yang memadati lokasi untuk menjauhkan dan memasang garis Polisi. Tim identifikasi dari Polda Sumut, Dokkes Polri dan Kapolda Sumut Irjen Rycko Amelza Dahniel beserta para pejabat Polda Sumut pun terlihat dating ke lokasi kejadian.

Dari olah TKP, para korban dibantai dengan benda tajam dan benturan ke dinding. Selain itu, polisi juga mengamankan sejumlah barang bukti dari lokasi. Sementara, sepeda motor Vario dan HP milik korban hilang. Selanjutnya, seluruh korban yang tewas dievakuasi ke RS Bhayangkara untuk dilakukan autopsi.

Kapolda Sumut, Irjen Rycko Amelza Dahniel mengatakan, pihaknya masih melakukan olah TKP untuk mengumpulkan bukti dan informasi atas peristiwa yang terjadi. “Kita masih menyelidiki kasus ini, mudah-mudahan kasus ini cepat terungkap,” harap Kapolda.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/