31.7 C
Medan
Monday, May 20, 2024

Sekeluarga Dibantai Tamu Misterius

Foto: SUTAN SIREGAR/SUMUT POS
PEMBUNUHAN SATU KELUARGA_Petugas Kepolisian mengangkat salah satu jenazah korban pembunuhan dari dalam rumah di Jalan Kayu Putih Kelurahan Mabar Medan, Minggu (9/4). Polisi masih menyelidiki motif pembunuhan lima orang yang merupakan satu keluarga, dan satu orang balita kritis.

Lima Saksi Diperiksa

Sementara, lima orang diperiksa sebagai saksi atas kasus tewasnya Irianto dan keluarganya. Kelima saksi yang dimintai keterangan adalah Nek Serimpi (54), bersama suaminya Sutikno (58), Suarman (43) bersama istrinya Sahria (35), dan anaknya Yadi Adri Nugraha alias Yadi (14). Seluruh saksi merupakan tetangga di sekitar rumah korban. Namun hingga Minggu (9/4) sore, aparat kepolisian belum dapat menyimpulkan siapa pelaku dan motif pembunuhan sadis tersebut.

“Tiga orang tetangga persis di sebelah rumah korban, dua lagi saksi yang menemukan jasad para korban,” jelas Kapolsek Medan Labuhan, Kompol H Yasir Ahmadi.

Yasir mengaku, pihaknya masih terus mendalami kasus pembunuhan itu untuk mencari tahu siapa pelaku yang menyebabkan kelima orang korban satu keluarga tewas mengenaskan. “Kami belum bisa memastikan berapa pelakunya, begitu juga motif dari kejadian ini. Karena penyelidikan sedang berlangsung,” sebut, Yasir.

Sementara itu, Kasubdit Jatanras Poldasu AKBP Faisal Florentinus Napitupulu juga mengaku belum bisa memastikan apa motif pelaku menghabisi korban dan keluarganya. “Kita belum tahu, bukan juga perampokan,” kata Faisal kepada Sumut Pos, kemarin malam.

Dia menerangkan tim gabungan sedang melakukan penyelidikan. “Kita dari Poldasu diminta membackup, semoga cepat terungkap. Doain aja ya,” pungkas mantan Kapolsek Sunggal ini.

Serimpi, seorang saksi saat berada di Polsek Medan Labuhan menuturkan, dirinya merupakan orang yang pertama kali menemukan jasad para korban. Awalnya, saat hendak belanja menuju warung, ia melintas persis di depan rumah korban.

“Sekitar jam setengah 10 pagi itu. Karena lampunya depan masih menyala dan jendala tertutup, aku menghampiri rumah korban,” ujar Serimpi.

Saksi yang tinggal sekitar 30 meter dari rumah korban ini mengaku, dirinya tidak menyangka jika keluarga Irianto yang telah dianggapnya seperti keluarga sendiri, tewas dibunuh.

“Karena pintu dapur terbuka, akupun masuk. Tapi, si Irianto sudah tergeletak di lantai, di situ aku langsung menjerit, nggak lama warga berdatangan,” ungkapnya.

Sementara, Yadi saksi lainnya menuturkan, ia sempat melihat ada tiga pria menumpangi mobil Avanza warna hitam berihenti persis di depan gang menuju rumah korban. Dari ketiga pria tersebut, dua diantaranya memakai baju kaos warna hitam serta abu-abu. “Orangnya agak tinggi, mereka jalan kaki keluar gang menuju mobil sambil menelepon pakai HP. Kalau tak salah, itu sekitar jam 12 malam,” tutur pelajar SMP.

Yadi, yang rumahnya persis di sebelah rumah korban mengatakan, pada Sabtu malam sekitar pukul 20.00 WIB ia sempat melihat, Naya, putri sulung korban yang juga ikut tewas, bermain dengan teman sebayanya. “Tadi malam (Sabtu), Naya masih ku lihat bermain sama kawannya. Cuma jam berapa dia pulang aku tak tahu,” tambah Yadi.

Foto: SUTAN SIREGAR/SUMUT POS
PEMBUNUHAN SATU KELUARGA_Petugas Kepolisian mengangkat salah satu jenazah korban pembunuhan dari dalam rumah di Jalan Kayu Putih Kelurahan Mabar Medan, Minggu (9/4). Polisi masih menyelidiki motif pembunuhan lima orang yang merupakan satu keluarga, dan satu orang balita kritis.

Lima Saksi Diperiksa

Sementara, lima orang diperiksa sebagai saksi atas kasus tewasnya Irianto dan keluarganya. Kelima saksi yang dimintai keterangan adalah Nek Serimpi (54), bersama suaminya Sutikno (58), Suarman (43) bersama istrinya Sahria (35), dan anaknya Yadi Adri Nugraha alias Yadi (14). Seluruh saksi merupakan tetangga di sekitar rumah korban. Namun hingga Minggu (9/4) sore, aparat kepolisian belum dapat menyimpulkan siapa pelaku dan motif pembunuhan sadis tersebut.

“Tiga orang tetangga persis di sebelah rumah korban, dua lagi saksi yang menemukan jasad para korban,” jelas Kapolsek Medan Labuhan, Kompol H Yasir Ahmadi.

Yasir mengaku, pihaknya masih terus mendalami kasus pembunuhan itu untuk mencari tahu siapa pelaku yang menyebabkan kelima orang korban satu keluarga tewas mengenaskan. “Kami belum bisa memastikan berapa pelakunya, begitu juga motif dari kejadian ini. Karena penyelidikan sedang berlangsung,” sebut, Yasir.

Sementara itu, Kasubdit Jatanras Poldasu AKBP Faisal Florentinus Napitupulu juga mengaku belum bisa memastikan apa motif pelaku menghabisi korban dan keluarganya. “Kita belum tahu, bukan juga perampokan,” kata Faisal kepada Sumut Pos, kemarin malam.

Dia menerangkan tim gabungan sedang melakukan penyelidikan. “Kita dari Poldasu diminta membackup, semoga cepat terungkap. Doain aja ya,” pungkas mantan Kapolsek Sunggal ini.

Serimpi, seorang saksi saat berada di Polsek Medan Labuhan menuturkan, dirinya merupakan orang yang pertama kali menemukan jasad para korban. Awalnya, saat hendak belanja menuju warung, ia melintas persis di depan rumah korban.

“Sekitar jam setengah 10 pagi itu. Karena lampunya depan masih menyala dan jendala tertutup, aku menghampiri rumah korban,” ujar Serimpi.

Saksi yang tinggal sekitar 30 meter dari rumah korban ini mengaku, dirinya tidak menyangka jika keluarga Irianto yang telah dianggapnya seperti keluarga sendiri, tewas dibunuh.

“Karena pintu dapur terbuka, akupun masuk. Tapi, si Irianto sudah tergeletak di lantai, di situ aku langsung menjerit, nggak lama warga berdatangan,” ungkapnya.

Sementara, Yadi saksi lainnya menuturkan, ia sempat melihat ada tiga pria menumpangi mobil Avanza warna hitam berihenti persis di depan gang menuju rumah korban. Dari ketiga pria tersebut, dua diantaranya memakai baju kaos warna hitam serta abu-abu. “Orangnya agak tinggi, mereka jalan kaki keluar gang menuju mobil sambil menelepon pakai HP. Kalau tak salah, itu sekitar jam 12 malam,” tutur pelajar SMP.

Yadi, yang rumahnya persis di sebelah rumah korban mengatakan, pada Sabtu malam sekitar pukul 20.00 WIB ia sempat melihat, Naya, putri sulung korban yang juga ikut tewas, bermain dengan teman sebayanya. “Tadi malam (Sabtu), Naya masih ku lihat bermain sama kawannya. Cuma jam berapa dia pulang aku tak tahu,” tambah Yadi.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/