30 C
Medan
Friday, May 17, 2024

Diduga, Jabatan Direksi ‘Dibandrol’ Rp3M

AMINOER RASYID/SUMUT POS PDAM: Kantor Perusahaan Air Minum Daerah (PDAM) Tirtanadi Jalan Sisinga-mangaraja Medan.
AMINOER RASYID/SUMUT POS
PDAM:
Kantor Perusahaan Air Minum Daerah (PDAM) Tirtanadi Jalan Sisinga-mangaraja Medan.

SUMUTPOS.CO- Adanya rumor tentang calon direksi PDAM Tirtanadi ‘titipan’ dari pejabat atau mantan pejabat di kalangan Pemprov Sumut, berhembus kencang. Ditambah lagi adanya kabar yang menyebutkan, calon direksi yang tak mampu menyampaikan visi dan misnya secara gamblang malah lolos dalam 16 nama yang akan diuji tim independen dari USU.

Menurut informasi yang diperoleh Sumut Pos dari internal PDAM Tirtanadi, Selasa (10/2) malam lalu, saat penyampaian visi dan misi calon direksi beberapa hari lalu, ada dua orang calon direksi berinisial IMD dan RTS yang penyampaian visi dan misinya amburadul. Bahkan, seorang anggota Dewan Pengawas (Dewas) saking kesalnya meminta yang bersangkutan untuk tidak melanjutkan penyampaian visi misinya. Tetapi cukup menceritakan pengalamannya selama bekerja di PDAM.

“Namun ternyata yang bersangkutan lolos dan masuk dalam 16 orang yang akan diuji tim independen,” beber sumber di internal PDAM Tirtanadi kepada Sumut Pos.

Selain itu, lanjut sumber, calon direksi berinisial IMD menurut beberapa pegawai di lingkungan PDAM Tirtanadi, juga jarang masuk kantor dan tidak pernah mengikuti rapat internal. Namun direksi PDAM Tirtanadi tidak berani menegurnya karena yang bersangkutan mempunyai kedekatan dengan salah seorang anggota Dewas.

“Melihat kualitas kedua orang tersebut, dalam penguasaan dan penyampaian materi visi misi di hadapan dewan pengawas, serta kinerjanya selama menduduki jabatan di PDAM Tirtanadi, sangatlah tidak masuk akal apabila kedua orang itu bisa lolos,” ungkapnya.

Malahan beber sumber itu, calon direksi yang punya visi misi jelas, dalam tahap seleksi penyampaian visi misi yang berlangsung tiga hari (22, 23 dan 26 Januari 2015) lalu, tidak lolos seleksi. “Hal inilah yang menimbulkan tanda tanya di kalangan pegawai dan publik, serta menimbulkan keraguan akan terpilihnya calon direksi yang kompeten dan kapabel melalui proses seleksi ini,” katanya.

Sumber menambahkan, selain itu ada pula indikasi bahwa beberapa calon direksi yang lolos dalam seleksi mempunyai hubungan keluarga dengan Anggota Dewan Pengawas. Dan juga salah seorang calon direksi yang lolos saat ini hanya menjabat sebagai Kepala Cabang, namun pernah menjabat sebagai Direktur PDAM lain. Sementara salah satu persyaratan untuk kalangan internal, adalah pernah menjabat sebagai Kepala Divisi/Staf Ahli atau yang setara.

“Apakah kemudian jabatan direktur di PDAM lain pada waktu lampau dianggap setara dengan Kepala Divisi/ Staf Ahli di PDAM Tirtanadi saat ini? Dan kalau yang bersangkutan melamar sebagai calon direksi dari ekternal maka seharusnya yang bersangkutan harus mengundurkan diri dari PDAM Tirtanadi dan pengalaman kerjanya mengelola PDAM minimal 15 tahun,” beber sumber lagi.

“Patut dipertanyakan pernyataan salah seorang anggota Dewan Pengawas di beberapa media beberapa waktu yang lalu yang mengatakan, mereka (Dewan Pengawas) mendapatkan tekanan dalam proses seleksi ini. Yang jadi pertanyaan, tekanan apa yang dimaksud? Dan dari siapa? Apakah tekanan untuk memenangkan seseorang atau apa?” timpal sumber lainnya.

Dari semua kejanggalan yang terjadi selama pelaksanaan proses seleksi calon direksi PDAM Tirtanadi, sebut sumber ini, yang dilakukan Dewas ditambah dengan rumor bahwa jabatan Direksi PDAM Tirtanadi dibandrol dengan harga yang fantastis sekitar Rp3 miliar. Ia menyatakan, publik sangat pesimis proses seleksi ini melahirkan Direksi PDAM Tirtanadi yang kompeten dan kapabel.

“Untuk itu, publik sangat berharap agar tim independen dapat bekerja secara profesional dalam melakukan fit and proper test, kepada calon direksi yang lulus seleksi dewan pengawas. Gubernur sebagai pemilik BUMD juga harus bijaksana dalam menentukan Direksi PDAM Tirtanadi, karena kalau tidak maka pelayanan PDAM Tirtanadi akan semakin amburadul dan masyarakat akan semakin menderita,” pungkasnya.

Menanggapi hal itu, anggota Dewas PDAM Tirtanadi, Ahmad Taufan Damanik mengaku, tudingan tersebut tidak benar. Taufan justru menanyakan informasi tersebut dari mana.

“Nggak ada kejadian seperti itu. Info itu ngarang,” katanya kepada Sumut Pos, Rabu (11/2).

Menurutnya, semua diskusi yang mereka lakukan dalam tahapan penyampaian visi misi itu dilakukan secara serius. “Jadi tidak ada insiden kayak begitu. Semua diskusi kita serius, tanya saja kepada semua peserta. Keduanya sangat sopan, presentasinya jelas, pengalamannya bagus,” tukasnya.

Begitupun dengan informasi adanya calon direksi yang dibackup salah satu Dewas PDAM, meskipun yang bersangkutan jarang datang ke kantor. “Itu gak benar, ujian kepada keduanya berjalan baik, tidak ada insiden apapun,” pungkas Taufan. (prn/adz)

AMINOER RASYID/SUMUT POS PDAM: Kantor Perusahaan Air Minum Daerah (PDAM) Tirtanadi Jalan Sisinga-mangaraja Medan.
AMINOER RASYID/SUMUT POS
PDAM:
Kantor Perusahaan Air Minum Daerah (PDAM) Tirtanadi Jalan Sisinga-mangaraja Medan.

SUMUTPOS.CO- Adanya rumor tentang calon direksi PDAM Tirtanadi ‘titipan’ dari pejabat atau mantan pejabat di kalangan Pemprov Sumut, berhembus kencang. Ditambah lagi adanya kabar yang menyebutkan, calon direksi yang tak mampu menyampaikan visi dan misnya secara gamblang malah lolos dalam 16 nama yang akan diuji tim independen dari USU.

Menurut informasi yang diperoleh Sumut Pos dari internal PDAM Tirtanadi, Selasa (10/2) malam lalu, saat penyampaian visi dan misi calon direksi beberapa hari lalu, ada dua orang calon direksi berinisial IMD dan RTS yang penyampaian visi dan misinya amburadul. Bahkan, seorang anggota Dewan Pengawas (Dewas) saking kesalnya meminta yang bersangkutan untuk tidak melanjutkan penyampaian visi misinya. Tetapi cukup menceritakan pengalamannya selama bekerja di PDAM.

“Namun ternyata yang bersangkutan lolos dan masuk dalam 16 orang yang akan diuji tim independen,” beber sumber di internal PDAM Tirtanadi kepada Sumut Pos.

Selain itu, lanjut sumber, calon direksi berinisial IMD menurut beberapa pegawai di lingkungan PDAM Tirtanadi, juga jarang masuk kantor dan tidak pernah mengikuti rapat internal. Namun direksi PDAM Tirtanadi tidak berani menegurnya karena yang bersangkutan mempunyai kedekatan dengan salah seorang anggota Dewas.

“Melihat kualitas kedua orang tersebut, dalam penguasaan dan penyampaian materi visi misi di hadapan dewan pengawas, serta kinerjanya selama menduduki jabatan di PDAM Tirtanadi, sangatlah tidak masuk akal apabila kedua orang itu bisa lolos,” ungkapnya.

Malahan beber sumber itu, calon direksi yang punya visi misi jelas, dalam tahap seleksi penyampaian visi misi yang berlangsung tiga hari (22, 23 dan 26 Januari 2015) lalu, tidak lolos seleksi. “Hal inilah yang menimbulkan tanda tanya di kalangan pegawai dan publik, serta menimbulkan keraguan akan terpilihnya calon direksi yang kompeten dan kapabel melalui proses seleksi ini,” katanya.

Sumber menambahkan, selain itu ada pula indikasi bahwa beberapa calon direksi yang lolos dalam seleksi mempunyai hubungan keluarga dengan Anggota Dewan Pengawas. Dan juga salah seorang calon direksi yang lolos saat ini hanya menjabat sebagai Kepala Cabang, namun pernah menjabat sebagai Direktur PDAM lain. Sementara salah satu persyaratan untuk kalangan internal, adalah pernah menjabat sebagai Kepala Divisi/Staf Ahli atau yang setara.

“Apakah kemudian jabatan direktur di PDAM lain pada waktu lampau dianggap setara dengan Kepala Divisi/ Staf Ahli di PDAM Tirtanadi saat ini? Dan kalau yang bersangkutan melamar sebagai calon direksi dari ekternal maka seharusnya yang bersangkutan harus mengundurkan diri dari PDAM Tirtanadi dan pengalaman kerjanya mengelola PDAM minimal 15 tahun,” beber sumber lagi.

“Patut dipertanyakan pernyataan salah seorang anggota Dewan Pengawas di beberapa media beberapa waktu yang lalu yang mengatakan, mereka (Dewan Pengawas) mendapatkan tekanan dalam proses seleksi ini. Yang jadi pertanyaan, tekanan apa yang dimaksud? Dan dari siapa? Apakah tekanan untuk memenangkan seseorang atau apa?” timpal sumber lainnya.

Dari semua kejanggalan yang terjadi selama pelaksanaan proses seleksi calon direksi PDAM Tirtanadi, sebut sumber ini, yang dilakukan Dewas ditambah dengan rumor bahwa jabatan Direksi PDAM Tirtanadi dibandrol dengan harga yang fantastis sekitar Rp3 miliar. Ia menyatakan, publik sangat pesimis proses seleksi ini melahirkan Direksi PDAM Tirtanadi yang kompeten dan kapabel.

“Untuk itu, publik sangat berharap agar tim independen dapat bekerja secara profesional dalam melakukan fit and proper test, kepada calon direksi yang lulus seleksi dewan pengawas. Gubernur sebagai pemilik BUMD juga harus bijaksana dalam menentukan Direksi PDAM Tirtanadi, karena kalau tidak maka pelayanan PDAM Tirtanadi akan semakin amburadul dan masyarakat akan semakin menderita,” pungkasnya.

Menanggapi hal itu, anggota Dewas PDAM Tirtanadi, Ahmad Taufan Damanik mengaku, tudingan tersebut tidak benar. Taufan justru menanyakan informasi tersebut dari mana.

“Nggak ada kejadian seperti itu. Info itu ngarang,” katanya kepada Sumut Pos, Rabu (11/2).

Menurutnya, semua diskusi yang mereka lakukan dalam tahapan penyampaian visi misi itu dilakukan secara serius. “Jadi tidak ada insiden kayak begitu. Semua diskusi kita serius, tanya saja kepada semua peserta. Keduanya sangat sopan, presentasinya jelas, pengalamannya bagus,” tukasnya.

Begitupun dengan informasi adanya calon direksi yang dibackup salah satu Dewas PDAM, meskipun yang bersangkutan jarang datang ke kantor. “Itu gak benar, ujian kepada keduanya berjalan baik, tidak ada insiden apapun,” pungkas Taufan. (prn/adz)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/